Anda di halaman 1dari 34

+

Acute Myelositic Leukemia Siti Nauli Amalia Pulungan


0310.11.275

Pemimbing:
Dr. BUdowin,, Sp. PD
+
Identitas Pasien

Nama : Tn. D

Usia : 52 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Dusun Sentul III

Agama : Islam

Suku : Sunda

Status pernikahan : Menikah

Tanggal masuk RS : 31 Desember 2016 jam dari IGD


+
Anamnesis

Keluhan utama

Os datang dengan keluhan lemas sejak 1


minggu SMRS

Keluhan tambahan

Nyeri Menelan (+)


Badan terasa nyeri
+ Anamnesis

Riwayat penyakit sekarang


OS datang dengan keluhan lemas sejak 1 minggu SMRS. OS
mengatakan dia sudah merasakan badan terasa lemas sejak 3
bulan yang lalu, namun 1 minggu ini makin terasa lemas. OS
mengatakan ia juga merasakan perut terasa nyeri, mual (+), dan
sulit menelan dikarenakan sariawan seluruh mulut.OS juga
merasakan demam yang hilang timbul sejak 3 bulan ini. OS
merasa 3 hari ini sulit BAK, namun BAB normal tetapi nafsu
makan menurun.
OS mengatakan sudah 3x dirawat inap di RSUD Karawang
dengan keluhan yang sama. Disertai demam yang hilang timbul
dan tubuh yang mudah memar.
Rawat inap pertama pada bulan Oktober 2016 dengan keluhan
lemas, badan panas dan terdapat bintik-bintik pada tubuhnya.
Kemudian, dilanjuti perawatan rawat jalan di RS H. Sadikin,
Bandung dengan melakukan transfusi darah secara rutin.
Kemudian OS dikembalikan ke RSUD Karawang untuk perawatan
rawat inap kedua dan ketiga kali dikarenakan OS mengatakan
rasa lemas tubuhnya dan demam hilang ketika OS sudah di
transfusi darah.
+

Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat


Riwayat Kebiasaan
Dahulu dan Alergi Keluarga Pengobatan
HT (-) HT (-) Olahraga (-) Transfusi darah
DM (-) DM (-) Konsumsi Alkohol secara rutin
Jantung (-), Paru Jantung (-), Paru (-) selama 3 bulan
(-), Hati (-), Ginjal (-), Hati (-), Ginjal Rokok (+) (sejak Oktober
(-) (-) 2016)
Alergi (-) Alergi (-) Meminum obat-
obatan penurun
panas selama 1
minggu namun
tidak ada
perubahan
+
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: Tanda vital:


Kesadaran: compos mentis Tekanan darah: 110/60
Kesan sakit: sakit sedang Nadi: 96x
Kesan gizi:Antropometri RR: 20x/menit
BB= 62 kg Suhu: 37,9OC
TB= 170 cm
IMT=
+ Status generalis
Kepala: normocephali
Wajah : simetris, tampak sakit sedang
Mata : CA (+/+), SI (-/-), RC langsung dan tidak langsung (+/+),
oedem palpebra (-/-)
Hidung: bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-
Mulut: warna mukosa merah muda
Bibir: sianosis (-), kering (-)
Tenggorokan: uvula di tengah, arkus faring simetris, dinding
faring tidak hiperemis, T1-T1 kripta normal
detritus (-)
Telinga: bentuk normal, nyeri tekan auricular (-/-), sekret (-/-)

Leher :
Bengkak pada submandibula sinisra
Trakea di tengah
JVP normal
+
Thorax
Inspeksi : bentuk simetris, pergerakan napas simetris, tipe
pernapasan thorakoabdominal, sela iga normal, sternum
datar, retraksi sela iga (-)
Palpasi : pernapasan simetris, vocal fremitus simetris,
tidak teraba thrill
Perkusi : Hemitoraks kanan dan kiri sonor, batas paru dan
hepar setinggi ICS 5 midklavikula kanan suara redup,
batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 3-5 garis
sternalis kanan suara redup, batas paru dan atas jantung
setinggi ICS 3 garis parasternal kiri suara redup, batas
paru dan jantung kiri setinggi ICS 5, 1 jari medial garis
midklavikula kiri suara redup, batas paru dan lambung
setinggi ICS 8 garis axillaris anterior suara timpani.
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-, Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-),
murmur (-).
+

