Anda di halaman 1dari 45

Oleh : Niken Suciningrum

( 15710329 )

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GRESIK
2017
KORNEA
Histologi Kornea
KERATITIS
Keratitis adalah peradangan pada kornea yang ditandai
dengan adanya infiltrasi sel radang dan edema kornea pada
lapisan kornea manapun yang dapat bersifat akut atau
kronis yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
bakteri, jamur, virus atau karena alergi.
Faktor Risiko
Patofisiologi
Klasifikasi Keratitis
Keratitis Interstitial
Keratitis Superfisialis
Keratitis Bedasarkan Etiologi
Keratitis Jamur
Banyak dijumpai pada pekerja pertanian dan
pengguna obat kortikosteroid dalam
pengobatan mata.

Kebanyakan jamur disebabkan oleh candida,


fusarium, aspergilus, dan curvularia.

Pada mata akan terlihat blefarospasme pada


satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat atau
ulkus yang memanjang, dangkal unilateral
dapat tunggal atau multipel, sering disertai
neovaskularisasi dari arah limbus.
Keratitis Virus
Keratitis Herpes Simpleks
Ulkus Dendritik
Keratitis herpes zoster

Bila Virus herpes zoster memberikan infeksi pada ganglion Gaseri


saraf trigeminus cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala
herpes zoster pada mata.

Gejala : rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa
hangat. Penglihatan berkurang dan merah. Pada kelopak akan
terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea. Vesikel tersebar sesuai
dengan dermatom yang dipersarafi sarat trigeminus yang dapat
progresif dengan terbentuknya jaringan parut. Daerah yang
terkena tidak melewati garis meridian.
Keratitis Alergi
Keratokonjungtivitis flikten
Mata akan memberikan gejala lakrimasi dan fotofobia disertai rasa
sakit, dengan ditemukannya infiltrat dan neovaskularisasi pada
kornea. Gambaran karakteristiknya adalah terbentuknya papul atau
pustula pada kornea ataupun konjungtiva.

Pada mata terdapat flikten pada kornea berupa benjolan berbatas


tegas berwarna putih keabuan, dengan atau tanpa neovaskularisasi
yang menuju ke arah benjolan tersebut
Keratitis menurut bentuk klinisnya
Keratokonjungtivitis Flikten
Keratokonjungtivitis Sika
Keratitis Neuroparalitik
Keratitis Keratitis Numularis
ULKUS KORNEA
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian
permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea. Insiden 5,3 juta per 100.000 penduduk
di Indonesia.
Ulkus Kornea Infeksi
1. Ulkus Kornea Bakterialis
ii. Ulkus Kornea Jamur
iii. Ulkus Kornea Virus
iv. Ulkus Kornea Acanthamoeba
Ulkus Kornea Non-Infeksi
Ulkus dan Infiltrat Marginal
bersifat jinak namun sangat nyeri.
Timbulnya sekunder akibat
konjungtivitis bakteri akut atau kronik.
Ulkus timbul akibat sensitisasi
terhadap produk bakteri; antibodi dari
pembuluh limbus bereaksi dengan
antigen yang berdifusi melalui epitel
kornea.
Infiltrat dan ulkus marginal awalnya
berupa infiltrat linier atau lonjong,
terpisah dari limbus oleh interval
lucid, dan pada akhirnya menjadi
ulkus serta mengalami vaskularisasi.
Ulkus Mooren
Penyebab ulkus Mooren belum diketahui, tetapi diduga
autoimun.
Ulkus ini termasuk ulkus marginal; 60-80% kasusnya
unilateral dan ditandai dengan penggalian limbus dan
kornea perifer, yang nyeri dan progresif, dan sering
berakibat kehilangan mata.
Ulkus Kornea Akibat Defisiensi Vitamin A
Ulkus kornea yang khas pada avitaminosis A terletak di
sentral dan bilateral, berwarna kelabu dan indolen,
disertai kehilangan kilau kornea disekitarnya. Kornea
melunak dan nekroti (karenanya disebut
keratomalasia), dan sering timbul perforasi. Epitel
konjungtiva mengalami keratinisasi, yang tampak
sebagai bercak Bitot.
Diagnosis

