Anda di halaman 1dari 25

Referat mini

IMUNISASI

Oleh : Riszki (K1A1 10 036)


Ratih Nurlyan Lawenga (K1A112 104)
Definisi
Imunisasi merupakan proses induksi imunitas secara buatan
baik melalui vaksinasi atau pemberian antibodi. Vaksinasi
adalah pemberian vaksin atau atau toksoid untuk mencegah
terjadinya penyakit (Pambudy, 2014)
Imunisasi dapat digolongkan menjadi
Imunisasi aktif
Imunisasi pasif
Klasifikasi Imunisasi
Manfaat Imunisasi
Imunisasi dapat menyelamatkan kehidupan anak. Beberapa
penyakit yang dapat menimbulkan kematian pada anak telah dapat
dihilangkan oleh adanya vaksin yang aman dan efektif.
Imunisasi dapat menghemat waktu dan menghemat uang. Vaksin
dapat mencegah beberapa penyakit yang dapat menyita waktu
untuk bekerja dan bertambahnya biaya medis atau perawatan
Imunisasi dapat melindungi generasi berikutnya. Vaksin telah
menurunkan angka kesakitan yang dapat mengakibatkan kecacatan
dan kematian
Respon imun terhadap Imunisasi
Setelah injeksi (1) parogen yang terkandung dalam
antigen vaksin menarik sel dendritik, monosit dan
netrofil yang berpatroli dalam tubuh. (2) Jika
antigen/ajuvan vaksin mendapatkan sinyal
berbahaya, hal ini mengaktivasi monosit dan sel
dendritik. (3) yang mengubah permukaan
reseptornya dan menyebabkan migrasi ke dalam
pembuluh limfatik (5) tempat dimana limfosit T
dan limfosit B diaktivasi.
Polio
Poliomielitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus polio
menyerang susunan saraf pusat kelumpuhan

Vaksin saluran pencernaan darah memicu pembentukan antibodi


sirkulasi maupun antibodi lokal di epitel usus

Pemberian dan dosis: IM atau subkutan, 0,5 ml.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi:


Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri, kemerahan, indurasi, dan
bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa
bertahan selama satu atau dua hari.5 Efek samping yang ditakutkan ialah
vaccine associated polio paralytic (VAPP).
Hepatitis B
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Penyebabnya
bermacam-macam, salah satunya adalah virus hepatitis B. Vaksin
hepatitis mengandung 30-40 mikrogram protein HbsAg (antigen virus
hepatitis)

Pemberian dan dosis: 0,5 ml atau 1 (buah) HB PID, IM, sebaiknya di


anterolateral paha

KIPI: Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di


sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan
biasanya hilang setelah 2 hari. Kadang-kadang dapat timbul demam
ringan untuk 1-2 hari
BCG (Bacille Calmette-Guerin)
BCG adalah vaksin galur Mycobacterium bovis yang
dilemahkan, sehingga didapat basil yang tidak virulen tetapi
masih mempunyai imunogenitas.
pemberian dan dosis: 0,05 ml,1 kali. Intrakutan, lengan kanan
atas (insertio musculus deltoideus)
KIPI: 26 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas
suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar
dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 24 bulan, kemudian
menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut
dengan diameter 210 mm
Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertussis)
Vaksin DTP
DTwP (Difteri Tetanus whole cell Pertusis) mengandung suspensi
kuman B. pertusis yang telah mati

DtaP (Difteri Tetanus acellular Pertusis) tidak mengandung seluruh


komponen kuman B. pertusis, beberapa komponen yang berguna
dalam patogenesis dan memicu pembentukan antibodi.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi DTP : reaksi lokal kemerahan,


bengkak, nyeri pada tempat injeksi ataupun demam. Serius
ensefalopati akut atau reaksi anafilaksis
Vaksin Campak
Penyakit ini menular lewat udara melalui sistem pernapasan dan
biasanya virus tersebut akan berkembang biak pada sel-sel di
bagian belakang kerongkongan maupun pada sel di paru-paru

