Anda di halaman 1dari 37

REFERAT

DEMAM BERDARAH DENGUE

Nikmatulhusna Amirullah

Pembimbing :
dr. Arfan Sanusi Sp.PD
BAB I
PENDAHULUAN
Virus Dengue menyebabkan infeksi yang bersifat simptomatik
maupun asimtomatik. Infeksi dengue simtomatik merupakan
infeksi sistemik dalam perjalanan penyakit yang sangat
dinamis, sulit diramalkan, dengan spectrum penyakit yang
luas dan bermanifestasi klinis mulai dari gejala yang ringan
sampai berat. Penyakit ini sering menyebabkan timbulnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Demam Berdarah Dengue
Definisi

Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik

Epidemiologi

- Diperkirakan 50 juta orang terinfeksi dengue setiap tahun

- meningkat hingga 35 % dari 100.000 papulasi (Indonesia)


Demam Berdarah Dengue
Etiologi

- Virus Dengue dari genus flavivirus dan family flaviviridae

Cara Penularan :

Vektor : Nyamuk Aedes Aegypti

Pejamu (Host) : Manusia

Lingkungan : - Kondisi Geografis

- Kondisi Demografis
Demam Berdarah Dengue

Hipotesis antibody dependent enhancement


1 2

3
Demam Berdarah Dengue

Plasma merembes dari


ruang intravascular ke
ruang ekstravaskular.
Demam Berdarah Dengue

Gejala Klinis
- Demam
- Chepalgia
- Nyeri Retro Orbital
- Mialgia / Atralgia
- Manifestasi Perdarahan (Uji tourniquet
positif)
- syok
Demam Berdarah Dengue

Derajat DBD menurut WHO


Derajat 1
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniquet.
Derajat 2
Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain.
Derajat 3
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di
sekitar mulut kulit dingin dan lembab, tampak gelisah.
Derajat 4
Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.
Demam Berdarah Dengue

Diagnosis
Berdasarkan Kriteria WHO
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya
bifasik.
Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut: uji bending
positif; petekie, ekimosis, atau purpura; perdarahan mukosa;
hematemesis dan melena.
Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ ml).
Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sbb:
1. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur
dan jenis kelamin.
2. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
3. Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites,
hipoproteinemia, hiponatremia.
Demam Berdarah Dengue

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
a. Trombositopenia
b. Hematokrit meningkat
c. Leukopenia
d. Hipoproteinemia / Hipoalbuminemia
e. PT dan APTT Memanjang
f. Pemeriksaan IgG & IgM

Radiologi
a. Efusi Pleura
Demam Berdarah Dengue

Penatalaksanaan DBD
Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue

Penatalaksanaan DBD
Demam Berdarah Dengue

Diagnosis Banding
1. Demam Typoid
2. Malaria
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 23 Tahun

Alamat : Desa kalukubula

Tanggal Pemeriksaan : 03 Oktober 2016

Ruangan : Rajawali Bawah


Laporan Kasus

Anamnesis
Keluhan Utama : Demam

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien laki-laki usia 23 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan demam 6 hari SMRS, demam dirasakan terus
menerus selama 6 hari baik pagi, siang ataupun malam hari,
demam disertai menggigil. klien juga mengeluhkan sakit kepala,
tidak nafsu makan dan rasa lemas. batuk (-), nyeri menelan (-),
nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (+), nyeri sendi sendi (+)
BAK dan BAB biasa (tdk ada riwayat berak darah ataupun diare),
riwayat perdarahan gusi (-). Pasien menyangkal pernah
bepergian ke daerah daerah yang endemis malaria.
Laporan Kasus

Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri ulu


hati (maag) 2 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit keluarga :

Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit dengan keluhan


dan gejala klinis yang sama dalam keluarga
Laporan Kasus

Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum : Sakit sedang / Compos Mentis / Gizi baik

BB : 50 kg

TB : 162 cm

IMT : 19,05

Tanda vital :

TD : 110/70 mmHg Pernapasan : 22 kali/menit

Nadi : 96 kali/menit Suhu : 38,0 0C


Pemeriksaan Fisik
Kepala
Kepala
Wajah : Pucat (-), Sianosis (-),
Deformitas : Tidak ada
Bentuk : Normocephal
Rambut : Warna hitam, rontok (-), tidak mudah
dicabut
Mata
Mata
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterus (-/-)
Pupil : isokor.
Mulut : Hiperemis (-), Ulkus (-), Lidah kotor (-),
tonsilofaringitis (-)
Pemeriksaan Fisik

Leher

KGB : Limfadenopati (-)

Tiroid : Simetris, mengikuti gerakan menelan,

pembesaran (-), nyeri tekan (-)

JVP : Tidak ada peningkatan

Massa Lain : Tidak ada


Pemeriksaan Fisik

Paru-paru

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, Retraksi dinding dada (-)

Palpasi : Vocal premitus sama kanan dan kiri, nyeri tekan (-),

krepitasi (-), massa (-)

Perkusi : Sonor pada lapangan paru kiri dan kanan

Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)


Pemeriksaan Fisik Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC VI midclavicula sinistra

Perkusi :

Batas kanan atas SIC II linea parasternalis dextra.

Batas kanan bawah SIC IV Linea parasternalis dextra.

