Anda di halaman 1dari 56

Berangkat dari

Pemetaan Masyarakat hingga


Database Nasional

Sekretariat STBM Nasional


Tahun 2013

1
TARGET MDGs
Renstra Kemenkes: Target STBM : 20.000 desa
Stop BABS (Pilar 1) secara Nasional
Provinsi Jawa Tengah : + 5000 6000 desa
Stop BABS (posisi skg : + 260 an desa)
Target 6000 260 = 5740 / 35 = 164 desa
Demak ???

2
Apa faktor yang mendorong untuk melakukan
upaya total sanitasi berbasis masyarakat ?
KOMPONEN STBM

Pelembagaan

Demand Sanitasi Supply Sanitasi Enabling Environment


Perubahan perilaku secara Pemasaran opsi sanitasi yang Peningkatan kapasitas dan
kolektif melalui CLTS cocok dan terjangkau sesuai kapabilitas palaksanaan TSSM
Pengembangan materi dengan kualitas Menciptakan interaksi antara
penyuluhan dan Keberadaan jasa pelayanan secara supply dan demand dengan
peningakatan peran media bersaing. mengoptimalkan potensi lokal.
untuk penyuluhan sanitasi. Diakui jasa pelayanan Review pembelajaran dan
Perluasan standard sanitasi. dokumentasi termasuk monitoring
kemajuan pelaksanaan dan
outcome untuk menjamin 4
keberlanjutan.
Masyarakat
sudah

Tangga Perubahan Perilaku SANITASI mempraktek


TOTAL kan perilaku
Hygienes
sanitasi
secara
permanen

Terjadinya peningkatan
kualitas sarana
sanitasi.
Perilaku Terjadinya perubahan
Hygienes perilaku hygienes
lainnya lainnya di masyarakat.
Adanya upaya
pamasaran dan
promosi sanitasi.
Adanya pemantauan
dan evaluasi
100 % masyarakat
sudah berubah
perilakunya dengan
status ODF
(terverifikasi).
ODF Adanya rencana untuk
merubah perilaku
Hygienes lainnya.
Adanya aturan dari
masyarakat untuk
menjaga status ODF
Adanya proses
Adanya pemantauan
pemicuan
Adanya Komite/Natural
dan verifikasi secara Diterbitkan oleh: Sekretariat
leaders berkala STBM
OD Adanya Rencana Aksi
Adanya pemantauan
terus menerus
Tersedianya supply
Tracking MDG di wssinfo.org (2010)
Urban + Rural Rural

52% 36%
Sebelum melangkah jauh
bicara tentang PEMANTAUAN
Sudahkah kita punya visi yang sama tentang
indikator yang akan dipantau?
Mendefinisikan siapa melakukan apa,
instrumen yang diperlukan, sistem pencatatan
dan pelaporannya
Sudah jelaskah data yang kita pantau, akan
digunakan untuk apa?
Key Q yang perlu dijawab:
Pentingkah pemantauan bagi program kita?
Apakah indikator yang dipantau telah dipahami
sama?
Bagaimana data hasil pemantauan bisa
bermanfaat bagi semua level?
Pentingkah dan perlukah ada sistem yang
mengkonsolidasi data hasil pemantauan STBM?
Hal-hal yang perlu disiapkan dan disepakati?
(mekanisme di lapangan)
8
DASAR PEMIKIRAN
Fact finding

Belum ada sistem monitoring nasional yang


berfungsi dengan baik dan rutin, untuk melacak kemajuan
sanitasi
Ada gap informasi antara kemajuan di lapangan dan
kabupaten/propinsi

Tantangan
Bagaimana men-Track Goal Nasional 20,000 desa pada 2014,
Dan mengkonsolidasi pelaksanaan dari berbagai pelaku

10
Temuan lapang masalah aliran data

Sanitarian/Puskesmas akan melaporkan ke kabupaten


setelah semua data terkumpul dari lapangan.
Untuk menyampaikan laporan tersebut sanitarian harus
datang ke kantor dinas kabupaten setiap bulannya;
memberatkan bila komunitas yang dipicu semakin
banyak.
Keterbatasan sumber daya di Kabupaten untuk
melakukan entry data dan lamanya proses verifikasi
data ke lapangan - manual and cenderung terjadi
kesalahan manusia.
Lambatnya laporan terupdate dari Sanitarian (2 3
bulan).
11
Sumber: Laporan MDG Indonesia 2010
PETA PELAKU STBM DI INDONESIA

