PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KEPEMIMPINAN
MANAJEMEN
ADMINISTRASI
ORGANISASI
Kepemimpinan Pendididikan merupakan
proses tindakan untuk :
Menggerakkan
Mempengaruhi
Memberikan motivasi
Mengarahkan orang-orang dalam
organisasi/lembaga pendidikan tertentu,
untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
1. OTORITER
Akibat negatif yang timbul antara lain :
a. Guru menjadi penurut, tidak mau dan tidak mampu berinisiatif.
b. Guru dan murid umumnya diliputi rasatakut sehingga hanya patuh
kerja dan mekanis.
c. Sekolah keadaannya menjadi statis. Rapat dan musyawarah dianggap
tidak perlu karena hanya membuang waktu belaka menurutnya.
2. LAISSEZ FAIRE
a. Merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter
b. Kebebasan tidak terarah
c. Pucuk pimpinan hanya sebagai penasehat.
3. DEMOKRATIS
Adalah kepemimpinan yang ideal, aktif, dinamis dan terarah, senantiasa
berusaha memanfaatkan setiap orang untuk maju bersama guna
kemajuan dan perkembangan guru-guru serta organisasi sekolah yang
dipimpinnya
JENIS KEPEMIMPINAN
1. Pemimpin Formal/Resmi
Diangkat atau ditunjuk oleh suatu badan
tertentu yang lebih tinggi untuk melaksanakan
kepemimpinan pada lingkungan, pada tugas
kekuasaan yang lebih rendah.
2. Pemimpin Informal
Muncul dari dalam kelompok dan diterima oleh
anggota kelompok tersebut sebagai orang
yang mampu menggerakkan dan
mempengaruhi sehingga disegani, dihormati,
dan dipatuhi keputusannya.
Menurut sifatnya kepemimpinan pada
umumnya dapat dibedakan menjadi :
1. KHARISMATIK
Pemimpin diterima karena kepribadiannya yang berpengaruh dan
dipercaya sehingga diikuti keputusannya.
2. SYIMBOL
Pemimpin secara tradisional diakui sebagai symbol kebesaran
kelompok meskipun tak berfungsi.
3. HEADMANSHIP
Pemimpin yang ditempatkan sebagai kehormatan karena pengalaman
dan posisinya dalam masyarakat.
4. ORGANISATORIS/ADMINISTRATOR
Pemimpin yang karena kecakapannya dalam mengorganisasi sejumlah
orang untuk bekerja sama mewujudkan tugas-tugas kelompoknya.
5. AGITATOR
Pemimpin yang memiliki kemampuan melakukan tekanan, adu domba,
menimbulkan perpecahan dan mempertajam perselisihan dengan
menarik keuntungan bagi dirinya sendiri dan kelompoknya.
Pemimpin semacam itu kerap sekali mampu memanfaatkan
pertentangan untuk memperoleh dukungan dari kedua belah pihak yang
bertentangan meskipun masing-masing memiliki alasan yang berbeda.
NILAI NILAI MORAL KEPEMIMPINAN
(Berasal dari nenek moyang Indonesia)
1. Landasan Diplomatik
1.1. Sugih Tanpa Benda
1.2. Ngluruk Tanpa Bala
1.3. Menang Tanpa Ngasorake
1.4. Wewen Tanpa Kelangan
(Bersumber dari ajaran almarhum Dr. R. Sosrokartono).
2. Landasan Kepemimpinan
2.1. Sifat Ratu/ Raja : Bijaksana, adil, ambeg paramaarta,
konsekwen dalam janji
2.2. Sifat Pandita : Membelakangi kemewahan dunia, tidak punya
interest, dapat melihat jauh kedepan / waskito.
2.3. Sifat Petani : Jujur, sederhana, tekun, ulet, blaka.
2.4. Sifat Guru : Memberi keteladanan yang baik.
3. Landasan Pengabdian
3.1. Rumangsa Handarbeni
(Merasa ikut memiliki negara)
3.2. Wajib Melu Angrungkebi
(Wajib ikut bela negara)
3.3. Mulat Sarira Hangrasa Wani
(Mawas diri untuk bersikap berani)
(Bersumber dari Sri Mangkunegoro I)
4. Landasan Kebijaksanaan (5 P)
4.1. Peusiap
Persiapan, pengumpulan data dan kearifan
4.2. Peubanding
Perbandingan, penelaahan
4.3. Peunilaian
Penilaian
4.4. Peutunjuk
Petunjuk sesepuh, dan Petunjuk dari Tuhan YME
4.5. Peuputoh
Pengambilan keputusan terakhir
(Bersumber dari Sri Sultan Iskandar Muda dari Aceh)
SISTEM SENTRALISASI PENDIDIKAN YANG
EKSTRIM
Mengandung keburukan antara lain :