Anda di halaman 1dari 31

Demam Typhoid

Veghasanah Tanlie
PRESENTAN : Veghasanah Tanlie

ANGGOTA KELOMPOK :
Felix Hansen
Albert Jonathan
Andriansyah
Dwi Cahayani Utami
PENDAHULUAN

Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan dengan gejala demam lenih dari satu minggu, gangguan
pencernaan hingga ganggian kesadaran.
Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella thyphii
IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. E
RM : SA 166292
Usia : 17 th / 11.5.1999
Alamat: Kp. Kaum Utara GBO RT 03/03
Banjaran Kulon
Status : BPJS mandiri
ANAMNESIS

24.10.2016 IGD 02.00 WIB


Keluhan Utama : Demam 9 Hari
Keluhan Tambahan :
Demam sejak 9 Hari yang lalu
Naik turun, terutama sore dan malam hari.
Keluhan disertai nyeri perut diseluruh perut. Mual(+), Muntah (+)
Awal demam pasien mencret, namun 4 hari kemudian pasien
belum ada BAB.
Nafsu makan menurun
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit : (-)

Riwayat Kebiasaan : Suka makan di pinggir


jalan. Teman pasien mengalami keluhan
yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sakit ringan Mulut : Typhoid Tongue (+)
Kesadaran : CM (GCS: 15) KGB : ttm
VS : Thorax : VBS ka=ki, Rh -/- ,
Wh -/-
TD : 110/70 mmHg Cor : S1=S2 reguler, murmur (-)
N : 92x/m REIC Abdomen : Cembung, BU (+)
R : 20x/ menit normal, soepel, NT (+) a/r
epigastrium, LLQ, RLQ.
S : 38,50C
Ekstremitas : akral hangat,
Kepala : mata : CA -/- , SI -/-
CRT <2
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hb : 13,9 g/dL S. Typhii H : 1/80


Leu: 5800 /mm3 S. Paratyphii A-H : (-)
Ht : 44 % S. Paratyphii B-H : (-)
Tc : 172000 /mm3 S. Paratyphii C-H : (-)

Widal :
S. Typhii O : (1/320)
S. Paratyphii A-O : (-)
S. Paratyphii B-O : 1/160
S. Paratyphii C-O : 1/80
Co dr. Henhen Sp.PD
Dx : Demam Typhoid Diit Lunak rendah serat
Advis :
RL 30 tpm
Inj Topazole iv
Inj Ciprofloxacin 2x400 mg
Inj Ondancetron 2x4 mg
PCT P.O 3x500 mg
Lapisiv 3x1
TIMELINE
Visite dr. HenHen Sp.PD ( 25 Visite dr. HenHen Sp.PD ( 26
Oktober 2016) Oktober 2016)
Kel : BAB (+), Dk : TF Kel : keluhan Dk : TF
jarang, demam Th/ Lanjut sudah membaik, Th/ Lanjut
naik turun
demam turun,
PF :
nyeri perut
T: 110/70 berkurang, mual
N : 88 (-), muntah (-)
R : 22 PF :
S : 36,5 T: 110/80
(06.00)
N : 80
R : 20
S : 37,1 (06.00)
TIMELINE
Visite dr. HenHen Sp.PD ( 27
Oktober 2016)
Kel : demam (-), Dk : TF
mual(-), nyeri perut (- BLPL
), BAB (+) 1x hari,
mencret (-)
PF :
T: 110/70
N : 92
R : 22
S : 36,1
Terimakasih
PEMBAHASAN

13
PENDAHULUAN

Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan dengan gejala demam lenih dari satu minggu, gangguan
pencernaan hingga gangguan kesadaran.
Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella thyphii
DEFINISI

Demam Tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Salmonella typhi maupun Salmonella paratyphi.

Tifoid karier adalah seseorang yang kotorannya (feses atau urin) mengandung S. typhi
setelah satu tahun pascademam tifoid tanpa gejala klinis.

15
ETIOLOGI

Bakteri gram negatif


Salmonella typhi,
Salmonella paratyphi A
Salmonella paratyphi B
Salmonella paratyphi C

16
PATOGENESIS

17
MANIFESTASI KLINIK

Masa tunas sekitar 10-14 hari. Gejala yang timbul bervariasi:


Minggu pertama
Demam tinggi 39c hingga 40c meningkat pada sore atau malam hari
Cephalgia
Pusing
Pegal-pegal
Anoreksia, mual, muntah, batuk
Obstipasi
Epistaksis
18
Minggu kedua
Bradikardia relative
Lidah coated (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau
tremor)
Meteorismus
Penurunan kesadaran
Hepatosplenomegali

Minggu ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali (bila tanpa komplikasi
dan segera diobati)
Perforasi usus (bila tidak diobati)

Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhan atau meninggal

19

Relaps
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Pemeriksaan darah rutin


o Leukopenia
o Limfositosis relative
o Aneosinofilia
o Peningkatan SGOT dan SGPT tetapi dapat normal kembali setelah sembuhnya demam
tifoid

20
Pemeriksaan mikrobioligi klinik
Isolasi bakteri Salmonella typhi

Biakan Gall untuk diagnose pasti. Dapat diambil dari:


o Sumsum tulang (90%) pada minggu ke I dan minggu ke II
o Darah pada minggu ke I dan minggu ke II (70%-90%) minggu ke II sampai minggu ke III (30%-40%). Dlm minggu pertama
10 hr pertama demam.
o Kultur feces, positif setelah demam 10 hari, dan akan terus meningkat sampai mingu ke 3,4, dan 5.

21
Pemeriksaan Imunoserologi Klinik
Test widal

Aglutinasi antigen H (flagella dari bakteri), antigen O (dari


tubuh bakteri) dan antigen Vi (antigen kapsul)
Keuntungan: praktis
Kerugian: sepasang Bahan pemeriksaan dengan interval 1
minggu
Intrepertasi hasil pemeriksaan:
o + : titer 1:320 atau peningkatan > 4x pada pengambilan serum secara berturut-turut
o +: titer H > 1:640
o Titer Vi (antigen kapsul) meninggi pada pembawa kuman atau karier

22
Tubex test
Untuk deteksi dini infeksi akut
Mendeteksi antibody terhadap antigen
lipopolisakarida O9 yang spesifik terhadap antigen
Salmonella typhi.
Pemeriksaan Salmonella typhi IgM pada hari ke 3
atau 4 setelah demam.
Keuntungan: cepat, bahan pemeriksaan tunggal,
akurasi tinggi
23
Pemeriksaan kimia klinik

Hepar: SGOT, SGPT


Darah samar feces
Kimia urinalisis:
Proteinuri +/++
Bakteri
Leukosit dan eritrosit

24
PENATALAKSANAAN :

Non Medikamentosa:
Tujuan: Untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan

1. Edukasi
2. Istirahat dan perawatan
3. Diet lunak dan terapi suportif (antipiretik, antiemetik, cairan yang adekuat)

25
Medikamentosa

Kloramfenikol 4 x 500 mg/hari per oral/ IV hingga 7 hari bebas


demam

Tiamfenikol 4 x 500 mg. dosis dan efektivitasnya hampir sama


dengan kloramfenikol, akan tetapi komplikasi hematologi seperti
kemungkinan terjadinya anemia aplastik lebih rendah

Kotrimoksazol 2 x 960 mg, di berikan selama 2 minggu

26
ampisilin = dosis 50 150 mg/kgBB selama 2 minggu.

Sefalosporin generasi 3 = seftriakson. Dosis 3 4 gram dalam


dextrose 100 cc diberikan selama jam perinfus sekali sehari, selama 3
5 hari.

Golongan Fluorokuinolon:
Norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama 14 hari
Ciprofloksasin 2x500 mg/hari selama 6 hari
Ofloksasin 2x400 mg/hari selama 7 hari

Kombinasi antibiotik diberikan pada tifoid toxic, peritonitis atau


perforasi, syok septik

27
Pengobatan wanita hamil
Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke 3 kehamilan, karena dikhawatirkan dapat terjadi partus premature,
kematian fetus intrauterine, dan grey syndrome pada neonatus.
Tiamfenikol tidak di anjurkan pada trimester pertama kehamilan, karena kemungkinan efek teratogenik terhadap fetus
Obat yang dianjurkan ampisilin, amoksisilin, dan seftriakson.

28
Komplikasi

Komplikasi intestinal Komplikasi hematologi


Pendarahan usus DIC
Perforasi usus Anemia hemolitik
Ileus paralitik Trombositopenia
Pankreatitis Trombosis
Komplikasi kardiovaskular Komplikasi respirasi
Toxic myocarditis Batuk
Pericarditis Ulserasi pharynx posterior
Gagal sirkulasi perifer Pneumotyphoid (GK seperti pneumonia
Tromboflebitis lobatis akut)
Empiema
pleuritis
29
Komplikasi hepatobilier Komplikasi muskuloskeletal
Hepatitis Osteomielitis
Cholangitis Periostitis
Cholecystitis Spondilitis
Komplikasi genitourinari Polymiositis
Proteinuria Artritis
Sindrom nefritis Komplikasi neuropsikiatrik
Cystitis Toxic confusional state: disorientasi,
Glomerulonefritis delirium, kurang istirahat
Konvulsi
Pielonefritis
Perinefritis Stupor
Infeksi fokal intrakranial
30
TERIMA KASIH

31

Anda mungkin juga menyukai