Anda di halaman 1dari 20

Peranan Masyarakat (WPA dan Dasiat) dalam Penguatan,

Pencegahan dan Penanggulangan TB dan HIV


di Wilayah Kecamatan Nguter

Naufal Faruq Purwanto J510165011


Nanda Dwi Mahara J510165055
Yasinta Nurul Azizah J510165064
Sandy Murtiningtyas J510165090
Sipkhotun Windayani J510165091
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Orgnanization (WHO) pada akhir Tahun
2010, diperkirakan 34 juta orang hidup dengan HIV di seluruh
dunia (Sianturi, 2012). Komisi penanggulangan AIDS Nasional
mengemukakan bahwa pengidap HIV/AIDS di Indonesia
jumlahnya diperkirakan berkisar 190.000-270.000 orang (Depkes
RI, 2003)
Pada tahun 2009 tuberkulosis (TB) diperkirakan terdapat sekitar
9,4 juta insiden kasus TB secara global (Tulak, 2009). WHO
memperkirakan jumlah pasien TB dengan status HIV positif di
Indonesia pada tahun 2013 sebesar 7,5% dari seluruh pasien TB
(Global Report WHO 2013).
Data dari Puskesmas Nguter menunjukan pasien TB di wilayah
Kecamatan Nguter sebanyak 29 orang dan penderita HIV AIDS juga
sebanyak 29 orang. Puskesmas kecamatan Nguter memiliki DASIAT
(Pemuda Siaga Sehat) dan WPA (Warga Peduli AIDS) yang menjadi
lini pertama dalam penguatan, pencegahan, dan penanggulangan
TB dan HIV di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini adalah: Peranan Masyarakat (WPA dan
Dasiat) dalam penguatan, pencegahan serta penanggulangan
TB dan HIV di wilayah Kecamatan Nguter Kabupaten
Sukoharjo.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peranan masyarakat (WPA dan Dasiat) dalam penguatan,
pencegahan serta penanggulangan TB dan HIV di wilayah Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian
Bagi Masyarakat (WPA dan Dasiat)
Lebih aktif dalam membantu menyampaikan masalah kesehatan tentang
arti pentingnya TB dan HIV.
Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang dan
melaksanakan penelitian ilmiah dalam bidang kesehatan masyarakat.
Bagi Peneliti Lain
Dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut di masa yang akan
datang.
Bagi Puskesmas
Lebih mengaktifkan peran serta masyarakat.
Bagi Masyarakat Umum
Lebih mengerti tentang permasalahan kesehatan khususnya TB dan HIV.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DASIAT dan WPA
DASIAT mulai dibentuk pada tahun 2010, penetapan
kepengurusan DASIAT yang disahkan pada tahun 2016 dengan
nomor 440/08/III/2016.
Tugas dan fungsi DASIAT:
Membantu tenaga kesehatan dalam pengelolaan desa siaga
Membantu masyarkat dalam beberapa hal
Membantu dalam memberikan pemecahan masalah
kesehatan yang sederhana dimasyarakat
Membantu berperan dalam penganggulangan kedaruratan
dan bencana
Warga Peduli AIDS (WPA) merupakan wadah bagi masyarakat
untuk ikut berperan aktif dalam upaya penanggulangan AIDS. Di
kecamatan Nguter dari 16 desa sudah terbentuk 12 desa yang
memiliki WPA.

Tugas WPA diantaranya:

Memberikan penyuluhan kepada warga untuk berperilaku sehat

Berperan serta dalam kegiatan penganggulangan HIV/AIDS

Mendorong setiap warga untuk ke klinik VCT

Mencegah terjadinya stigma dan deskriminasi pengidap


HIV/AIDS
2. Tuberkulosis
a. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
b. Etiologi
Kuman Mycobacterium tuberculosis
c. Klasifikasi Tuberkulosis
Letak anatomi penyakit
Hasil pemeriksaan dahak atau bakteriologi
Riwayat pengobatan sebelumnya
Status HIV
d. Gejala klinis tuberkulosis paru
Batuk derdahak selama 2-3 minggu atau lebih
Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
Demam lebih dari satu bulan
e. Komplikasi
Lesi parenkim
Lesi saluran napas
Komplikasi vaskuler
Lesi mediastinum
Lesi pleura
Lesi dinding dada
3. HIV
a. Definisi
HIV merupakan penyebab penyakit AIDS dengan cara
menyerang sel darah putih.
b. Etiologi
Virus HIV termasuk kedalam family Retrovirus Lentivinirae.
Virus HIV akan menyerang limfosit T yang mempunyai marker
permukaan seperti sel CD4+
c. Faktor risiko
Perilaku berisiko tinggi
Mempunyai riwayat IMS
Riwayat menerima transfusi darah berulang
Riwayat perlukaan kulit
d. Gejala klinis
Terdapat gejala karakteristik mayor dan gejala karakteristik
minor.
e. Diagnosis Laboratorium HIV
Serologis
Deteksi virus
f. Komplikasi
Komplikasi pada mata
Komplikasi neurologi
Kandidiasis
Kriptokokosis
Kriptosporidiosis
Herpes simplex
4. Tuberkulosis dan HIV

HIV dan TB mempunyai hubungan yang kuat. Infeksi HIV dapat


meningkatkan risiko terserang TB. Di Indonesia, koinfeksi
HIV/TB pada pasien TB maupun HIV mengalami peningkatan.

Gejala klinis tuberkulosis pada HIV/AIDS dengan TB diantaranya


demam, keringat malam, lemah, nafsu makan dan berat badan
menurun, keadaan umum cepat memburuk dan berubah
menjadi bentuk milier
BAB III
METODE PENERAPAN
1. Pengumpulan Data
KEGIATAN
Data yang digunakan dalam laporan ini diperoleh dari data primer

2. Pendeskripsian Data

data primer yang terkumpul dianalisa untuk mengetahui peranan WPA


dan DASIAT.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam laporan ini adalah fishbone, yang
umum digunakan unruk membantu organisasi memecahkan masalah
dengan melakukan analisis sebab dan akibatdari suatu keadaan.
Bagan
Diagram Fish Bone Peranan Masyarakat (Dasiat dan WPA) dalam Penguatan, Pencegahan dan Penanggulangan TB dan
HIV di Wilayah Puskesmas Nguter

Manusia WPA dan Tenaga Kesehatan Dana (Money)


Dasiat (Man) (Man)

Waktu kegiatan
Kesadaran untuk lintas program
memeriksa kesehatan bersamaan
rendah
Dana yg di alokasikan
Jumlah tenaga
kurang saat mengadakan
Kurangnya kurang
VCT dan penyuluhan
pengetahuan
TB dan HIV
Kemampuan Penyuluhan
menyuluh kurang
berbeda-beda Tercapainya peranan masyarakat
(WPA dan Dasiat) dalam
penguatan, pencegahan dan
penanggulangan TB dan HIV di
wilayah Kecamatan Nguter

Media
penyuluhan
kurang
Keterpaduan Kurangnya alat
antar program peraga

Materi penyuluhan
kurang menarik Minimnya peralatan
penyuluhan

Sistem Metode Peralatan


(Machine) (Methode) (Material)
BAB IV
PEMBAHASAN
Wilayah kecamatan Nguter terdapat beberapa penyakit menular
langsung yang angka insidennya cukup tinggi antara lain TB dan
HIV. Puskesmas kec Nguter memiliki program pencegahan untuk
mengendalikan TB dan HIV melalui PROMKES (Promosi
Kesehatan) dan P2ML (Program Pengendalian Penyakit Menular
Langsung) yang selanjutnya dibentuk WPA dan DASIAT pada tiap
desa di 16 desa.
Analisa data
Manusia (Man)
Anggota WPA dan Dasiat tidak semua berlatar belakang medis,
sehingga pengetahuan TB dan HIV masih rendah dan kesadaran
untuk memeriksa masih rendah. Maka perlu penyuluhan
mengenai pentingnya pemeriksaan dalam menghambat
penularan.

Tenaga Kesehatan (Man)


Kegiatan lintas program yang bersamaan menyebabkan
kekurangan petugas sehingga perlu disusun jadwal program rutin.

Dana (Money)
Dana untuk program yang berkaitan TB dan HIV kurang
menyebabkan kurang maksimal kegiatannya, sehingga perlu
adanya alokasi yang lebih besar untuk program kesehatan .
Sistem (Machine)
Keterpaduan antar program diperlukan untuk penjaringan lebih
luas dan lengkap, oleh karena itu diperlukan koordinasi antar
pemegang program untuk melaksanakan program secara
bersamaan dalam satu wilayah (terpadu).

Metode (Methode)
Media penyuluhan kurang dan materi penyuluhan kurang menarik
menyebabkab sulit untuk diterima. Sebaiknya digunakan metode
penyuluhan berupa diskusi atau dibagi menjadi kelompok kecil.

Peralatan (Material)
Kurangnya alat peraga dan minimnya peralatan penyuluhan
membuat penyuluhan cenderung membosankan sehingga kurang
bisa diterima oleh masyarakat. Peraga diperlukan supaya
masyarakat lebih paham tentang materi yang disampaikan, bisa
menggunakan leaflet, poster dan slide yang menarik serta mudah
dipahami.
Program Promkes dan P2ML
Promkes
Dalam rangka menanggulangi penyebaran penyakit Promkes bekerja
sama dengan Dasiat memberikan penyuluhan khususnya TB.Diharapkan
masyarakat lebih mengerti bahaya dan penularan sehingga
memperhatikan kesehatannya.

P2ML
P2ML bekerja sama dengan WPA mengadakan program penyuluhan HIV-
AIDS dan VCT di puskesmas ataupun VCT mobile. Diharapkan
masyarakat lebih mengerti bahaya dan penularan serta merubah stigma
supaya tidak mendiskriminasi ODHA.
BAB V
A. Kesimpulan
PENUTUP
1. Peran (WPA dan Dasiat)sangat penting, dalam penguatan,
pencegahan dan penanggulangan TB dan HIV di Wilayah
Kecamatan Nguter. Karena dengan masyarakat yang bergerak
lebih efektif.
2. Masyarakat Kecamatan Nguter memahami tentang TB HIV dan
lebih memperhatikan kesehatannya
3. Dari bulan Februari 2015- September 2016 didapatkan 29
penderita dengan HIV positif dan penderita TB dari awal tahun
2016 dengan BTA postif didapatkan 16 penderita sedangkan
dengan foto rontgen positif didapatkan 8 penderita.
4. Penanggulangan TB HIV terdapat beberapa program yaitu :
Penyuluhan tentang TB/HIV
Melakukan pemeriksaan VCT di puskesmas
Melakukan pemeriksaan mobile VCT
B. Saran
1. Penyuluhan lebih sering di lakukan
2. Sarana prasarana lebih dilengkapi
3. Segera dilakukan pemeriksaan BTA pada pasien yang telah
dinyatakan positif HIV ataupun sebaliknya.
4. Pemeriksaan HIV pada sasaran berisiko setiap 6 bulan sekali.
5. Memberikan penyuluhan kepada sasaran berisiko tentang
pentingnya penggunaan kondom dan bahaya penggunaan
jarum suntik secara bergantian.
6. Memberikan dukungan kepada penderita TB/HIV .

Anda mungkin juga menyukai