Cara pemberian dan dosis: 0,5 ml disuntikkan secara subkutan


pada lengan kiri atas atau anterolateral paha, pada usia 911 bulan

KIPI: Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan


kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 812 hari setelah
vaksinasi.
Haemophylus Influenza B (HiB)
Dua tipe vaksin HiB
Polyribisyritol phosphate (PRP) yang merupakan bagian dari kapsul bakteri H.
Influenzae tipe B dan dikonjugasikan protein memberan Neisseia
meningitidis (PRP-OMP) /protein tetanus (PRP-T)
Vaksin HiB diberikan untuk mencegah meningitis dan pneumonia yang
disebabkan oleh H. Influenza tipe B.
Cara pemberian : IM, 2 suntikan dengan interval 2 bulan
Kontraindikasi : reaksi anafilaksis pada vaksin, reaksi anafilaksis pada
konstituen vaksin, sakit sedang atau berat, dengan atau tanpa demam.
KIPI : rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan pada tempat suntikan
kadang-kadang, benjolan pada tempat suntikan (bintil) yang berlangsung
beberapa minggu-perawatan tidak diperlukan suhu-badan derajat rendah
(demam) kehilangan nafsu makan gelisah, mengantuk,
Rotavirus
Rotavirus merupakan virus penyebab gastroenteritis dengan manifestasi
klinis berupa diare, demam ringan, dan muntah-muntah

Tiga jenis vaksin tersedia yakni : Vaksin monovalen, Vaksin tetravalen,


Vaksin pentavalen.

Diperlukan perhatian khusus pada bayi-bayi yang hipersensitif terhadap


vaksin, imunodefisiensi, dan yang mendapat terapi aspirin. KIPI berupa
demam, feses berdarah, muntah, diare, nyeri perut, gastroenteritis, atau
dehidrasi. Intususepsi terjadi pada 0,5-4,3 kasus/1000 kelahiran
Influenza
Adanya fenomena antigenic drift dan antigenic shift menyebabkan
WHO secara rutin melakukan pengkajian terhadap strain virus yang
akan bersirkulasi di musim yang akan datang
Cara pemberian : IM atau subkutan.
Kontraindikasi : reaksi anafilaksis pada vaksin sebelumnya, alergi
telur, sedang menderita demam akut berat, memiliki riwayat
sindrom guillain barre.
KIPI : nyeri, bengkak, demam, dan eritema, nyeri otot, nyeri sendi.
MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Gondongan merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dari family
paramyxovirus.Virus ini terutama menyerang kelenjar getah bening dan jaringan saraf.
Rubella merupakan infeksi akut ringan yang disebabkan oleh virus rubella yang
termasuk ke dalam famili Togavirus.Penyebaran rubella melalui udara dan droplet.

Cara pemberian: subkutan


Dosis: 0,5 mL

Kontraindikasi: keganasan atau ggn imunitas, mendapatkan terapi imunosupresi, alergi


berat terhadap gelatin atau neomisisn, dalam terapi steroid dosis tinggi (2mg/kgBB),
mendapatkan vaksin hidup lainnya dalam 4 minggu, dalam waktu 3 bulan pasca
pemberian imunoglobulin atau transfusi darah (whole blood) , HIV.

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): malaise, demam, ruam, kejang demam,
ensefalitis, meningioensefalitis, trombositopenia
Tifoid
Vaksin oral dibuat dari galur Salmonella typhii non-patogen yang telah
dilemahkan.Vaksin parenteral dibuat dari polisakarida dan kuman salmonella typhii,
sementara bahan lainnya termasuk fenol dan larutan bufer yang mengandung natrium
klorida, disodium fosfat, monosodium fosfat dan pelarut

Cara pemberian:
Parenteral: 0,5 mL, suntikan intramuskuler atau subkutan pada daerah deltoid atau
paha.

