Anda di halaman 1dari 78

DIARE AKUT

Definisi: Diare akut adalah buang air besar lebih


dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung
kurang dari 1 minggu.
Episode diare: 4,5 per tahun
Penyebab terbanyak pada usia 0-2 tahun: infeksi
rotavirus
Diare menyebabkan: - dehidrasi
- gangguan gizi
- kematian (akibat dehisrasi)
Diagnostik:
Anamnesis:
Sudah berapa lama diare berlangsung, berapa kali
sehari, warna dan konsistensi tinja, lendir dan/atau
darah dalam tinja, adanya muntah, anak lemah,
kesadaran menurun, rasa haus, rewel, kapan
kencing terakhir, suhu badan.
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Anak minum ASI atau susu formula, apakah anak
makan makanan yang tidak biasa
Apakah ada yang menderita diare sekitarnya,
darimana sumber air minum
Pemeriksaan fisis
Perhatikan tanda-tanda:
Tanda Utama
Kesadaran
Rasa haus
Turgor kulit abdomen
Tanda tambahan
Ubun-ubun besar cekung atau tidak
Mata cekung atau tidak
Ada atau tidaknya air mata
Kering atau tidaknya mukosa mulut,bibir dan lidah
Menimbang berat badan
Penilaian derajat dehidrasi:
Tanpa dehidrasi ( kehilangan cairan <5%berat
badan)
o Tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi
o Keadaan umum baik, sadar
o Tanda vital dalam batas normal
o Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung,
air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah
o Turgor abdomen baik, bising usus normal
o Akral hangat
o Pasien dapat diarawat dirumah, kecuali terdapat
komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus, diare
frekuen)
Dehidrasi ringan sedang (kehilangan
cairan 5-10% berat badan)
o Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2
atau lebih tanda tambahan
o Keadaan umum gelisah atau cengeng
o Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit
cekung, air mata kurang, mukosa mulut dan
bibir sedikit kering
o Turgor kurang
o Akral hangat
o Pasien harus rawat inap
Dehidrasi berat (kehilangan cairan>10%
berat badan)
o Apabila didapatkan dua tanda utama
ditambah dua atau lebih tanda tambahan.
o Keadaan umum lemah, letargi atau koma
o Ubun-ubun besar sangat cekung, mata
sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa
mulut dan bibir sangat kering
o Turgor buruk
o Akral dingin
o Pasien harus rawat inap
Pemeriksaan penunjang
Tinja
Makroskopis: bau, warna, lendir, darah,
konsistensi
Mikroskopis: eritrosit, lekosit, parasit
Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K,
HCO3)
Biakan dan uji sensitivitas
TERAPI
Medikamentosa :
Tidak boleh diberikan obat anti diare
Antibiotik sesuai hasil pemeriksaan penunjang.
Sebagai pilihan: kotrimoksazol, amoksisilin dan atau
sesuai hasil uji sensitivitas
Antiparasit: metronidazol
Cairan dan elektrolit:
Jenis cairan:
Per oral: cairan rumah tangga, oralit
Parenteral: ringer laktat, ringer asetat, larutan normal
salin
Volume cairan disesuaikan derajat dehidrasi
Tanpa dehidrasi: cairan rumah tangga dan ASI
diberikan semaunya, oralit diberikan sesuai usia
setiap kali buang air besar atau muntah dengan
dosis:
- kurang dari satu tahun 50-100 cc
- 1-5 tahun: 100-200 cc
- lebih dari 5 tahun: semaunya
Dehidrasi tidak berat (ringan-sedang);rehidrasi
dengan oralit 75 cc/kg/BB dalam 3 jam pertama
dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang
sedang berlangsung sesuai umur seperti diatas
setiap kali buang air besar.
Dehidrasi berat;rehidrasi parenteral
dengan cairan ringer laktat atau ringer
asetat 100 cc/kgBB. Cara pemberian:
kurang dari 1 tahun 30 cc/kgBB dalam 1
jam pertama,dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam
5 jam berikutnya.
Lebih dari 1 tahun: 30 cc/kgBB dalam jam
pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 2
jam berikutnya.