Abdomen
Inspeksi : bentuk normal, warna kulit sawo matang, ikterik
(-) efloresensi bermakna (-) pernapasan
torakoabdominal, spider navy (-)
Auskultasi: BU(+) 4x/menit
Perkusi : timpani 4 kuadran, shifting dullness (-)
Palpasi: supel, massa (-), nyeri tekan (+), nyeri lepas (-),
undulasi (-), pembesaran hepar (+)
+

Ekstremitas atas
Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sawo matang,
efloresensi bermakna (-)
Palpasi : akral hangat (+/+), oedem (-/-), nyeri tekan (-/-)

Ekstremitas bawah
Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit sawo matang,
efloresensi bermakna (-)
Palpasi : akral hangat (+/+), oedem (-/-), nyeri tekan (-/-)
Pemeriksaan penunjang
+
Laboratorium (31/12/2016)
HEMATOLOGI
Parameter Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 4,5 g/dL 12,0 16,0 g/dL


Eritrosit 1,75 x 10^6/uL 4,50 6,50 x 10^6/uL
Leukosit 55,38 x 10^3/uL 3,80 10,60 x 10^6/uL
Trombosit 26 x 10^3/uL 150 440 x 10^3/uL
Hematokrit 13,6 % 35,0 47,0 %
MCV 78 fL 80-100 fL
MCH 26 pg 26 - 34 pg
MCHC 33 g/dL 35 36 g/dL
GDS 127 ml/dl < 140
Ureum 30 ml/dl 15,0-50,0
Kreatinin 1,01 ml/dl 0,60-1,10
+
Laboraturium (02/01/2017)
HEMATOLOGI
Parameter Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 5,4 g/dL 12,0 16,0 g/dL