Kontraindikasi: alergi terhadap bahan vaksin, demam, penyakit akut atau kronis
progresif.

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): demam, nyeri kepala, pusing, nyeri sendi, nyeri
otot, nausea, nyeri perut jarang dijumpai. Sangat jarang bisa terjadi reaksi alergi
berupa pruritus, ruam kulit dan urtikaria.
Hepatitis A
Vaksin hepatits A mengandung virus yang tidak aktif (mati). Imunisasi
aktif dengan vaksin mati memberikan imunitas yang sangat baik

Cara Pemberian : Intramuskular


Dosis : 720U diberikan dua kali dengan interval 6 bulan, intramuskular di
daerah deltoid

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): bengkak, kemerahan, atau radang di


lokasi suntikan, nyeri kepala, penurunan nafsu makan, rasa lelah dapat
berlangsung 1-2 hari, reaksi alergi berat dapat berlangsung beberapa
menit sampai beberapa jam setelah suntikan
Varisella
Penyakit ini ditularkan melalui droplet. Komplikasi dapat terjadi
seperti infeksi sekunder (streptokokus) serebelitis, meningitis
aseptik, trombositopenia, dan penumonia. Vaksin yang digunakan
adalah vaksin varicella zooster hidup

Cara pemberian : subkutan,


Dosis : 0,5 ml
Kontraindikasi : demam tinggi, limfosit <1200 sel/mcl, defisiensi
imun selualar, penerima kortikosteroid dosis tinggi, alergi
neomisin.
KIPI : demam, ruam vesikopapular ringan
HPV
Human Papillomavirus (HPV) adalah infeksi yang sangat umum dan ditularkan
melalui kontak seksual. Vaksin HPV paling efektif apabila diberikan pada
perempuan sebelum mereka mulai aktivitas seksual dan risiko eksposur terhadap
HPV. Maka disarankan kepada pasangan yang akan menikah untuk melakukan
serangkaian imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks. Selanjutnya
imunisasi ini diberikan pada saat trimester pertama kehamilan
Cara pemberian : Intramuskular

Dosis : 0,5 mL diberikan secara intramuskular pada daerah deltoid.


KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) :
Efek samping lokal vaksin HPV bivalen dan kuadrivalen adalah nyeri, reaksi
kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan.
Efek samping sistemik vaksin HPV bivalen dan kuadrivalen adalah demam, nyeri
kepaladan mual
JAPANESE ENSEPHALITIS
Japanese encephalitis merupakan penyakit akut yang ditularkan
melalui nyamuk terinfeksi. Virus Japanese encephalitis termasuk
family Flavivirus. Penyakit ini pertama dikenal pada tahun 1871 di
Jepang; diketahui menginfeksi sekitar 6000 orang pada tahun 1924,
kemudian terjadi KLB besar pada tahun 1935; hampir setiap tahun
terjadi KLB dari tahun 1946-1950.
Cara pemberian: injeksi subkutan
Dosis: 0,5 ml, 1 ml.
Kontraindikasi: sedang mengalami demam tinggi, reaksi alergi yang
cukup parah
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): rasa sakit, kemerahan atau
bengkak didekat tempat suntikan, demam, sakit kepala, nyeri otot.
Dengue
Vaksin Dengue (Dengvaxia) diberikan kepada anak dan remaja berumur 9
sampai 16 tahun yang tinggal di daerah endemis. Dengvaxia mengandung
virus dengue serotipe 1,2,3, dan 4 yang telah dilemahkan

Cara pemberian: injeksi subkutan, Dosis : 0,5 ml


Kontraindikasi: anak usia di bawah 9 tahun, alergi terhadap bahan vaksin,
demam ringan sampai tinggi, infeksi HIV, mendapat pengobatan
kortikosteroid dosis tinggi atau kemoterapi

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): reaksi alergi, merah dan bengkak
pada bekas suntikan, sakit kepala, demam, myalgia, malaise
Jadwal Imunisasi 2017
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai