Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan ke-4

DEFINISI
Merek adalah nama atau symbol yang bersifat
membedakan (logo, cap atau kemasan)
dengan maksud mengidentifikasikan barang
atau jasa dengan seorang penjual atau sebuah
kelompok penjual tertentu.

Kotler mendefinisikan merek adalah :


nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau
kombinasi dan hal-hal tersebut yang
dimaksud untuk mengidentifikasikan barang
atau jasa dan sekelompok penjual dan untuk
membedakan dengan produk pesaing.
1. Brand name (nama merek): Bagian yang dapat diucapkan.
Contoh: BMW, TOYOTA, SUZUKI, AQUA
2. Brand Mark (tanda merek): Sebagian dari merek yang dapat dikenal.
Contoh: logo mercy, logo Yamaha motor
3. Trade Mark (tanda merek dagang): Merek yang dilindungi hukum karena

kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa.

Contoh: Bekantan di duffan, Ronald di McD

4. Copyright (hak cipta): hak istimewa yang dilindungi undang undang dalam

memproduksi, menerbitkan, dan menjual.

Contoh: Cocacolla terdapat tanda R yang berartikan bahwa merek sudah terdaftar.
Produk mungkin berbentuk fisik (sereal, susu, kulkas, dll) yang terlihat secara
fisiknya, jasa (bank, asuransi, salon, dll), retail outlet (department store,
supermarket, dll), person figure/ figure politik (professional, artis, atlet, dll),
organisasi ((non profit, art group, dll.

Brand terbagi atas dua bagian, yaitu:


1. Tangible
2. Intangible
Produk yang terlihat atau dengan kata
lain wujud nyata yang dapat dilihat
oleh mata, diraba, dan dipegang.