13
Prinsip-prinsip pemantauan STBM
Tidak membangun mekanisme baru meng-
improved (mensinergikan tracking indikator capaian MDG)
Mengupayakan data berasal dari sumber data
terdekat (peta masyarakat)
Verifikasi data melalui satu pintu yaitu di
tingkat kabupaten (mensinkronkan tracking data capaian)
Beberapa pengertian dasar (1)
Dalam dokumen Secara operasional Jamban sehat
diterjemahkan sbb:
strategi nasional STBM Mencegah kontaminasi ke badan air
(KMK Mencegah kontak antara manusia
No.852/MENKES/SK/IX/ dan tinja
2008), disebutkan Membuat tinja tersebut tidak dapat
dihinggapi serangga, serta binatang
bahwa Jamban sehat lainnya.
adalah fasilitas Mencegah bau yang tidak sedap
pembuangan tinja yang Konstruksi dudukannya dibuat
dengan baik & aman bagi pengguna
efektif untuk memutus
mata rantai penularan
penyakit
Beberapa pengertian dasar (2)
Komunitas/Desa mencapai ODF, bila :
1. Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban sehat dan
membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban sehat
(termasuk di sekolah)
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
3. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh
masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang
tempat
4. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat
untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat
5. Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total
Sanitasi
16
Beberapa pengertian dasar (3)
Pencapaian Desa/Kelurahan STBM, bila :
Desa/kelurahan yang telah mencapai Kondisi Sanitasi Total

Kondisi Sanitasi Total adalah :


Kondisi ketika suatu komunitas (i) tidak buang air besar
sembarangan; (ii) mencuci tangan pakai sabun; (iii) mengelola air
minum dan makanan yang aman; (iv) mengelola sampah dengan
aman; dan (v) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

17
Pembelajaran dari Pelaksanaan
STBM di Jawa Timur
Pemantauan
di masyarakat Kompilasi dan Pelaporan
(Puskesmas/Kecamatan
Ke Kabupaten)

LB-1 form
(Kabupaten)
LB-1 form
(Puskesmas/
Kecamatan)

Peta Sosial
Catatan natural leader
Gap informasi?
?
19
Peta sosial masyarakat
menyediakan data mentah

20
21
Update bulanan pada tercatat,
dibuat resmi dengan stempel kepala desa

22
Data diambil dan dikompilasi dari peta sosial/ catatan kedalam
Form LB-1, oleh staf Puskesmas

PROGRESS OF Communitys access to Improved sanitation LB - 1


District JOMBANG Sub-district : PETERONGAN
Month of reporting : October / Year 2009
Village #. of Total #. of Baseline community access (HHs) Cumulative access till this month Re
Hamlet/ peop Households ma
commu le rks
-niitiy
Improved Un- Shared Still open Improved Un- Shared Still open
latrine improved latrine defecation latrine improved latrine defecation
latrine (OD) latrine (OD)

R M P R M P R M P R M P R M P R M P R M P R M P R M P

Senden Nglawan
686 4 111 41 2 50 6 0 0 0 0 2 2 2 59 33 2 51 10 0 0 0 0 3 3 2 57 28

23
Alur pelaporan STBM:
Tahap 1 2 3 4 5 6

Kabupaten/
Tingkatan Desa/ Kelurahan Kecamatan Provinsi Pusat
Kota

Dinas DInas
Pelaku Natural leader/ Kementerian
Fasilitator Staf Puskesmas Kesehatan Kesehatan
pemantauan Komite Kesehatan
Kabupaten/ Kota Provinsi

Workshop review
Konsolidasi data pembelajaran
melalui SMS tahunan dan analisis
Mengkompilasi
update progress gateway komparatif Rakornas STBM:
Melalui pemicuan Analisis data: pencapaian hasil
pemicuan review tahunan dan
masyarakat ataupun Memantau perbaikan kegiatan antar kabupaten/
Memverikasi klaim analisis komparatif
secara khusus ada perkembangan dan perencanaan kota
STBM dan pencapaian hasil
Aksi yang upaya untuk pemicuan di kedepan antar propinsi.
melaporkan hasil Disseminasi kepada
dilakukan melakukan masyarakat
verikasi Feedback kepada lintas program Disseminasi kepada
pengumpulan data Permintaan verikasi
Feedback temuan staf puskesmas terkait dan sektor lintas program
dasar STBM oleh STBM
Mengirim laporan Disseminasi kepada AMPL terkait dan sektor
kabupaten/ kota
pemantauan via Evaluasi tahunan AMPL
lintas program
SMS kompetitif melalui
terkait dan sektor
AMPL media massa
(contoh JPIP)

Mencatat Konsolidasi untuk


Data dasar Pelaporan
kemajuan dan Penilaian pencapaian MDG.
STBM (misal bulanan.
memperbaharui Pelaporan kinerja per tahun Penilaian kinerja
melalui peta Pelaporan
Pelaporan sosial), berisi
dalam peta sosial bulanan.
tahunan
(Benchmarking) per tahun
terhadap Verikasi STBM. program sanitasi (Benchmarking)
akses sanitasi di Bahan untuk
perubahan yang kabupaten/kota program sanitasi
masyarakat publikasi
terjadi propinsi.
Data monitoring digunakan untuk penilaian kinerja tahunan antar
kabupaten melalui otonomi award
has raised political profile of Sanitation in East Java

