Endo
Endo
Sarah
405120111
LO1
Vaskularisasi
Arteriae
a.pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis )
a.pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)
a.pancreatica magna dan a.pancretica caudalis dan inferior cabang
a.lienalis
Venae
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem
porta.
Anatomi
Ductus Pancreaticus
FISIOLOGI H.INSULIN
FISIOLOGI PANKREAS ENDOKRIN
Fisiologi
A. Eksokrin
Sel sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus
pankreas yang bermuara ke duodenum.
Fungsi mencerna 3 jenis makanan utama = karbohidrat, protein, dan lemak.
Sekresi ini juga mengandung sejumlah besar ion bikarbonat menetralkan asam
kimus dari lambung.
Enzim proteolitik disintesis di pankreas dalam bentuk tidak aktif berupa tripsinogen,
kimotripsinogen, dan prokarboksipolipeptidase aktif jika disekresikan di tractus
intestinal.
Tripsinogen diaktifkan oleh enzim enterokinase yang disekresi mukosa usus ketika kimus
berkontak dengan mukosa.
Kimotripsinogen dan prokarboksipolipeptidase diaktifkan oleh tripsin.
Fisiologi
A. Eksokrin
Enzim pankreas untuk mencerna karbohidrat amilase pankreas :
menghidrolisis serat, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat (kecuali
selulosa) untuk membentuk trisakaridan dan disakarida.
Enzim pencerna lemak
Lipase pankreas : menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan
monogliserida.
Kolesterol esterase : hidrolisis ester kolesterol.
Fosfolipase : memecah asam lemak dan fosfolipid.
Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans terdiri atas 4 sel:
sel , sel , sel , dan sel F.
Sekresi sel sel ini berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui pembuluh
darah.
3. (Somatostatin)
Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi
usus dan sekresi enzim pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target : Organ pencernaan
Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim
pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
BIOKIMIA H.INSULIN
RESEPTOR GLUKOSA
Mekanisme bagaimana glukosa oral
dapat merangsang sekresi insulin
GLUKOSA
DARAH
Fungsi utama
mempertahankan kadar nutrient dalam darah
meningkatkan kadar glukosa dalam darah
FISIOLOGI HORMON GLUKAGON
INTERAKSI KOMPLEMENTER
GLUKAGON & INSULIN
- + + -
Sel a Sel b Sel a Sel b
Glukosa darah
Glukosa darah
ke normal
ke normal
EFEK BERLAWANAN GLUKAGON DAN INSULIN PADA GLUKOSA
DARAH SELAMA PENYERAPAN MAKANAN TINGGI PROTEIN
Makanan tinggi
protein ( sedikit
karbohidrat)
Konsentrasi
Sel a
+ asam amino
darah + Sel b
Insulin Glukagon
Glukosa darah
tetap normal
KONTROL METABOLISME BAHAN BAKAR
OLEH HORMON
Hormon Efek metabolik utama Kontrol sekresi
Efek pada Efek pada Efek pada Efek pada Rangsangan Peran utama
penyerapan glukosa asam lemak asam amino protein otot utama untuk dalam
darah darah sekresi metabolisme
Insulin Glukagon
Menurunkan kadar glukosa Meningkatkan kadar
darah glukosa darah
pengangkutan glukosa ke glukoneogenesis
otot lipolisis
transfer asam amino ke sel Menghambat glikogenesis
glikolisis, glikogenesis dan
lipogenesis
Inhibisi glukoneogenesis
Inhibitor lipolisis
DIABETES MELLITUS
Definisi
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya
(American Diabetes Asosiation (ADA) 2005
DM TIPE 1
definisi
Kelainan sistemik yang diakibatkan oleh gangguan
metabolisme glukosa yang ditandai oleh
hiperglikemia kronik.
1. EDUKASI
Tujuan utama penyuluhan pada penyandang DM
tipe 1:
Mencapai penatalaksanaan mandiri yang efektif
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
Meningkatkan motivasi dan sikap kemandirian dalam
pelaksanaan penyakitnya
Edukasi dilakukan dengan pengajaran individual
kepada pasien dan keluarganya, dapat diikuti
dengan pemberian booklet, pedoman tertulis, dll
sesuai usia anak
PENATALAKSANAAN
2. TATA LAKSANA NUTRISI
Tujuan:
1. Menyediakan asupan energi dan nutrisi adekuat supaya
tumbuh kembang anak optimal
2. Mendorong kebiasaan makan sehat yang berlangsung seumur
hidup dgn memperhatikan aspek sosial, kultural, dan
psikologis
3. Mempertahankan kadar glukosa darah normal atau mendekati
normal
4. Mencapai dan mempertahankan BB ideal
5. Mampu melakukan latihan fisik secara teratur
6. Mencegah terjadinya komplikasi
Pengaturan makan pd DM-1
Pengaturan makan bertujuan mencapai kontrol
metabolik yg baik, tanpa mengabaikan kalori yang
dibutuhkan u/metab basal, pertumbuhan, pubertas,
aktifitas.