Minum diberikan jika pasien sudah mau


minum 5 cc/kgBB selama proses rehidrasi
Nutrisi
Anak tidak boleh dipuasakan
Makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi
sering(lebih kurang 6 kali sehari)
Rendah serat
Buah-buahan diberikan terutama pisang
Hipernatremia (Na > 155 m Eq/L), koreksi
penurunan natrium dilakukan secara
bertahap dengan pemberian caira dekstrose
5%+1/2 salin. Penurunan kadar Na tidak
boleh lebih dari 10 meq per hari karena bisa
menyebabkan edema otak
Hiponatremia (Na< 130 mEq/L), koreksi kadar Na
dilakukan bersamaan dengan koreksi cairan
rehidrasi yaitu memakai ringer lakat atau normal
salin, atau dengan memakai rumus:
Kadar Na koreksi (mEq/L)= 135 kadar Na
serum x 0.6 x berat badan diberikan dalam 24
jam.
Hiperkalemia (K > 5 mEq/L), koreksi dilakukan
dengan pemberian kalsium glukonas 10% 0,51
ml/kgBB iv perlahan-lahan dalam 5-10 menit;
sambil memantau detak jantung
Hipokalemia (K < 3,5 mEq/L), koreksi
dilakukan menurut kadar K.
Jika kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan 75
mEq/kgBB per oral per hari dibagi tiga
dosis
Jika kadar K < 2,5 mEq/L: berikan secara
drip intravena dengan dosis:
3,5 kadar K terukurx BB (kg)x 0,4+2 mEq x BB
dalam 4 jam pertama
3,5-kadar K terukur x BB x 0,4+1/6x2 mEq x BB
dalam 20 jam berikutnya
Lain-lain (rujukan sub spesialis, rujukan
spesialisasi lainnya dll)
Jika diare berlanjut lebih dari satu minggu
atau terdapat komplikasi infeksi saluran
nafas (bronkopneumonia), sepsis, toksik
megakolon, ileus, gangguan elektrolit
dirujuk ke sub spesialis terkait
Promotif/Preventif
Upayakan ASI tetap diberikan
Kebersihan perorangan, cuci tangan
sebelum makan
Imunisasi campak
Memberikan makanan penyapihan yang
benar
Penyediaan air minum yang bersih
Selalu memasak makanan
ALERGI MAKANAN
Defenisi: alergi makanan adalah satu grup
kelainan dimana gejala-gejalanya
akibat reaksi imunologi terhadap
anti gen makanan tertentu.
Kejadian:terjadi 6% anak selama umur 3
tahun pertama kehidupan.
termasuk 2-3% bayi dan anak kecil
dengan alergi susu.
Klasifikasi
Reaksi diantarai IgE: peradangan
disebabkan mediator peradangan yang
dikeluarkan sel mast dan sel basofil
apabila anti gen makanan berikatan
dengan antibodi IgE, reaksi ini cepat
berjalan
Reaksi tidak diantarai IgE: adalah reaksi
diantarai sel dan terjadi lebih 1 jam sampai
beberapa hari.
Manifestasi klinik
Antigen makanan dapat memacu gejala-
gejala: - pernapasan
- kulit
- saluran cerna
o Alergi makanan diantarai IgE
Sindroma alergi mulut:
Makanan kontak dengan mukosa pada oroparings
menyebabkan gatal atau kebas dan udem: bibir,
lidah, langit-langit, tenggorokan.
Gejala ini didahului manifestasi diantarai IgE alergi
makanan.
Anafilaksis gastrointestinal:
Dengan cepat terjadi: mau muntah, sakit
perut,muntah, diare, gabungan setelah
makan anti gen.
Protein paling sering: - susu
- telur
- kacang-kacangan
- kacang kedele
- sereal
- ikan
Manifestasi bukan saluran cerna lain
termasuk:
Kulit : - urtikaria
- angioedema
- atopic dermatitis (eczema)
Pernapasan : - asma
- rhinoconjuctivitis
- anafilaksis sistemik
Reaksi Berat: sehubungan makan: - coklat
- nut
- ikan
- kerang
o Alergi makanan campuran diantarai IgE
dan non IgE.
Kelainan ditandai infiltrasi eosinofil pada
organ tertentu.
Gejala sumbatan saluran cerna (sakit-
muntah)
Termasuk : - alergi esofagitis eosonofil
- alergi gastritis eosinofil
- alergi gastroenterocolitis
eosonofil
o Gangguan tidak diantarai IgE
Alergi proktocolitis:
- anak umur 1 hari sampai 3 bulan
- tinja berlendir dan berdarah
- diare ringan
Enterocolitis dicetuskan makanan:
- umur 1 minggu sampai 3 bulan
- muntah/diare sukar diatasi
- tinja ada darah, neutrofil dan eosonofil
Enterosopati dicetuskan makanan:
- disebabkan hipersensitif makanan
- malabsorpsi
- diare/muntah sukar diatasi
- gagal menaikkan berat badan
Penyakit celiak ( enteropati peka glutein)
dan dermatitis herpetiformis:
- reaksi imunologi terhadap glutein yang
dimakan.
Hemosiderosis pulmonal (sindroma
Heiner):
- intoleran terhadap makanan (sering protein
susu)
- perdarahan paru
- perdarahan saluran cerna
- anemia kurang besi
- eosinofilia perifer
- gagal menaikkan berat badan
Diagnosis
- Tersangka alergi makanan jika gejala
terjadi jika masuknya makanan tertentu
- Gold standard: double-blind, placebo
controlled, food challenge (DBPCFC)
- Uji tusuk kulit (skin prick test)
- Radio alergo sorbent (RAST)
Terapi:
- Menyingkirkan makanan penyebab
- Suntikan epinefrin dan antihistamin
MALABSORPSI