Eritrosit 2,12 x 10^6/uL 4,50 6,50 x 10^6/uL
Leukosit 22,13 x 10^3/uL 3,80 10,60 x 10^6/uL
Trombosit 17 x 10^3/uL 150 440 x 10^3/uL
Hematokrit 16,3 % 35,0 47,0 %
MCV 77 fL 80-100 fL
MCH 26 pg 26 - 34 pg
MCHC 33 g/dL 35 36 g/dL
+ Follow up
Subjective Objective Assesment Planning
Lemas (+) nyeri TD: 110/60 AML Infus NaCl
menelan (+) N: 96 0,9% 20 tpm
RR: 20 Injeksi
T: 37,9 Prednisolon
31/12/201 Mata: Ca(+/+) 2 x 125
6 Si(-/-) Injeksi
Thorax Omeprazole
Cor: S1S2reg, 2 x 1 amp
m(-), g (-) (2gr)
Pulmo: SNV Transfusi
(+/+), Rh (-/-), PRC IV
Wh (-/-)
Abd: supel, BU
(+), NT (+)
Eks: AH +/+
+/+
OE -/-
-/-
+ Follow up
Subjective Objective Assesment Planning
Lemas (+) TD: 110/70 AML Infus NaCl
seluruh tubuh N: 72 0,9% 20
RR: 20 tpm
T: 37,6 Injeksi
Mata: Ca(+/+) Prednisolo
01/01/201 Si(-/-) n 2 x 125
Thorax Injeksi
7
Cor: S1S2reg, Omeprazol
m(-), g (-) e2x1
Pulmo: SNV amp (2gr)
(+/+), Rh (-/-), Transfusi
Wh (-/-) PRC
Abdomen:
supel, BU (+),
NT (-)
Eks: AH +/+
+/+
OE -/-
-/-
+ Follow up
Subjective Objective Assesment Planning
Lemas (+) Pusing TD: 110/70 AML Infus NaCl
(+), demam (+), N: 84 Limfadenop 0,9% 20
perut terasa nyeri RR: 20 ati colli tpm
(+), terdapat T: 37,9 Injeksi
benjolan pada Mata: Ca(+/+) Prednisolo
02/01/201 submandibula Si(-/-) n 2 x 125
kiri (+) Thorax Injeksi
7
Cor: S1S2reg, Omeprazol
m(-), g (-) e2x1
Pulmo: SNV amp (2gr)
(+/+), Rh (-/-), Ketorolac 3
Wh (-/-) x 1C
Abdomen: Paracetam
supel, BU (+), ol 3 x
NT (+) 500mg
Eks: AH +/+ Transfusi
+/+ PRC
OE -/-
-/-
+ Follow up
Subjective Objective Assesment Planning
Lemas (+) TD: 80/60 AML Infus NaCl
seluruh tubuh, N: 72 Limfadenop 0,9% 20
nyeri ulu hati (+), RR: 20 ati colli tpm
sulit menelan, T: 37,5 Injeksi
pusing (+) Mata: Ca(+/+) Prednisolo
03/01/201 Si(-/-) n 2 x 125
Thorax Injeksi
7
Cor: S1S2reg, Omeprazol
m(-), g (-) e2x1
Pulmo: SNV amp (2gr)
(+/+), Rh (-/-), Ketorolac 3
Wh (-/-) x 1C
Abdomen: Paracetam
supel, BU (+), ol 3 x
NT (-) 500mg
Eks: AH +/+ Transfusi
+/+ PRC
OE -/-
-/-
+ Follow up
Subjective Objective Assesment Planning
Lemas (+) TD: 110/60 AML Infus NaCl
seluruh tubuh, N: 94 Limfadenop 0,9% 20
nyeri ulu hati (+), RR: 20 ati colli tpm
sulit menelan, T: 37,5 Injeksi
pusing (+), Mata: Ca(+/+) Prednisolo
04/01/201 muncul bintik- Si(-/-) n 2 x 125
bintik merah pada Thorax Injeksi
7
ekstremitas Cor: S1S2reg, Omeprazol
m(-), g (-) e2x1
Pulmo: SNV amp (2gr)
(+/+), Rh (-/-), Ketorolac 3
Wh (-/-) x 1C
Abdomen: Paracetam
supel, BU (+), ol 3 x
NT (+) 500mg
Eks: AH +/+ Transfusi
+/+ PRC
OE -/-
-/-
+ Diagnosis

Diagnosis kerja

Leukimia Myelositik Akut


Limfadenopati colli
+ Diagnosis
Diagnosis banding
Leukemia Limfositik Akut
Leukemia Myelositik Kronik
Leukemia Limfositik Kronik
Anemia Aplastik
+ Penatalaksanaan

Infus NaCl 0,9% 20 tpm

Injeksi Prednisolon 2 x 125

Injeksi Omeprazole 2 x 1 amp (2gr)

Transfusi PRC IV
+ Prognosis

Ad vitam: Dubia

Ad functionam: Ad Malam

Ad sanationam: Ad Malam
+
Rencana Penjajakan

USG Abdomen

Hitung Jenis

Biopsi Sumsum Tulang (hapusan sumsum tulang dengan


pewarnaan giemsa)