Komposisi makanan yg disarankan per hari adalah :
KH:50-55%
Sukrosa sedang (s.d. 10% total kalori)
Lemak : 30-35%
<10% lemak jenuh + as lemak trans
<10% lemak tak jenuh rantai ganda
>10% lemak tak jenuh rantai tunggal (s.d. 20% tota kalori)
As lemak n-3 (konfigurasi sis) : 0,15 g/hr
Protein : 10-15%
Jenis KH yg dianjurkan ialah berserat tinggi, indeks glikemik
dan glycaemic load yg rendah cth:
Buah2an, sayuran, dan sereal
Kebutuhan lemak 30-35 % dr total kalori /hari
Disarankan asupan lemak < dari total kebutuhan lemak dng
menurunkan asupan lemak jenuh dan as lemak trans
Asupan jenuh lemak hewani antara lain :
Susu,keju,mentega,dan daging merah
Asam lemak tak jenuh rantai sedang seperti :
Biskuit,kue,dan coklat
Asam lemak tak jenuh rantai ganda tdpt pada tumbuh2an
sprt:
Jagung,kedelai,bunga matahari
Kebutuhan protein 10-15 % dr total kal harian.
Kebutuhan protein bayi 2g/kg BB/hari, usia 10 thn 1g/kg
BB/hari, remaja 0,8-0,9 g/kg BB/hari
PENATALAKSANAAN
3. LATIHAN JASMANI
Tujuan:
Membantu meningkatkan jati diri anak
Membantu mempertahankan BB ideal
Meningkatkan kapasitas kerja jantung
Mengurangi resiko komplikasi jangka panjang
Membantu kerja metabolisme tubuh mengurangi kebutuhan insulin
Pantau kemungkinan hipoglikemia, perhatikan jenis latihan jasmani,
intensitas latihan, tingkat kebugaran, dan kebiasaan sehari-hari pasien
Selama latihan jasmani, masukan glukosa ke sel meningkat kurangi
dosis insulin / tingkatkan asupan KH
Absorpsi insulin dari tempat suntikan meningkat selama latihan, absorpsi
lebih meningkat jika tempat suntikan terlibat dalam aktivitas muskular
PENATALAKSANAAN
4. PEMBERIAN INSULIN
KERJA CEPAT KERJA PENDEK KERJA MENENGAH KERJA PANJANG
Awitan kerja 15-30 min 30-60 min 1-2 jam Ultralente: 4-8 jam
Analog: 2-4 jam
Puncak kerja 1-2 jam 2-4 jam 4-8 jam Ultralente: 12-24 jam
Durasi 3-4 jam 4-7 jam 8-18 jam Ultralente: 20-30 jam
Analog: 24 jam
Waktu Saat makan tanpa Saat KAD, operasi,
pemberian pemberian suntikan atau episode
diantara waktu makan hiperglikemik
(+) Mengoreksi glukosa Cocok untuk Banyak digunakan Mengurangi kejadian
darah dengan cepat pgunaan IV untuk anak dan hipoglikemia pada
Dapat digunakan pada remaja malam hari
anak dgn kebiasaan Dapat dikombinasi Kontrol glikemik
makan tidak teratur, saat dgn insulin kerja cepat sebanding dgn insulin
sakit dgn hiperglikemia atau kerja pendek kerja menengah
berpotensi ketosis, dpt
dikombinasi dgn insulin
kerja panjang
DM TIPE2
definisi
Suatu penyakit diabetes melitus yang diakibatkan
oleh resistensi insulin yang dihubungkan dengan
bentuk sindrom resistensi insulin lainnya
(hiperlipidemia, hipertensi, akantosis nigrikans,
hiperandrogenisme ovarium, penyakit perlemakan
hati non-alkoholik)
EPIDEMIOLOGI
RESISTENSI INSULIN
DEFEK SEL BETA
JARINGAN PERIFER
PRIMER
Kurangnya
Gangguan sekresi insulin pemanfaatan glukosa
HIPERGLIKEMIA
DIABETES TIPE 2
Etiologi kegagalan fungsi sel beta pada DM tipe 2
Umur
1. Glukotoksisitas Genetik (TCF
7L2)
Beta-cell
2. Lipotoksisitas
FFA
failure
5. Efek inkretin
3. Resistensi 4. Deposit
insulin amiloid
CLINICAL
GENETICS
PATHOGENESIS
PATHOLOGY
1. Diagnosa DM harus didasarkan atas
pemeriksaan kadar glukosa darah
(pemeriksaan penyaring dan
diagnosa).