25
Lessons Learned
1. Pengukuran dan pemantauan outcomes oleh stakeholder di
setiap level adalah kunci mencapai tujuan
2. Pemantauan bersama dan terbuka mendorong aksi
masyarakat untuk perubahan perilaku yang jelas
3. Yakin.. Bahwa masyarakat mampu membuat data pemantauan
yang berkualitas dan selaras dengan kebutuhan MDG/ JMP
4. Transfer data secara manual mulai dari peta sosial ke database
kabupaten menjadi memberatkan ketika program meluas
Solusi alternatif sistem yang mengupdate secara rutin (bulanan atau real
time) dan akurat menjadi kunci penting. ..Peluang dan pola kedepan
pelaku di lapangan biasa memanfaatkan SMS
5. Insentif yang terlembaga perlu untuk mendorong aliran data
pemantauan menjadi lancar dan teratur.
6. Kesinambungan jangka panjang dari Sistem Manajemen
Informasi membutuhkan demand di tingkat sistem nasional.

27
PETA PELAKU STBM DI INDONESIA

28
Apakah kita sudah dapat mengukur
kinerja atau keberhasilan
pelaksanaan STBM sampai saat ini
?

29
Mengapa SMS ???
(Pembelajaran)
Monitoring
Di masyarakat
Kompilasi dan Pelaporan
(Puskesmas/Kecamatan
Ke Kabupaten)

Format LB-1
(Kabupaten)
Format LB-1
(Puskesmas/
kecamatan)

Pemetaan sosial,
pencatatan di
desa/dusun Ada permasalahan disini ?? SMS
Mengapa..
Layanan Pesan Pendek (SMS)?
Saat terdesak untuk mendapat data progress
di akhir tahun, kabupaten meminta ke
sanitarian/ staf Puskesmas telepon atau
sms
Respon: banyak dengan SMS
progres di ds senden dusun nglawan jmbn sht 63, tdk
ada jmbn tdk sht, numpang 6, dan BABS 87
Respon dari sanitarian/ staf Puskesmas tidak
ter-verifikasi
Apa Manfaat
A M Byang
A K..diperoleh?
Mempersingkat aliran informasi; validasi data dan feedback
dilakukan oleh sistem
Data dapat diperoleh sewaktu-waktu oleh kabupaten,
propinsi ataupun pusat dalam waktu bersamaan
Pengelola program punya waktu lebih untuk analisis dan
perencanaan program scaling-up, potensi pasar bisnis
sanitasi
Memantau kinerja sanitarian/ staf monitoring di kecamatan
penyediaan insentif bagi champion
Propinsi dapat melakukan benhcmarking untuk tingkat
kabupaten, demikian halnya kabupaten untuk tk. Kecamatan/
puskesmas
32
Pak Kepala Dinas minta
data cepat uenaak
tinggal print saja...

33
Update data langsung
saja.. Tinggal kirim
SMS

34
MEMAHAMI prinsip pemantauan STBM

Tidak membangun mekanisme baru meng-


improved (mensinergikan tracking indikator capaian MDG)
Mengupayakan data berasal dari sumber data
terdekat (peta masyarakat)
Verifikasi data melalui satu pintu yaitu di
tingkat kabupaten (mensinkronkan tracking data capaian)

35
MEMAHAMI sistem perekaman data
hasil monitoring STBM
Dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu :
1. Memasukkan data melalui SMS
2. Memasukkan data melalui format isian yang ada di website STBM.
SMS yang masuk di server akan diverifikasi oleh sistem
Apabila berdasarkan historis data sebelumnya, apabila sistem
menggunakan menemukan kesalahan/meragukan, sistem akan
cara 1 : SMS mengirim SMS kepada sanitarian untuk klarifikasi,
dari sanitarian namun sebaliknya data akan dikirm ke website server
dikirim ke
SMS server di
Kemenkes
SMS SMS-Gateway server

Apabila menggunakan cara 2 :


Petugas monitoring di kabupaten Format isian Website Database
akan login ke control panel
kabupaten melalui website STBM,
data Server
dan masuk pada menu isi data (syncronize)

Sistem akan mengenali data


desa/kelurahan yang terhubung Stbm-indonesia.org
dengan database pengirim Data yang disimpan dalam
berdasarkan wilayah kerjanya database server melalui website
(sanitarian/ staff dan melalui SMS akan dilakukan
puskesmas/kecamatan) sebagai syncronisasi dalam dua database
penanggung jawab monitoring. utama yaitu Baseline data dan
Laporan kemajuan Kemajuan data
STBM (pilar 1) 36
INSTRUMEN Monitoring dan Evaluasi STBM yang sudah
dikembangkan oleh Sekretariat STBM
www.stbm-indonesia.org

