Anda di halaman 1dari 49

KELAINAN PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN GIGI
Drg muda Catra Hiskia Efraim
Lengkey, S.KG
KELAINAN JUMLAH GIGI
ANODONSIA
Anodonsia total:
absennya 1 set gigi secara kongenital.
Ciri: absennya seluruh gigi sulung dan
permanen, sangat jarang terjadi.
Paling sering dihubungkan dgn deformasi
kongenital secara umum, melibatkan
perkembangan ektoderm atau lapisan benih
gigi paling luar yg tdk normal.
Anodonsia sebagian:
Absen gigi kongenital, melibatkan 1 atau 2 gigi
dlm gigi geligi.
Walau tdk herediter, kecenderungan kehilangan
gigi yg sama terjadi dalam satu keluarga.
Perlu pemeriksaan radiografi gigi absen/gigi yg
impaksi/tdk erupsi.
Gigi paling sering absen: M3, I2, P2
GIGI SUPERNUMERARI
Gigi yg merupakan kelebihan dari jumlah
normal pada setiap regio/kuadran.
Terjadi pada 0,3-3,8% dari populasi.
Paling sering terjadi di rahang atas (90% kasus).
Paling sering pada area insisif atas atau regio
M3 atas.
Lokasi lain: premolar rahang bawah.
KELAINAN BENTUK & UKURAN GIGI
GEMINASI ( GIGI KEMBAR)
Terjadi akibat pemisahan (kembarnya) sebuah
gigi.
Krn pembelahan gigi tdk sempurna, mahkota yg
kembar tampak dobel lebarnya dibanding gigi
tunggal dan kemungkinan bertakik.
Gigi geminasi umumnya mempunyai akar
tunggal dan 1 saluran pulpa.
FUSI
Penyatuan 2 benih gigi yg berdekatan, selalu
melibatkan dentin.
Secara klinis terlihat serupa dgn geminasi krn gigi
yg berfusi punya 1 mahkota yg lebarnya tampak
dobel.
Cara bedakan fusi dan geminasi:
Gigi fusi memiliki masing masing akar dgn ruang
pulpa yg terpisah.
Hitung gigi dlm lengkung rahang, jika gigi fusi
dihitung 2, jumlah total gigi pada lengkung rahang
normal.
Lebih sering pd insisif bawah.
Disebabkan krn tekanan selama perkembangan akar
di dekatnya.
Umumnya berfusi dgn gigi supernumerari.
INSISIF LATERAL PEG SHAPED
Paling sering terjadi di regio anterior gigi geligi
permanen.
Gigi berbentuk konus, melebar ke arah servikal
dan meruncing ke arah insisal membentuk
ujung yg tumpul.
INSISIF HUTCHINSON & MOLAR
MULBERRY
Terjadi ketika ibu yg terinfeksi sifilis
menularkannya pada bayinya perkembangan
gigi sulung & permanen anak tsb menjadi tdk
normal.
Hutchinson insisif: insisif atas & bawah
berbentuk obeng, lebar di servikal dan sempit di
insisal, dgn tepi insisal bertakik.
Molar mulberry: anatomi oklusal M1 berasal
dari beberapa tuberkel dgn cusp yg tdk
berkembang terlihat mirip buah beri pd
permukaan oklusal.
ENAMEL PEARL
Nodulus yg kecil bulat pada enamel dgn
dukungan sedikit dentin.
Paling sering ditemukan di distal gigi M3 &
dekat furkasi akar bukal gigi molar.
TAURODONSIA
Disebut juga gigi sapi tau prisma, memiliki
kamar pulpa yg sangat panjang tnp penyempitan
di dekat CEJ.
Hanya terjadi pada gigi permanen.
Disebabkan krn dislokalisasi jaringan
terkalsifikasi dan trjd pd gigi geligi yg mendapat
beban besar.
DILASERASI
Pembengkokan yg parah atau distorsi angular
dari akar gigi.
Penyebab: hasil cedera traumatik atau ruang yg
kurang utk perkembangan gigi (sering trjd pd
M3).
Sering terlihat pada gigi dgn akar tambahan.
DENS IN DENTE (GIGI DLM GIGI)
Anomali perkembangan yg disebabkan oleh
invaginasi organ enamel ke dalam mahkota gigi.
Paling sering pd I2 atas, biasanya juga pada I1
dan insisif bawah.
CONCRESCENCE
Melibatkan fusi superfisial atau pertumbuhan
bersama hanya dari sementum dua akar gigi yg
berdekatan.
