NAMA : MIRNA
NPM : 13154011033
LATAR BELAKANG
G2 P1 A0 hamil 24
minggu janin tunggal
hidup intra uteri dengan
plasenta previa.
PLANNING
1. Mengobservasi keadaan umum ibu dan janin
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
3. Memberitahukan ibu yang sedang dialami ibu
4. Memberitahukan ibu untuk tirah baring
5. Memberikan suport mental kepada ibu
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG
7. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan
CATATAN PERKEMBANGAN
3. Menurut Norma & Mustika (2013), terdapat Sedangkan pada kasus Ny. R faktor risiko
beberapa faktor risiko plasenta previa yaitu plasenta previa tidak ditemukan dipraktik
faktor predisposisi yaitu: umur dan paritas, sehingga penulis menemukan kesenjangan
endometrium yang cacat, dan Hipoplasia antara teori dan praktik. Karena dari penyebab
endometrium. Sedangkan faktor pendukungnya plasenta previa itu sendiri belum diketahui
adalah kelainan endometrium dan korpus secara jelas.
luteum bereaksi lambat. Dan faktor pendorong
ibu merokok atau menggunakan kokain, karena
biasa menyebabkan perubahan atau atrofi.
4. Menurut Walyani (2015), untuk menegakkan Sedangkan pada kasus Ny. R tidak dilakukan
diagnosis dilakukan dengan cara yaitu dengan pemeriksaan In Spekulo dan Periksa Dalam di
anamnesis, pemeriksaan luar, pemeriksaan In Meja Operasi (PDMO) dilahan praktik,
Spekulo, pemeriksaan ultrasonografi, dan sehingga penulis menemukan kesenjangan
diagnosis plasenta previa secara defenitif antara teori dan praktik. Pemeriksaan In
dilakukan dengan Periksa Dalam di Meja Spekulo dan Periksa Dalam di Meja Operasi
Operasi (PDMO). (PDMO) tidak dilakukan karena untuk
menghindari perdarahan yang semakin banyak
dan kontraksi pada uterus.
No. Teori Praktik
5. Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang antara Sedangkan pada kasus Ny. R pemeriksaan
lain yaitu USG, Laboratorium dan Kardiotokografi penunjang kardiotokografi (KTG) dipraktik
(KTG) dilakukan pada kehamilan > 28 minggu dilakukan pada kehamilan < 28 minggu,
(Norma & Mustika,2013). sehingga penulis menemukan kesenjangan
antara teori dan praktik. Pemeriksaan
penunjang kardiotokografi (KTG) dilakukan
pada kehamilan < 28 minggu karena usia
kehamilan Ny. R 24 minggu dan denyut
jantung janin sudah terdengar.
6. Data objektif adalah mengambarkan Pada kasus Ny. R pemeriksaan khusus
pendokumentasian hasil analisa dan fisik pasien, perkusi tidak dilakukan dipraktik, sehingga
hasil laboratorium, dan test diagnostik lan yang penulis menemukan kesenjangan antara teori
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung dan praktik. Karena Ny. R sedang tirah
assesment. Data yang diobservasi oleh tenaga baring ditempat tidur.
kesehatan (dokter/bidan/perawat) mencakup
pemeriksaan fisik dimulai dari pemeriksaan umum,
pemeriksaan khusus inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi, pemeriksaan penunjang meliputi
laboratorium, USG, rontgen, dll (Reni
Heryani,2011).
SIMPULAN
1. Penulis menjadi lebih memahami teori tentang
kehamilan dengan plasenta previa yang meliputi
definisi plasenta previa, etiologi, klasifikasi, tanda
dan gejala, diagnosis, pemeriksaan penunjang,
komplikasi dan penatalaksanaan.
2. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan
kehamilan dengan Plasenta Previa pada Ny. R G2 P1
A0 dengan metode SOAP.
LANJUTAN...