Sistem Pelaporan Alat bantu monitoring/Instrumen

Pilar 1
- MDGs
Akses Sanitasi SMS Gateway
- JMP

RPJMN ODF Status

UKP4 Pilar 2

Pilar 3

Pilar 4

Pilar 5
Instrumen/tools
Monitoring lainnya
(reff:Indikator Tabel-1
Kinerja Kabupaten Matriks/Indikator
dalam STBM Kerangka Kerja STBM

Peta Pelaku STBM

Peta Status Pemicuan


dan ODF
TOOLS SMS GATEWAY (TSSM 1.5)
SMS SEBAGAI ALAT BANTU DALAM SISTEM MONITORING STBM

Sistem akan melakukan re-coding


sms ke dalam format monitoring
Akses LB-1, lalu data tersebut
dikirim ke server

STBM
STBM Server
website Propinsi
SMS gateway
Data yang sudah terverifikasi di
server menjadi database akses
sanitasi dan akan menjadi laporan
wilayah, dan didistribusikan melalui
website

Kabupaten

Sanitarian melakukan pemantauan ke


dusun yang sudah dipicu serta
mencatat kemajuan yang telah
dicapai, lalu mengirim datanya
melalui SMS

38
Tahapan dalam SMS Monitoring
1. Registrasi data pengirim (nomor HP, Nama, Wilayah
Puskesmas, Kecamatan)
2. Menyiapkan data yang akan dikirim melalui SMS
(Hardcopy ini sebagai referensi/kontrol bagi pengirim).
3. Mengirimkan data melalui SMS:
Komunitas baru + Baseline 2 kali sms (satu kali saja)
Kemajuan 1 sms (setiap waktu)

40
SMS Gateway Server

Data awal komunitas SMS Centre

MIS Application
Web
Baseline
Database

Sanitarian / ID pengirim
field facilitator /
Natural Leader Progress Waktu pengiriman
Isi SMS

JSP(Jamban Sehat Permanen); JSSP(Jamban Sehat Semi Permanen); OD(Buang Air Besar Sembarangan)
SMS Gateway Server

3N,0,5,12/02/2010,525
Community data SMS Centre

MIS Application
Web
Database
3B,350,100,40,25
Baseline
Database

Sanitarian / ID pengirim
field facilitator /
Natural Leader 3P,360,110,40,15
Progress Waktu pengiriman
Isi SMS

JSP(Jamban Sehat Permanen); JSSP(Jamban Sehat Semi Permanen); OD(Buang Air Besar Sembarangan)
43
Kedalaman data
hingga tingkat desa

{ Klik nama propinsi >


kabupaten > kecamatan >
desa/keluarahan }

44
Peran awal dari Propinsi dan Kabupaten:

Sosialisasi sistem monitoring STBM


Penyiapan data dasar (baseline) membantu
kelancaran sistem berjalan:
data petugas kesling puskesmas dan wilayah desa
dampingannya
Melalui kontrol panel monitoring di web STBM,
dengan entry data langsung, atau
upload data dalam bentuk excel
Data baseline sanitasi membantu pelaksanaan
sistem berbasis SMS
45
stbm-indonesia.org
menjadi bagian sistem Monitoring dan
Evaluasi STBM

46
Tracking MDG di wssinfo.org (2010)
Urban + Rural Rural

52% 36%
http://www.stbm-indonesia.org/

48
49
INFORMASI AKSES
JAMBAN

50
Grafik perbandingan antar wilayah dan perkembangan akses

51
Akses Monitoring berbasis web bagi Kabupaten

52
Pengisian data sanitarian/petugas kesehatan lingkungan

53
Monitoring form:
JSP = Improved latrine (permanent) Kirim ke:
JSSP = Hygienic latrine (semi-permanent)
OD = Open defecation 089601675268
Data Komunitas (N) Baseline data (B) Progress data (P)

SM Nama Jumlah Jumlah Tgl Jumlah JSP JSSP Shari OD JSP JSSP Shari OD
S- Desa SD dusun pemicuan KK ng ng
id
1 Sumbe 4 5 12/2/20 525 350 110 40 25 360 110 40 15
r 10
2 Gawan 5 7 20/7/20 250 100 100 40 10 150 55 45 0
g 09

SMS-id+N,Jumlah SD,Jml_Dusun,Tanggal Pemicuan,Jumlah KK

1N,4,5,12/2/2010,525 SMS-id+B,JSP,JSSP,Sharing,OD

1B,350,110,40,25 SMS-id+P,JSP,JSSP,Sharing,OD
Bila tanggal pemicuan tidak ada
1P,360,110,40,15
1N,4,5,,525 54
Kirim ke:

089601675268
55
TERIMA KASIH!

56

Anda mungkin juga menyukai