Batas kiri atas SIC II linea parasternalis sinistra.

Batas kiri bawah SIC IV linea midclavicula sinistra.

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, Murmur (-),


Gallop (-).
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris.

Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal

Perkusi : Tympani pada 4 kuadran abdomen

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), massa (-).

Anggota Gerak
Atas : akral hangat (+/+) edema (-/-), tidak ada
hambatan gerak
Bawah : akral hangat (+/+) edema (-/-), tidak ada
hambatan gerak
Hasil Laboratorium

DARAH LENGKAP NILAI RUJUKAN

(03 Oktober 2016)

WBC 4,1 x 103/mm3 4,8-10,8


RBC 5,9 x 106/mm3 4,7-6,1
PLT 143 x 103/mm3 150-450
HCT 47,9% 42-52
MCV 80,9fl 80-99
MCH 28,5 pg 27-31
MCHC 35,3 g/dl 33-37
Hasil Laboratorium

DARAH LENGKAP NILAI RUJUKAN

(04 Oktober 2016)


WBC 2,4 x 103/mm3 4,8-10,8
RBC 5,74 x 106/mm3 4,7-6,1
PLT 118 x 103/mm3 150-450
HCT 48,7% 42-52
MCV 85 fl 80-99
MCH 28,6 pg 27-31
MCHC 33,7 g/dl 33-37
Hasil Laboratorium

DARAH LENGKAP NILAI RUJUKAN

(05 Oktober 2016)


WBC 2 x 103/mm3 4,8-10,8
RBC 5,6 x 106/mm3 4,7-6,1
PLT 38 x 103/mm3 150-450
HCT 45% 42-52
MCV 80,1fl 80-99
MCH 28,8 pg 27-31
MCHC 36 g/dl 33-37
Hasil Laboratorium

DARAH LENGKAP NILAI RUJUKAN

(06 Oktober 2016)


WBC 3,8 x 103/mm3 4,8-10,8
RBC 5,9 x 106/mm3 4,7-6,1
PLT 38 x 103/mm3 150-450
HCT 47,3% 42-52
MCV 79,6fl 80-99
MCH 28,1 pg 27-31
MCHC 35,3 g/dl 33-37
Radiologi

Pada pasien ini tidak dilakukan


pemeriksaan radiologi
Resume

Anamnesis
Pasien laki-laki usia 23 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan demam 6 hari SMRS, demam dirasakan terus
menerus dan disertai menggigil. klien juga mengeluhkan sakit
kepala, tidak nafsu makan dan rasa lemas. nyeri ulu hati (+),
mual (+), muntah (+), nyeri sendi sendi (+) BAK dan BAB
biasa (tdk ada riwayat berak darah).

Tanda Vital : Pemeriksaan Penunjang :


TD :100/70 mmHg PLT Hari 1 : 143 x 103/mm3
Nadi : 94 kali/menit PLT Hari 2 : 118 x 103/mm3
Pernafasan :22 kali/menit PLT Hari 3 : 38 x 103/mm3
Suhu : 38,5C PLT Hari 4 : 38 x 103/mm3
Diagnosis & Diagnosa
Banding

Diagnosa Kerja : Susp DBD Derajat II + Dispepsia

Diagnosa Banding : Demam Tyfoid

Malaria
Terapi
Non Medikamentosa : Istirahat Cukup

Medikamentosa
IVFD RL guyur 10 ml/kg BB selama 30 menit > membaik (5 ml/kgBB/jam)
Ranitidine Injeksi 1 amp/12 jam
Parasetamol ( 3 x 1 )
Anjuran Pemeriksaan

Kadar IgG & IgM

Tes Widal

Uji Serologi

Diagnosis akhir : DBD Derajat II + Dispepsia

Prognosis : Bonam
DISKUSI
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi. Pada pasien ini
didapatkan manifestasi klinis berupa demam, nyeri kepala,
nyeri sendi sendi, mual dan juga muntah.

Salah satu pemeriksaan yang penting pada kasus ini adalah


pemeriksaan Trombosit dan Hematokrit. Pada pasien ini
didapatkan Tromobosit menurun hingga 38.000 mm3 dan
hematokrit masih dalam batas normal.
DISKUSI

Pada pasien ini diberikan IVFD RL untuk pengganti cairan


tubuh yang hilang akibat dari kebocoran plasma. Dalam
pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu dilakukan
adalah pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris.
Proses kebocoran plasma dan terjadinya trombositopenia
pada umumnya terjadi antara hari ke 4 hingga 6 sejak demam
berlangsung. Pada hari ke-7 proses kebocoran plasma akan
berkurang dan cairan akan kembali dari ruang interstitial ke
intravaskular. Terapi cairan pada kondisi tersebut secara
bertahap dikurangi.
DISKUSI
Pada pasien ini juga diberikan terapi parasetamol.
Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non
narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis
prostaglandin terutama di sistem saraf pusat (SSP).
Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik,
antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak
menyebabkan iritasi serta peradangan lambung.

Terapi lain yang diberikan adalah Ranitidine yang merupakan


golongan Antagonis Reseptor Histamin 2 dengan mekanisme
kerja memblokir efek histamine pada sel parietal sehingga
tidak bisa dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.

Anda mungkin juga menyukai