Defenisi: malabsorpsi adalah keadaan yang


menyebabkan kurangnya hubungan
nutrisi yang dimakan dengan
pengaruhnya. Salah satu dari maldigesti
atau malabsorpsi
Malabsorpsi memperlihatkan :
- diare cair seperti air
- diare tinja asam
- steatorrhea (tinja berlemak)
Gangguan hormon: pengaruh dari enzim
pencernaan

Pengamatan malabsorpsi usus


Gejala kilnik:
munculnya gejala (mungkin kongenital/didapat)
perut gembung
pucat
nafas mulut berbau
tinja banyak
otot mengecil
sulit menaikkan berat badan
pertumbuhan terbelakang
Pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan mikroskopi tinja:
- tinja berlemak
- steatoro kekurangan enzim pankreas
pemeriksaan darah:
- penurunan kadar albumin serum
pemeriksaan clinitest: megukur karbohidrat dalam tinja.
Diagnosis
Mikrobiologi: - infeksi primer penyebab malabsorpsi:
giardiasis
- serologi : antigen giardia, infeksi HIV (AIDS)
Biopsi usus halus: kelainan pada mukosa usus halus
(microvilli, gastroenteritis eosinofil)
dengan infeksi.
Hematologi :-pemeriksaan darah apus: sel darah merah;
hipochromic, micrositic (anemia kurang besi)
- makrositic (kurang asam folat/atau Vit B12 )
REYESS SYNDROME
Defenisi: sindroma reye adalah ensefalopati akut
dan degenerasi lemak hati.
Patofisiologi:
- Hilangnya fungsi mitochondria umum,
menyebabkan gangguan metabolisme asam
lemak dan carnitine
- Terjadi hepatopati mitochonria diatandai dengan
gangguan oksidasi asam lemak, phosphorylase
oksidatif dan gangguan fungsi mitochondria
umum
Epidemiologi
- Sporadik
- 400 kasus di Amerika Serikat (1976)
- 20 kasus (1988) penurunan
- Umur terbanyak 4-12 thn rata-rata 6 thn

Manifestasi klinik
- Bifasik
- Prodromal: sakit panas (infeksi saluran nafas atas)
- Tiba-tiba muntah-muntah
- Lamanya 5-7 hari setelah infeksi virus
- Delerium,stupor beberapa jam setelah muntah
- Gejala neurologi: kejang, koma dan meninggal.
- Fase klinik sindroma Reye
Tingkat I-III penyakit ringan-sedang
Tingkat IV-V penyakit berat

Gejala pada waktu dirawat:


I. Pasien tenang, penurunan kesadaran dan
mengantuk, muntah, funsi hati terganggu.
II. Kesadaran menurun dalam : kebingungan, delir,
hiperventilasi, refleks meningkat
III.Obtunded: koma ringan, kejang, kaku, refleks pupil
baik.
IV.Kejang, koma dalam, sikap decerebrasi, refeleks
oculicephalic hilang, pupil tetap.
V. Coma, refleks tendon hilang, henti nafas, pupil
melebar, otot lumpuh layu, sikap decerebrasi (EEG
isoelektric)
- Hepar teraba
- Fungsi hati terganggu
- Cairan otak normal
Diagnosis
- Peningkatan enzim aminotransferasi, creatin
kinase, lactic dehydrogenase
- Miroskopis:cytoplasma sel hati berbusa
- Histologis: udema berat
- Laboratorium: peninggian kadar
aminotransferasi serum, protrombin time
memanjang, peninggian kadar amonia serum
Terapi
Mengatasi/memonitor peninggian tekanan
intrakranial
Infus glukosa 10-15% (o.k hilang glycogen)
Resusitasi cairan rata-rata 1500 ml/m2
Menurunkan suhu tubuh
Vit K, frozen plasma, transfusi trombosit

Prognosis: bergantung pada tingkat fase


sindroma Reye
ILEUS
Defenisi: Ileus adalah kegagalan perestaltik usus tanpa
ada bukti hambatan mekanik.

Kurangnya gerakan usus normal menghalangi pergerakan


isi usus.
Epidemiologi : sering dihubungkan dengan operasi perut
atau infeksi (pneumonia, gastroenteritis,
peritonitis).

Etiologi: ileus juga menyertai abnormalitas metabolik


(uremia, hipokalemia atau asidosis), pemberian
obat tertentu (opiat dan vincristine). Juga obat
antimotiliti (loperamide) waktu serangan
gastroenteritis.
Gejala klinik:
- muntah-muntah
- perut gembung
- Sakit perut semakin bertambah berat sejajar dgn
pertambahan perut gembung
- bising usus lemah atau hilang.
- bila hambatan mekanik maka bising usus hiperaktif

Pemeriksaan : x-foto abdomen; permukaan cairan banyak


(fluid level)

Terapi :- mengoreksi penyebabnya


- decompresi nasogastrik
- operasi (obstructive ileus)
ATRESIA INTESTINAL

Defenisi:atresia usus adalah sumbatan rongga


usus/stenosis akibat kelainan
pertumbuhan canalisasi usus.
Klasifikasi lesi sumbatan usus:
- Intrinsik : atresia, stenosis, ileus meconium
aganglionic megacolon
- Ekstrinsik :malrotation: constricting bands,
intra abdomial hernia dan
duplication
Lokasi atresia : duodenum, jejunum, ileum,
colon
Gejala klinik:
- Nausea
- Muntah
- Perut gembung
- Obstipasi
Diagnosis
X-foto abdomen :- fluid level + udara
- pneumoperitoneum (perforasi)
- calsifikasi peritoneum
meconium peritonitis
-barium meal (contrast)
menentukan lokasi sumbatan
Laboratorium :
- Metabolic acidosis
- Leukositosis
- Dengan/tanpa trombositosis
- Hematochezia
Diffrential diagnosis:
- Stenosis pylorus
- Malrotasi
- Volvulus
- Intussuseption
Terapi:
- Rerusitasi cairan
- Decompresi nasogastrik
- Tindakan bedah (operasi)
MALROTASI
Defenisi: Malrotasi adalah rotasi tidak sempurna
dari usus selama perkembangan janin.
Gejala klinik:
- Pada umur 1 thn pertama gejala sumbatan
usus akut/kronik
- Pada anak lebih besar sakit perut
- Malabsorbsi
- Enteropati
- Pertumbuhan bakteri meningkat
Terapi : operasi
MECHEL DIVERTICULUM
Defenisi: Mechel diverticulum adalah sisa
kantongan yolk embryo yang disebut juga
sebagai saluran omphalomesentrik atau duktus
vitelline.
saluran omphalomesentrik menghubungkan
kantongan yolk ke usus melaksanakan nutrisi
perkembangan embrio sampai terbentuk
plasenta.
Pada minggu ke 5-7 kehamilan saluran ini
memisah dari usus.
Mechel diverticulum 3-6 cm menonjol dari ileum
(kelainan congenital). lokasi 50-75 cm dari katup
ileocecal.
Gejala klinik:
- Muncul pada usia 2 tahun pertama
- Merupakan ectopic mucosa
- Perdarahan rectal hilang timbul tanpa sakit
- Warna tinja seperti batu bata berbentuk jelly
- Anemia
- Kadang muncul sumbatan usus
Diagnosis:
- Gejala klinik
- Perdarahan rectal tanpa sakit
- X-foto abdomen(barium enema kurang bermanfaat
- intravenous infusion of technehtium -99 pertechnetate
- Angiografi mesenterium
- CT Scan abdomen
Terapi :
- Cimetidine
- Glucagon
- Gastrin
- Eksplorasi laparoscopy
PYLORIC STENOSIS
Defenisi: pyloric stenosis adalah penyempitan saluran
pylorus akibat penebalan
(hypertrophy/otot pylorus).