Transplantasi Sumsum Tulang


+
TINJAUAN PUSTAKA
LEUKEMIA
+
LEUKEMIA
Suatu keganasan yang berasal dari
perubahan genetik pada satu atau banyak
sel dalam sumsum tulang. Pertumbuhan
dari sel yang normal akan tertekan pada
waktu sel leukemia bertambah banyak
sehingga menimbulkan gejala klinis
Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses
neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai
tingkatan sel induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi
progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum tulang,
kemudian sel leukemia beredar secara sistemik
+
+ Granulosit: leukosit yang memiliki granula sitoplasma
Neutrofil: garis pertahanan pertama tubuh terhadap invasi oleh bakteri, sangat
fagostik dan sangat aktif. Merupakan leukosit granular yang paling banyak,
sekitar 60% dari jumlah sel darah putih, dengan umur waktu paruh 6-7 jam dan
jangka hidup antara 1-4 hari dalam jaringan ikat.
Eusinofil: fagositik yang lemah. Jumlahnya meningkat saat terjadi alergi atau
penyakit parasit. Memasuki darah dari sumsum tulang dan beredar hanya 6-10
jam sebelum bermigrasi ke dalam jaringan ikat, tempat eusinofil
menghabiskan sisa 8-12 hari dari jangka hidupnya.
Basofil: jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya, yaitu kurang dari 1% dari
jumlah sel darah putih. Fungsinya menyerupai sel mast, mengandung histamin
untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan heparin untuk
membantu mencegah pembekuan darah intravaskuler.

Agranulosit: leukosit yang tanpa granula sitoplasma


Limfosit: sekitar 20-30% dari sel darah putih, memiliki fungsi dalam reaksi
imunitas. Memiliki 2 jenis, yaitu limfosit T yang bertanggung jawab atas
respons kekebalan selular melalui pembentukan sel yang reaktif antigen, dan
limfosit B yang berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan
imunoglobulin, sel-sel ini bertanggung jawab atas respons kekebalan
hormonal
Monosit: leukosit yang terbesar, mencapai 3-8% dari sel darah putih, dengan
waktu paruh 12-100 jam di dalam darah. Monosit memiliki fungsi fagositik dan
sangat aktif membuang sel-sel cedera dan mati, fragmen-frgamen sel dan
mikroorganisme.
+
Klasifikasi

Leukemia Akut
Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan
akumulasi sel-sel patologis dari sstem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali dan kegagalan organ
82% pada anak-anak (puncak: 3-7 tahun) dan 18% pada
dewasa.
Leukemia Mielositik Akut (LMA)
LMA merupakan leukemia yang mengenai
sel hematopoetik yang akan
berdiferensiasi ke semua sel mieloid.
85% pada dewasa dan 15% pada anak-
anak.
Bersifat progresif dalam 1-3 bulan dengan
durasi gejala yang singkat.
+
Leukemia Kronik
Leukemia Limfositik Kronik
Suatu keganasan kolonal limfosit B (jarang
pada limfosit T).
Bersifat perlahan dengan akumulasi
progresif yang berjalan lambat dari limfosit
kecil yang berumur panjang.
Cenderung menyerang individu yang
berusia 50-70 tahun

Leukemia Myelositik Kronik


Gangguan proliferatif yang ditandai
dengan berlebihan sel myeloid yang
relatif matang
Mencakup 20% kasus pada leukemia dan
sering dijumpai pada usia dewasa (40-50
tahun)
Abnormalitas kromonosom philadelphia
+
+
Faktor Resiko

Faktor
Umur
Genetik

Sinar
Virus
Radioaktif

Merokok
+
Gejala Klinis

Rasa Lelah Perdarahan Infeksi

Penurunan berat
Pembengkakan
badan atau
Demam ringan kelenjar /
penurunan nafsu
Swollen Gums
makan

Lesu / lemas Hepatomegali /


pada tubuh splenomegali
+
Diagnosis

Blood and
Bone
Marrow Test

Blood and
Marrow
Samples
+
+
Tatalaksana

Cangkok
Tahap
Sumsum
Terapi Konsolidasi
Perbaiki Tulang
spesifik (apabila Kemoterapi
keadaan (saat
(Tahap terjadi induksi
Umum terjadi
Induksi) remisi
remisi
lengkap)
lengkap)

Anda mungkin juga menyukai