Contoh:
Product, packaging (secara
keseluruhan), labelling, atribut
(sebagai pelengkap), fungtional
benefits (sesuatu yang terlihat dan
memiliki manfaat, contoh: HP--->
untuk telepon.
Contoh:
Suatu hal yang tidak terlihat nyata atau -Quality - kualitas dari produk yang anda buat
tidak dapat dilahat oleh mata, tidak bisa -Emotional benefits- berbeda cara pandang antar orang
terhadap produk. kita menggunakan produk, kita akan
merasakan rasa yang berbeda dan orang pun memiliki rasa
diraba, atau dipegang. Intengabil sebagai yang berbeda pula.
Contoh: Makan di kaki lima dengan makan di restoran
pendukung dari tangible, sehingga produk meskipun jenisnya sama berupa produk makan.
menjadi lebih maksimal -Values- Pandangan nilai seseorang yang berbeda-beda
terhadap suatu produk. nilai akan muncul ketika orang
menggunakan produk.
-Culture dan Image- cara pandang seseorang yang
menilai suatu produk berasal dari daerah/budaya/hal lainnya
yang menggambarkan produk.
Contoh: Rokok malboro di identikan dengan country, berasal
dari AS; Motor Bajaj diidentikan orang Indonesia sebagai
kendaraan bajaj trongtong, sehingga penjualan menjadi
lambat; produk Taranasiku di Indonesia gagal; sop siap saji di
negara Jepang tidak laku dipasaran, berbeda halnya dengan
penjualan di Indonesia yang laku pesat.
A. Nama
B. Logo
C. Simbol
D. Desain
E. Slogan
F. Kemasan
A. Mudah untuk diingat- merek yang baik adalah merek yang
mudah untuk diterima dan selalu diingat oleh khalayak.
Contoh: Ketika kita membeli bumbu penyedap rasa untuk memasak,
kita akan selalu ingat Masako, Royco.
B. Memiliki makna- merek yang baik tidak hanya sekedar
pemberian sebuah identitas agar orang tahu atau sebagai pembeda,
tetapi merek harus memiliki makna yang baik.
Contoh: UNIBI universitas yang melahirkan lulusan yang mampu
berwirausaha
C. Menarik dan Lucu- merek yang menarik dan lucu maka akan
mudah untuk diterima dan utamanya adalah dikenal dan tersimpan
dibenak khalayak.
Contoh: produk steak ranjang, nasi goring Mafia.
D. Legal- merek harus legal, dengan mendaftarkan sebuah merek
sehingga tidak ada peniruan atau pencurian nama merek dagang yang
sudah kita miliki.
Contoh: CocaColla dengan terdapat tulisan R, menandakan bahwa
merek sudah terdaftar.
Humdiana (2005)
mendefinisikan kesadaran
merek sebagai kesanggupan
seorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat
kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari
kategori produk tertentu.
a. Top of mind
Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali
muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
b. Brand recall
Yaitu pengingatan kembali merek secara spontan tanpa adanya, seperti ciri-ciri,
identifikasi (Konsumen yang menyebuitkan merek, kita hanya kategori saja)
c. Brand recognition
Adalah tingkat minimal dari kesadaran merek dimana pengenalan suatu merek mucul lagi
setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (kita yang menyebutkanmerek)
d. Aware
Ketika sudah pernah mendengar mereknya atau kategori atau cirinya, tapi kurang tahu
secara spesifik.
e. Unaware of brand
Adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek dimana kosumen tidak
menyadari adanya suatu merek walaupun sudah dilakukan pengingatan kembali lewat
bantuan (aided recall).
Positioning artinya merek diberikan satu posisi tertentu dalam benak
konsumen agar mudah diingat oleh konsumen, sehingga konsumen
memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya terhadap
produk tersebut.
Penempatan brand positioning yang baik akan sangat membantu
menunjukan jalan yang tepat bagi strategi pemasaran, misalnya bisa
mengklarifikasi segala hal tentang merek, apa keunikannya, apa
miripnya atau kesamaannya dengan merek yang lain.
Positioning muncul karena dalam pikiran konsumen bisa jadi terdapat
sederet merek-merek produk yang dikenalnya dan akan membentuk
urutan mana yang paling diingat, hingga paling tidak diingat.
Berdasarkan perbedaan/ karakteristik produk (Molto
Ultra sekali bilas)
Berdasarkan manfaat produk (Shampoo Head &
Soulders untuk ketombe, gatal)
Berdasarkan pemakaian (Tolak angina, oreo)
Berdasarkan kategori produk (Vape one push, SunCo
minyak kesehatan hati)
Kepada pesaing (Yamaha..yang lain pasti ketinggalan;
yang ada badaknya)
Melalui imajinasi (Rokok Djarum coklat yang terdapat
jin pengkabul; Axe yang digandrungi wanita)
Berdasarkan masalah (Vanish; Pantene)
Berdasarkan pemakai/ selebritis (FreshCare oleh Agnes;
kartu perdana AS oleh Sule)
1. Under
positioning: Hal yang ditunjukan bukan hal yang terlalu istimewa.
Misalnya: CocaColla diet Coke di Indonesia, Aqua varian rasa buah
2. Over positioning: Produk memiliki citra yang terlalu tinggi dibenak konsumen,
dan menyebabkan persepsi konsumen bahwa produk tersebut diluar jangkauan
belinya.
Misalnya: Orang berpikir tas merek Gucci itu mahal sehingga orang beranggapan
sulit untuk membeli, tetapi saat ini terdapat tas Gucci yang dengan harga 500 sudah
bisa didapatkan
3. Confused positioning: Konsumen bingung dengan citra brand, karena terlalu
banyak klaim atau terlalu sering perubahan positioning.
Misalnya: Smartphone Samsung selalu berubah jenis android, sehingga orang
merasa bingung dengan tipe Samsung tertentu menggunakan android apa.
4. Doubtfull positioning: Pelanggan merasa sulit untuk mempercayai klaim sebuah
brand dalam kaitannya fitur suatu produk, harga atau manufakturnya.
Misalnya: HP android yang terkesan canggi, namun muncul HP android versi
terbaru namun dengan harga murah dengan fitur UP. Kita pasti tidak akan yakin.

Anda mungkin juga menyukai