Anda di halaman 1dari 45

Buddy Dayono 11111055

Anestesi Hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh yang


bersifat sementara dengan menghambat impuls
Regional syaraf sensorik.

Blok sentral Blok spinal, epidural, kaudal

Blok pleksus brakialis, aksiler,


Blok perifer analgesia regional intravena
Vertebra
MEDULA SPINALIS
Berada dalam kanalis spinalis dikelilingi oleh cairan
serebrospinalis, dibungkus meningen (duramater,
lemak, dan pleksus venosus).
Pada dewasa berakhir setinggi L1, pada anak L2 dan
pada bayi L3 dan sakus duralis berakhir setinggi S2.
Cairan serebrospinalis
Cairan serebrospinalis merupakan ultrafiltrasi dari
plasma yang berasal dari pleksus arteria koroidalis
yang terletak di ventrikel 34 dan lateral.
Cairan ini jernih tak berwarna mengisi ruang
subarachnoid dengan jumlah total 100-150 ml,
sedangkan yang di punggung sekitar 25-45 ml.
KETINGGIAN SEGMEN ANATOMIK
C3 C4 klavikula
T2 ruang intercostal kedua
T4 T5 garis papilla mammae
T7 T9 arkus subkostalis
T10 umbilikus
L1 daerah inguinal
S1 S4 perineum
Ketinggian segmental refleks spinal
T7 T8 epigastrik
T9 T12 abdominal
L1 L2 kremaster
L3 L4 lutut
S1 S2 plantar, pergelangan kaki
S4 S5 sfingter ani, refleks kejut
DERMATOM
SARAF
VASKULARISASI
Medula spinalis diperdarahi oleh :
arteri spinalis anterior
arteri spinalis posterior
Untuk mencapai cairan serebrospinal, maka
jarum suntik akan menembus
Posisi Pasien
Sitting position Lateral decubitus
Posisi Pasien
Buies (Jackknife) position
1. Anestesi Spinal
Pemberian obat anestesi lokal ke dalam ruang
subarachnoid. Teknik anestesi spinal sederhana,
cukup efektif dan mudah dikerjakan.

Indikasi:
Bedah ekstremitas bawah
Bedah panggul
Tindakan sekitar rektum-perineum,
Bedah obestetri ginekologi,
Bedah abdomen bawah, dan lumbal.
Kontraindikasi absolut
Pasien menolak
Infeksi kulit di sekitar tempat penyuntikan
Bakteriemi
Hipovolemi berat (syok)
Koagulopati
Peningkatan tekanan intrakranial
Fasilitas resusitasi minim
Sepsis
Kontraindikasi relatif
Infeksi sistemik
Infeksi sekitar tempat suntikan
Kelainan neurologis
Kelainan psikis
Nyeri punggung kronis
Persiapan pasien
1. informed consent
2. pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan laboratorium
Hb, Ht, PT, PTT
premedikasi: benzodiazepine oral atau IM sebagai
sedatif, opioid atau kombinasi opioid-anxiolitik
secara IM.
Peralatan dan keamanan
Monitoring, termasuk EKG, tekanan darah, dan pulse
oximetry
Jarum spinal
Setelah di monitor, pasien diposisikan siap untuk
anestesi
Menentukan tempat tusukan
Sterilkan tempat tusukan dengan povidone iodine
atau alkohol.
Beri anestetik lokal pada tempat tusukan.
Anestesi lokal untuk analgesia spinal
Isobarik : BJ anestetik lokal = CSS
Hiperbarik : BJ anestetik lokal > CSS
Hipobarik : BJ anestetik lokal < CSS
Penyebaran anestesi lokal tergantung:
Faktor utama
Berat Jenis Anestetik Lokal (Barisitas)
Posisi Pasien (kecuali isobarik)
Dosis dan Volume anestetik lokal (kecuali isobarik)
Faktor Tambahan
Ketinggian Suntikan
Kecepatan Suntikan
Ukuran Jarum
Keadaan Fisik Pasien
Tekanan Intraabdominal
Lama Kerja Anestetik Lokal tergantung:
Jenis anestesi lokal
Besarnya dosis
Ada tidaknya vasokonstriktor
Besarnya penyebaran anestetik lokal
Komplikasi tindakan
Hipotensi berat

Bradikardi dapat terjadi tanpa disertai hipotensi


atau hipoksia, terjadi akibat blok sampai T2.
Hipoventilasi akibat paralisis saraf phrenicus atau
hipoperfusi pusat kendali nafas.
Trauma Pembuluh Darah