Tidak sama dgn fusi, gigi ini biasanya bergabung
stlh erupsi ke rongga mulut krn kedekatan akar
dan deposisi sementum yg banyak.
Paling sering pada regio molar atas.
AKAR KERDIL
Mahkota berukuran normal dgn akar abnormal
(kerdil/pendek).
HIPERSEMENTOSIS
Pembentukan sementum yg berlebihan di
sekitar akar gigi setelah gigi erupsi.
Disebabkan trauma, disfungsi metabolisme, atau
peradangan periapeks.
ACCESSORY ROOT
Biasanya terjadi pada gigi yg akarnya terbentuk
setelah erupsi.
Disebabkan karena trauma, disfungsi
metabolisme, atau tekanan.
Sering terjadi pada M3, gigi lain: kaninus dan
premolar bawah.
KELAINAN ERUPSI GIGI
GIGI TIDAK ERUPSI (IMPAKSI)
Gigi tdk erupsi: gigi yang gagal erupsi ke rongga
mulut karena kurangnya kekuatan untuk erupsi.
Gigi impaksi: gigi yg gagal erupsi karena
obstruksi mekanis dan penurunan ukuran
rahang sehingga tidak terdapat ruang yg cukup.
Gigi yg paling sering impaksi: M3 atas dan
bawah, kaninus atas.
GIGI TRANSPOSISI (SALAH LETAK)
Benih gigi yg tidak pada tempatnya sehingga gigi
muncul/erupsi pada lokasi yg bukan seharusnya.
Paling sering terjadi pada gigi kaninus atas
(transposisi ke regio insisif lateral) dan kaninus
bawah.
ROTASI GIGI
Anomali yg jarang terjadi.
Paling sering pada gigi P2 atas, kadang kadang
pada insisif atas, P1 atau P2 bawah.
Dapat rotasi pada sumbunya sebesar 180.
ANKILOSIS
Terjadi diawali oleh infeksi atau trauma pada
ligamen periodontium, mengakibatkan
hilangnya ruang ligamen perioontium sehingga
akar gigi benar benar berfusi dgn tulang
alveolar.
KELAINAN WARNA GIGI
AMELOGENESIS IMPERFEKTA
Kelainan herediter yang mempengaruhi
pembentukan enamel baik pada gigi sulung
maupun permanen.
Amelogenesis ameloblas/sel pembentuk
enamel; imperfekta tidak sempurna.
Kekurangan enamel sebagian atau seluruh
menyebabkan warna mahkota kuning sampai
coklat, rentan terhadap karies jarang terjadi.
FLUOROSIS
Kondisi yg disebabkan selama pembentukan
enamel, karena konsumsi senyawa fluoride
berkonsentrasi tinggi dalam air minum melebihi
konsentrasi yg dianjurkan utk kontrol karies
gigi.
Mahkota berubah warna dari putih ke kuning
atau coklat mottled enamel.
Semua gigi permanen dpt terkena tergantung
lamanya konsumsi fluoride konsentrasi tinggi.
Resisten terhadap karies.
HIGH FEVER
Email berceruk pada gigi permanen disebabkan
karena demam tinggi pd masa awal anak anak
akibat penyakit (campak).
HIPOPLASIA FOKAL
Perkembangan enamel yg tidak sempurna,
terlihat seperti spot perubahan warna
terlokalisasi atau area deformitas pada gigi.
Disebabkan trauma, infeksi lokal dari gigi
sulung di dekatnya yg mengalami abses, atau
beberapa gangguan lain dlm maturasi enamel.
DENTINOGENESIS IMPERFEKTA
(hereditary opalescent dentin)
Kelainan herediter yg mempengaruhi
pembentukan dentin pada gigi geligi sulung
maupun permanen.
Terlihat brwarna abu-abu biru muda sampai
kuning, agak opalesen, tidak estetik.
Gigi ini lemah karena kurangnya dukungan
dentin sehingga rentan terhadap atrisi.
PEWARNAAN TETRASIKLIN
Konsumsi antibiotik tetrasiklin oleh wanita
hamil, bayi, atau anak selama waktu
pembentukan dan kalsifikasi gigi akan
mempengaruhi dentin yg sedang berkembang.
Terjadi perubahan warna gigi, bergantung pada
dosis obat, jadi kuning atau coklat-kelabu.
Pewarnaan dpt terjadi menyeluruh atau hanya
pada beberapa gigi.

Anda mungkin juga menyukai