Kejadian : - rata-rata 3 dalam 1000 kelahiran hidup


- anak laki-laki 4x lebih sering dari anak
perempuan.

Etiologi :
- Tidak diketahui
- Sangkaan :- persarafan abdomial
- peningkatan prostaglandin serum
- penurunan sintetis nitricoxide pylorus
- hypergastrinemia
Gejala klinik:
- Muntah-muntah progresif
- Muntah segera setelah minum
- Mulai muncul pada umur 1-3 minggu
Diagnosis:
- Palpasi teraba masa oval sebesar ibu jari didaerah
pylorus
- Lokasi sebelah atas kanan pusar
- Setelah minum terlihat gerakan peristaltik gaster
- USG sensitive tebal pylorus 4 mm panjang 14 mm
- Pemeriksaan dengan barium saluran pylorus sempit
DD:
- Gastro-esophageal reflux (GER)
- Hernia hiatal
Terapi: Operasi : pylorotomy (Ramsted pylorotomy)
ATRESIA ESOPHAGUS
Defenisi: atresia esophagus adalah
penyempitan atau tertutupnya
saluran esophagus.
Kejadian : 1 diantara 4000 bayi baru lahir
Gejala klinik:
- Mulut dan hidung keluar cairan berbuih
- Batuk
- Sianosis
- Gangguan pernafasan
- Bila diberi minum muncrat
Diganosis:
- Respiratory distres
- NGT tidak bisa lewat
- Prematur polyhydramion
- X-foto toraks kelihatan NGT bergulung

Terapi :
- Cegah aspirasi
- Posisi telungkup
- Intubasi endotraheal dilarang
- Operatif
PERITONITIS
Defenisi: peritonitis adalah peradangan selaput
peritoneum yang melapisi dinding rongga
abdomen.
Etiologi:
- Infeksi primer atau sekunder
- Autoimmun
- Proses kimia
Klasifikasi:
- Peritonitis akut primer
- Peritonitis akut sekunder
- Peritonitis akut
Gejala klinik:
Peritonitis akut primer:
- Infeksi bakteri : pneumococcus, grup A
streptococcus, enterococci, staphylococci.
Gram negatif (escherichia coli, klebsiellaa
pneumonia)
- Epidemiologi: kebanyakan pada anak dgn
sindroma mefrotik atau cirrhosis
- Manifestasi klinik : tiba-tiba panas, sakit perut,
muntah, diare, nampak toksis,
hipotensi/tachycardia
- Palpasi perut : keras, kaku, bising usus,
hipoaktif atau hilang
Diagnosis:
- Leukositosis (PMN dominan) 1

- Hypersplenisme
- Proteinuria
- X-foto abdomen : dilatasi usus halus dan besar
- Cairan terinfeksi : 250 sell/mm3 atau lebih dgn
polymorphonuclear > 50 %
- Cairan peritoneum : pH < 7,35 variasi lebih dari 0,1 dan
asam laktat meningkat.
- Pewarnaan gram: gram positif/gram negatif
Terapi
- Antibiotik parentral : cefotaxime dan aminoglycoside
bergantung pada uji sensitifitas kuman(vancomycin
untuk pneumococcus yang resisten)
- Pengobatan dilanjutkan selama 10-14 hari.
Peritonitosis akut sekunder
Defenisi : adalah peritonitis oleh karena masuknya bakteri kedalam
rongga peritoneum melalui jaringan mikrosis pada dinding
usus yang mengakibatkan infeksi atau abses visceral.