Trauma Saraf

Mual Muntah

Gangguan Pendengaran

Blok Spinal Tinggi atau Spinal Total


Komplikasi pasca tindakan
Nyeri tempat suntikan
Nyeri punggung
Nyeri kepala karena kebocoran likuor
Retensio urin
Meningitis
2. Anestesi Epidural
Blokade saraf dengan menempatkan obat di ruang
epidural.
Obat anestetik di lokal diruang epidural bekerja
langsung pada akar saraf spinal yang terletak dilateral.
Awal kerja anestesi epidural lebih lambat dibanding
anestesi spinal, sedangkan kualitas blockade sensorik-
motorik juga lebih lemah.
Indikasi:
Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca bedah
Tatalaksana nyeri saat persalinan
Penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya
tidak banyak perdarahan
Tambahan pada anestesi umum ringan karena
penyakit tertentu pasien.
Teknik Anestetik Epidural
Posisi pasien saat tusukan seperti pada analgesia
spinal.
Tusukan jarum epidural biasanya dilakukan pada
ketinggian L3-4.
Jarum yang digunakan, yaitu:
Uji Dosis
Uji dosis anestetik lokal untuk epidural dosis tunggal
dilakukan setelah ujung jarum diyakini berada dalam
ruang epidural dan untuk dosis berulang (kontinyu)
melalui kateter. Masukkan anestetik lokal 3 ml yang
sudah bercampur adrenalin 1: 200.000.
perhatikan beberapa hal berikut ini :
Tak ada efek setelah beberapa menit, kemungkinan
besar letak jarum sudah benar.
Terjadi blokade spinal, menunjukkan obat sudah
masuk ke ruang subarakhnoid karena terlalu dalam.
Terjadi peningkatan laju nadi sampai 20-30%,
kemungkinan obat masuk vena epidural.
Cara Penyuntikan
Setelah diyakini posisi jarum atau kateter benar,
suntikan anestesi lokal secara bertahap setiap 3-5
menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis total.
Suntikan terlalu cepat menyebabkan tekanan dalam
ruang epidural mendadak tinggi, sehingga
menimbulkan peninggian tekanan intrakranial, nyeri
kepala, dan gangguan sirkulasi pembuluh darah
epidural.
Uji Keberhasilan Epidural
Keberhasilan anelgesia epidural bergantung pada :
Tentang blok simpatis diketahui dari perubahan suhu.
Tentang blok sensorik dari uji tusuk jarum.
Tentang blok motorik dari skala Bromage.
3. ANESTESI KAUDAL
Anastesi kaudal merupakan anestesi epidural dari kauda
equina yang diakses canalis sakrum melalui hiatus
sakrum.
Efek dari kaudal anastesi mempengaruhi persarafan
sakral dan lumbar
Anastesi ini akan mengenai saraf motorik (ekstrimitas
bawah), sensorik ( subumbilikal), dan persarafan
otonom pada bladder dan anorektal.
Indikasi
Pembedahan pada bagian perineum, anus, rektum,
bedah uretra, hemoroidektomi dan histerektomi
vaginal.
Menghilangkan rasa sakit dalam persalinan
Manajemen rasa nyeri pada beberapa keadaan yaitu;
trauma pada ekstrimitas bawah dan manajemen
postoperatif.
Kontraindikasi pada kaudal anestesia berkaitan
dengan kelainan organ terkait pada proses
pelaksanaan anastesi: Malformasi sakrum
(myelomeningocele, spina bifida terbuka), meningitis
dan hipertensi intrakranial
Teknik Anesteti Kaudal
a. Posisi Pasien
Posisi lateral memiliki efikasi yang baik karena
mempermudah akses pada jalan napas bila pasien sedang
berada dalam efek sedasi yang berat.
b. Teknik Anestesi
Jarum berukuran 1,5 inci dengan anestesi lokal
diinfiltrasikan pada kulit diatas hiatus sakral saat akses
anastesi, ujung jarum berada dibawah S2 untuk
menghindari robekan pada duramater.
4. ANESTESI REGIONAL INTRAVENA
Analgesia regional intravena (bier block), dapat
dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 45 menit pada
lengan atau tungkai, biasanya hanya dikerjakan untuk
orang dewasa dan pada lengan.
Prosedur Regional Anestesi Intravena
Pasang kateter vena pada kedua punggung tangan
Eksanguinasi (mengurangi darah) pada sisi lengan yang akan dibedah
dengan menaikkan lengan dan peraslah lengan secara manual atau
dengan bantuan perban elastic (eshmark bandage) dari distal ke
proksimal
Pasang pengukur tekanan darah pada lengan atas dikembangkan
dahulu sampai 100mmHg diatas tekanan sistolik
Suntikkan lidokain atau prilokain 0,5% 0,6 ml/kg melalui kateter
dipunggung tangan. Analgesia tercapai dalam waktu 5-15 menit dan
pembedahan dapat dimulai.
Setelah 20-30 menit atau jika pasien merasa nyeri pada torniket,
kembangkan manset distal dan kempiskan manset proksimal.
Setelah pembedahan selesai, deflasi manset dilakukan secara bertahap.
5. INFILTRASI LOKAL
Injeksi obat anestesi lokal langsung ke tempat lesi, luka
atau insisi.
Dua pendekatan umum untuk anestesi kulit
dan jaringan subkutan:

Injeksi garis Efektif untuk ujung saraf


Volume >> untuk daerah yg luas
insisi
Agen anestesi sedikit
Field block Distorsi anatomi (-)
Kerusakan target insisi dpt dihindari
Infiltrasi insisi Field block
AGEN ANESTESI LOKAL
Agen Durasi-tanpa Durasi-dengan Dosis Maksimum- Dosis
Anestesi epinefrin epinefrin tanpa epinefrin Maksimum-
(menit) (menit) (mg/kg) dengan epinefrin
(mg/kg)

Golongan Ester

Prokain 15-30 30-90 7 8.5

Kloroprokain 30-60 40-70 11 14

Golongan Amida

Lidokain 60-120 90-180 4.5 7

Mepivakain 60-120 60-120 4.5 7

Bupivakain 180-360 300-480 3 3

Ropivakain 180-360 180-360 3 3


TOKSISITAS SISTEMIK

SSP sistem kardiovaskular

pusing, mati rasa sekitar mulut, dan blokade kanal natrium


sensasi rasa logam dalam otot jantung

defisit neurologis berat seperti disritmia ventrikel,


gelisah, eksitasi, dan disinhibisi, bradikardia, depresi
afasia, kejang, koma kontraktilitas miokard, dan
kolaps kardiovaskuler
INDIKASI
Penutupan Luka & Laserasi
Eksisi Lesi Superfisial
Prosedur Bedah Plastik
Operasi Mammae
Repair Hernia Inguinalis

Anda mungkin juga menyukai