Pem. Visus
Pem. Reflek
fundus
Slit lamp
Kultur
Biopsi kornea
Uji sensibilitas
kornea
Uji fluoresensi
Penatalaksanaan
Tabel 1 : Pengobatan keratitis bakteri, jamur, dan
acanthamoeba
Tabel : Konsentrasi obat dan dosis untuk pengobatan
keratitis bakteri dan jamur
Terapi Keratitis Virus
Keratitis Herpes Simpleks
Debridement
Terapi obat
Agen antiviral topikal yang dipakai pada keratitis herpes
adalah idoxuridine, trifluridine, vidarabine, dan acyclovir.
Dosis acyclovir adalah 200 mg 5 x perhari selama 5-7 hari.
Pada pasien immuno-compromised atau pasien dengan
gangguan absorpsi usus, dosis dapat ditingkatkan menjadi
400 mg.
Terapi bedah
Keratoplasti penetrans mungkin diindikasikan untuk
merehabilitasi penglihatan pasien dengan parut kornea berat;
tindakan ini hendaknya dilakukan beberapa bulan setelah
penyakit herpesnya non-aktif.
Pengendalian mekanisme pemicu yang mereaktivasi infeksi
HSV.
Keratitis Herpes Zoster
Dosis oral acyclovir 800 mg 5 x sehari selama 10-14 hari;
valacyclovir, 1 gr 3 x sehari selama 7-10 hari; famciclovir,
500 mg per 8 jam selama 7-10 hari.
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Identitas Pasien
Nama : Tn. SA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Chaniago
Alamat : Pandan
Rawat Jalan Poliklinik : Selasa, 01 Desember 2015
Keluhan Utama
Seorang pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Solok,
Selasa, 01 Desember 2015 pukul 11.30 WIB, dengan
keluhan pada mata kiri merah,berair, dan penglihatan
menjadi kabur sejak 2 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Mata kiri merah, berair, dan penglihatan menjadi kabur minggu
yang lalu.
Pada mata kiri, nyeri (-), silau (+),gatal (-),terasa
mengganjal/kelilipan (-), dan demam (-)
Pasien riwayat bekerja yang berhubungan dengan menyetir
mobil, dimana saat bekerja keluhan terasa lebih parah. Keluhan
akan menurun saat pasien tidur dan istirahat dirumah.
Pasien mencoba menggunakan obat tetes mata yang dibeli
sendiri, yaitu obat tetes mata keluaran cendo dengan tempat dan
tutup berwarna putih. Obat digunakan 2 x 1 tetes per hari.
Awalnya terasa lebih nyaman, namun kemudian keluhan kembali
terasa dan tetap menetap.
Riwayat trauma pada mata kiri (-)

Riwayat penggunaan kontak lensa (-) dan kacamata (-)

Riwayat penggunaan obat kortikosteroid topikal (-) dan sistemik


(-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sering mengalami keluhan/penyakit seperti ini
sebelumnya. Keluhan timbul berulang-ulang, tetapi keluhan yang
sekarang terasa lebih berat dan menetap lebih lama.
Riwayat batuk-batuk lama (-) dan penyakit kulit melepuh (-)

Riwayat alergi makanan seafood (+), berupa bengkak-bengkak


pada bibir dan gatal-gatal.
Riwayat asma bronkial (-)

Riwayat hipertensi, diabetes melitus, dan hiperkolesterol


disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Composmentis cooperative
Pemeriksaan Oftalmologikus
Gambar : Hasil pemeriksaan slit lamp oculo sinistra
Diagnosis Kerja
Keratitis herpes simpleks rekuren oculo sinistra

Diagnosis Banding
Keratitis neurotropik

Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan refleks fundus
Pemeriksaan refleks kornea
Slit lamp
Pemulasan fluorescein
Kerokan lesi epitel kornea
Kultur virus
Polymerase chain reaction (PCR)
Penatalaksanaan

Nonfarmakoterapi :
Hindari pemicu keratitis herpes simpleks rekuren yang
umum, seperti demam, pajanan berlebihan UV, trauma,
serta obat-obatan imunosupresi lokal dan sistemik.
Menjaga kebersihan mata dan hindari menggosok-gosok
mata yang sakit.
Farmakoterapi :
Hervis salep mata 3,5 gr 4 x sehari

Gentamicin tetes mata 0,3 % 4 x sehari

Acyclovir 200 mg 5 x sehari selama 5-7 hari


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan, didapatkan
adanya gejala dan tanda peradangan pada kornea.
Gambaran lesi ulkus dendritik pada kornea khas
menunjukkan keratitis akibat virus herpes simpleks.
Keluhan yang berulang menandakan bentuk rekurensi.

Anda mungkin juga menyukai