Etiologi :
- Setelah perforasi usus buntu
- Hernia incarcerata
- infeksi diverticulum Meckel
- Volvulus usus tengah
- Intussusception
- Sindroma hemolitic uremia
- Peptic ulcerasi
- Penyakit peradangan usus
- Cholecystitis necrosis
- Eenteritisn necrosis
- pada neonatus : - necrotizing enterocolitis
- ileus meconium
Gejala klinik:
Anamnesis:
- Serupa diatas
- Suhu tubuh 39,5 0C
- Sakit perut difus
- Nausea
- Muntah
Pemeriksaan fisis peritonitis :
- sakit ditekan
- dinding perut mengeras-defens muscular
- bising usus menurun /hilang
- ascites
Laboratorium :
Leukositosis > 12.000/mm3
Polimorphonuclear lebih banyak
Radiologi :
- Udara bebas dirongga peritoneum
- Tanda ileus
- Cairan pada peritoneum
Pengobatan:
- Resusitasi cairan
- Terapi antibiotik: ampicillin, gentamycin dan clindamycin
- Antibiotik lain : ticarcillin-clavulamicacid dan
aminoglucoside
- Operasi memperbaiki kebocoran
Peritonitis lokal sekunder akut (abses
peritoneum)
Defenisi: adalah peradangan peritoneum
setempat sebagai komplikasi
abses visceral.
Etiologi:abses yang terjadi pada hati,
limpa, ginjal, pancreas,
tubaovarium atau dalam usus,
luar usus buntu, bawah
diafragma, dibawah hati, pelvis
dan retroperitoneal.
Gejala klinik:
- Panas berlama-lama
- Anoreksia
- Muntah
- Sangkaan abses perut
- Leukositosis
- Laju endap darah meningkat
- Sakit diraba setempat dinding perut
- Abses pelvis: perut gembung, sakit dianus, tinja berlendir, colok
dubur teraba benjolan di depan
- Penumpukan udara dibawah diafragma
- Atelectase basal
- Diafragma meninggi sebelah
- Efusi pleura
- CT Scan abdomen
Pengobatan :
- Operasi menyingkirkan abses dibantu dengan CT Scan
- Antibiotika yang sesuai
HERMIA DIAFRAGMATIKA
Defenisi: hermia diafragmatika adalah masuknya
isi perut ke rongga dada akibat kelainan defek
bawaan atau trauma pada diafragma.
Lokasi defek :
- hiatus esophagus (hiatal)
- samping hiatal esophagus (paraesophageal)
- retrosternal (Morgagni)
- posterolateral (Bochdalek)
Semua kelainan bawaan lahir disebut congenital
diaphragmatic hermia (CDH) pada sinonim
hernia melalui foramen posterolateral of
Bochdalek
Epidemiologi:
- Kejadian CDH 1 diantara 5000 bayi lahir
hidup sampai 1 diantara 2000 lebih bila
dihitung bayi lahir mati.
- Defek: 70-80% sebelah kiri 5% bilateral
Etiologi:
- Pemisahan rongga perut dan dada
sempurna pada minggu ke 8 kehamilan
- Kegagalan penutupan saluran ini
merupakan mekanisme terjadinya defek
posterolateral hernia diaphragmatik
Gejala klinik
- Respiratori distress yang berat dalam jam
pertama kehidupan
- Muntah (sumbatan saluran cerna)
- Gejala pernafasan ringan
- Sekali-sekali terjadi incarcerasi
ususischemia dgn sepsis dan gagal
jantung-paru
- Mati tiba-tiba
Diagnosis:
- USG dapat dideteksi intrauterin
- Respiratory distres berat dalam 24 jam pertama
- X-foto toraks
- Fluoroscopy
Terapi :
- Operasi emergency
- Perlu ECMO ( Extracorforeal membrane oxygenation)