2. Gejala klasik DM + kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl (7,0 mmol/L)
TTGO
DM TGT Normal
(toleransi glukosa terganggu)
Pemeriksaan penyaring
Dilakukan pada mereka yang mempunyai resiko DM tapi tidak
memiliki gejala DM
Tujuan :
Menemukan pasien dengan :
1. DM
2. TGT Intoleransi glukosa
3. GDPT tahapan sementara menuju Faktor resiko untuk DM & PJK
DM
GDS :
Plasma Vena < 110 110 199 200
Darah Kapiler < 90 90 199 200
GDP :
Plasma Vena < 110 110 125 126
Darah Kapiler < 90 90 109 110
Catatan : untuk kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukan kelainan hasil,
dilakukan pemeriksaan ulangan tiap tahun. Bagi mereka yang berusia > 45 tahun
tanpa faktor lain, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Tujuan :
Secara umum :
Meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes
Secara khusus :
Jangka pendek : menghilangkan keluhan dan tanda DM,
mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target
pengendalian glukosa darah
Jangka Panjang : mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan neuropati
Tujuan akhir : turunnya morbiditas dan mortalitas DM
Sasaran Penatalaksanaan DM
http://health.nytimes.com/health/guides/disease/type-1-diabetes/print.html
Algoritma pengobatan
DM tipe 2 tanpa disertai
dekompensasi
Pilar penatalaksanaan DM
1. Edukasi
2. Terapi gizi medis pengaturan makan
3. Latihan jasmani (2-4 minggu)
4. Intervensi farmakologis (dilakukan jika terapi gizi
medis dan latihan jasmani tidak dapat menurunkan
kadar glukosa darah)
1. Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi :
Perjalanan penyakit DM
Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
Penyulit DM dan risikonya
Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target
perawatan
Interaksi antara asupan makanan, aktifitas fisik dan obat
hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain
Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa
darah atau urin mandiri
Pentingnya latihan jasmani yang teratur
Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan
2. Terapi nutrisi medis
Tujuan th/ diet :
Pertahankan kadar glukosa darah
Capai & pertahankan kadar lipid serum normal
Beri cukup energi u/ pertahankan atau mencapai berat badan
normal
Hindari atau tangani komplikasi akut pasien yg menggunakan
insulin (hipoglikemia), komplikasi jangka pendek, dan jangka lama
serta masalh yg berhub dgn latihan jasmani
Tingkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
optimal
PERHATIKAN :
Keteraturan makan dalam jadwal, jenis dan jumlah makanan,
terutama bagi mereka yang menggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin.
Karbohidrat Lemak Protein Lain-lain Pemanis
45-65% 20-25% kebutuhan 15-20% total 1. Garam 1. Pemanis
total asupan kalori, > 30% total asupan energi Anjuran asupan bergizi:
energi energi Sumber prot yg natrium = utk gula
<130g/hari masy umum, >
Lemak jenuh < 7% baik: ikan, alkohol(
3000mg/= 6-7g
dan sukrosa kebutuhan kalori, lemak seafood, daging isomalt,
(1 sendok teh)
>10% tdk tidak jenuh ganda <10%, tanpa garam dapur lacitol,
dianjurkan selebihnya lemak tidak lemak,ayam Sumber natrium maltitol,
Makan 3x jenuh tunggal tanpa kulit, a.l. garam dapur, manitol,
sehari Bahan makanan yg produk susu vetsin dan soda sorbitol
Sumber KH perlu dibatasi: daging rendah, kacang, dan
yg dianjurkan berlemak dan susu penuh tahu, tempe 2. Serat xylitiol)
: nasi, roti, ( whole milk) Nefropati Dianjurkan dan
cukup serat dr
mie, kentang, Konsum kolesterol asupan protein fruktosa
kacang2 an, buah
singkong, dan <300mg/hari, diusahakan mjd 0.8g/kg dan sayuran serta Pemanis tak
sagu berasal dari lemak jenuh BB/hari atau KH yg serat bergizi:
(PUFA) dan membatasi 10% dr krn mengandung aspartam,
PUFA dan as.lemak kebutuhan vitamin, mineral, sakarin,
jenuh energi dan 65% dll acesulfame
Diolah dengan cara hendaknya 25g/hari, potassium,
dipanggang, dikukus, bernilai biologik diutamakan serat sukralose,
direbus, dan dibakar tinggi larut neotame
KEBUTUHAN KALORI UNTUK DIABETES
Kalori/kg BB ideal
Dewasa
Kerja santai sedang berat
Gemuk 25 30 35
Normal 35 35 40
Kurus 35 40 45-50
S = Sekehendak
kal = kalori
- = tidak ada
3. Latihan Jasmani
Prinsip latihan jasmani bagi diabetisi :
3-4 x/minggu, 30 60 menit
Intensitas :Ringan sampai sedang
Dianjurkan : jalan kaki, bersepeda santai, jogging, berenang.
Menentukan intensitas latihan, digunakan :
Maximum Heart Rate (MHR)= 220 umur.
Target Heart Rate (THR) = 75 80%MHR.
Sifat olahraga : Continous, Rhytmic, Interval, Progressive,
Endurance
Latihan jasmani
1. Insulin
2. Agonis GLP-1/ incretin mimetic 1 insulin
Komplikasi menahun
1. Makroangiopati pembuluh darah jantung,
pembuluh darah perifer
2. Mikroangiopati retinopati diabetik, nefropati
diabetik
3. Neuropati
DIABETIC KETOACIDOSIS
2. Pencegahan Sekunder
Mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pd
diabetisi.
Pengobatan yg cukup & deteksi dini penyulit.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan pada kelompok diabetisi yg telah
mempunyai penyulit agar mencegah kecacatan lebih
lanjut.