Prognosis :
- 27-55% hidup
- Yang hidup dapat komplikasi gangguan :- fungsi paru
- neurologi
- pertumbuhan
HIRSCHPRUNG DISEASE
(CONGENITAL AGANGLIONIC MEGACOLON)
Defenisi : penyakit Hirschprung adalah
suatu kelainan bawaan dimana terjadi
megacolon akibat aganglionic usus besar
(colon).
Penyakit hirschprung adalah penyebab
paling banyak sumbatan usus bawah pada
neonatus.
Lokasi : mulai dari spinter dalam sampai
bagian proksimal usus besar
Kejadian :
- 1 diantara 5000 lahir hidup
- Laki-laki lebih banyak dari perempuan (4:1)

Sering disertai kelainan bawaan lain seperti:


- Sindrome Down
- Smith-Lemli-Opiz
- Wardenburg
- Cartilage-hair hypoplasia
- Congenital hypoventilation (ondine curse) syndrome
- Urogenital abnormal
- Cardiovascular abnormal
Patologi: absence sel ganglion pada dinding usus
(ok arrest migrasi neuroblast)
mikroschopis: absence flexus Meisner dan
Auerbach
Gejala klinik:
- Meconum terlambat keluar (dalam 48 jam)
- Buang air besar jarang
- Gagal menaikkan berat badan
- Hypoproteinemia
- Perut gembung
- Massa tinja dalam usus teraba
Diagnosis:
Rectal touche:normal
Radiologi : pemeriksaan barium enema
dapat melihat panjang usus yang defek
Terapi : operasi
INTUSSUSCEPTION
Defenisi: intussusception adalah keadaan dimana
sebagian saluran cerna telescoped dalam
segment usus berdekatan.
Kejadian :
- 1-4 casus diantara 1000 lahir hidup
- Laki-laki lebih banyak dari perempuan 4:1
- Penyebab terbanyak sumbatan usus usia
antara 3 bulan dan 6 tahun
- 60% terjadi pada usia 1 thn dan 80% sebelum
usia 2 thn
Etiologi :
- Tidak diketahui
- Sangkaan :
Infeksi adenovirus
Otits media
Gastro enteritis
Henoch-chonlein purpura
Infeksi saluran nafas
Patologi:
- paling sering : - ileocolic
- ileoileo-colic
- cecocolic
Pembuluh darah vena terjepit menyebabkan
pembendungan, udem, perdarahan mucosaberak
darah
Gejala klinik:
- Terjadi tiba-tiba
- Sakit perut bersifat kolik
- Anak lemah
- Penurunan kesadaran
- Shock
- Panas
- Muntah
- Palpasi teraba massa seperti bentuk
sausage
Diagnosis:
- Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis
- X-foto abdomen polos: penebalan pada
lokasi intussusception
- Barium enema : filling defect/cuffing the
head of barium
- USG : massa berupa tabung
Terapi : operasi reduksi
Prognosis : - yang tidak diobati fatal
- bisa relaps 10 %
BILIARI ATRESIA
Defenisi: Biliari atresia adalah obliterasi saluran
empedu diluar hati atau diatas porta hepatis.
Kejadian:
- 1/10.000-15.000 kelahiran hidup
- Idiopatik hepatitis neonatus 1/5000-10.000
- Kelainan saluran empedu dalam hati kurang
sering : 1/5000-75.000 lahir hidup
Penanganan:
- Tersangka: explorasi laparatomi
- Cholangiografi
- Prosedur Kasai
HEPATITIS INFEKSI
Defenis:hepatitis infeksi adalah keadaan hati yang mengalami
imflamansi akibat infeksi.
Etiologi :
- Virus (yang terbanyak)
- Bakteri
- Parasit
Diagnostik:
anamnese:
- anoreksia,
- mual,
- muntah
- demam,
- ikterus,
- tinja pucat,
- urin berwarna gelap
- ada kontak dengan
Pemeriksaan fisis
- sakit ringan
- suhu badan tidak tinggi
- mata itrik
- hepatomegali: permukaan licin, pinggir
tajam, konsitensi elastis
- nyeri tekan didaerah hati
- splenomegali
- kulit ikterus, perdarahan kulit
Pemeriksaan penunjang

1. Darah tepi:- pansitopenia (virus)


- eosinofilia (infestasi cacing)
- leukositosis (infeksi bakteri)
2. Urine : bilirubin uria
3. Biokimia: - bilirubin direk dan indirek
- ALT (SGPT) dan AST (SGOT)
- albumin, globulin
- glukosa darah
- koagulasi, waktu protrombin
4. Seromarker: - IgM antiHAV
- HBsAg
- IgM anti HBc
5. Ultarasonografi hati: - kista duktus koledokus
- batu saluran empedu
- holessistitis
Terapi :
Medicamentosa
Suportif : - pembatasan aktifitas,
- pemberian makanan dan cairan
yang adekuat

Medicament : - hindari obat hepatotoksik


- vitamin yg larut dalam lemak
- sintomatis menghilangkan
rasa gatal
Lain-lain (rujukan)
Konsultasi kepada ahli yg sesuai
Timbul gejala pulminan, kesadaran menurun,
gejala perdarahan, ALT dan AST > 1000 iu/l,
serum bilirubin > 10 mg/dl, perpanjangan
waktu protrombin lebih dari 20 detik.
Terjadi holistatis yg berkepanjangan (lebih
dari 30 hari)
Pemantauan (monitoring)
- Penilaian kesadaran
- Suhu badan
- Derajat ikterus
- Besar hati
- Perdarahan terutama dari saluran cerna
- Laboratorium: bilirubin direk/indirek, ALT AST,
glukosa, albumin, waktu protrombin.
Prognosis
- Hepatitis virus prognosis baik pada umumnya
sembuh sempurna.
- Setelah sembuh sebagian besar pasien
mendapat antibodi protektif menetap
ACUTE ABDOMEN
Difrensial diagnosis:
a. Sumber gastro intestinal : apendisitis, pankreatitis,
malrotasi dgn volvulus, inflammatory bowel disease
(IBD), gastritis, irritable bowel syndrome, abcess,
hepatitis, ulkus perforasi, Meckels diverticulitis,
cholecystitis,gastroenteritis.
b. Sumber ginjal : Henoch-Schonlein purpura (HSP),
infeksi saluran kencing, pyelonephritis, batu ginjal
c. Sumber ginekologi: kehamilan diluar rahim, kista
ovarium/torsi, pelvic inflammatory disease (PID)
d. Sumber tumor: Wilms tumor, neuroblastoma
e. Sumber lain: pneuomonia, sickle cell anemia, diabetes
ketoacidosis, juvenile rheumatoid artritis (JRA)
Diagnosis:
Anamnesis:
- sakit perut
- diare
- melena
- hematochezia
- panas
- makanan yg baru dimakan
- anamnese menstruasi
- gejala saluran kencing
- gejala pernafasan
- anamnese pemeriksaan saluran cerna
- riwayat perjalanan
- diet
Pemeriksaan fisis
Umum:
- tanda vital
- keracunan
- kulit merah
- artritis
- ikterus
Perut:
- palpasi perut sakit
- perut mengeras/mamapan
- massa teraba
- perobahan bising perut
Rektal : termasuk pemeriksaan occult blood
Pelvic : perdarahan, massa, sakit pada cervix/adnesa
Pemeriksaan penunjang:
Radiologi: x-foto polos abdomen:
- sumbatan
- konstipasi
- udara bebas
- batu empedu
- batu ginjal
x-foto toraks:
- pneumonia
Ultrasonografi pelpic/CT Scan
Endoscopy
Laboratorium
- elektrolit
- jumlah leukosit
- fungsi hati dan ginjal
- pemeriksaan koagulasi
- pemeriksaan darah
- pemeriksaan urin
- amylase/lipase
- kultur gonorrhea/chlamydia
- beta-human chorionic gonadotropin (b-hCG)
- laju endap darah
- C-reactive protein ( CRP)
Terapi
Segera :- puasa
- rehidrasi
- decompresi nasogastric
- pemeriksaan adomen serial
- operasi/ginekologi/evaluasi
gastrointestinal
- mengatasi rasa sakit
- antibiotika
Defenitif :Explorasi operatif atau endoskopi

Anda mungkin juga menyukai