Anda di halaman 1dari 30

Upaya Pengentasan Kemiskinan dengan

menggunakan Instrumen Zakat, Infak dan


Shodaqoh di Surabaya
Kemiskinan di Indonesia
Ada 2 pendekatan yang utama:
1. Pendekatan BPS (Badan Pusat Statistik)
2. Pendekatan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional)
Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di
Indonesia, periode 2003-2013

45

40

35

30
Persentase penduduk
miskin (%)
25
Jumlah Penduduk
Miskin (Juta Jiwa)
20

15

10

0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13

Sumber : BPS (diolah)


Jumlah Penduduk Miskin Kota Surabaya
Tahun 2003-2013 (dalam ribuan)
300.00

253.60 248.20
250.00
210.82 203.72 209.90
194.60 195.70
200.00 183.30
171.20 175.10 168.69

150.00

100.00

50.00

-
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : BPS Kota Surabaya, 2014


Sumber : Alimoeso (2014)
Trend Jumlah dan Presentase Keluarga menurut
Tahapan KPS dan KS I
Hasil Pendataan Keluarga tahun 2009 - 2012

15,000,000
14,934,983

14,588,317
14,500,000 14,391,993
14,380,875

14,000,000

13,571,611
13,590,981
13,500,000

KS I
13,226,040 KPS
13,000,000
13,106,115

12,500,000

12,000,000
2009
2010
2011
2012
Sumber : Alimoeso (2014)
Kemiskinan Menurut Syariah
Konsep Kemiskinan
Adanya perbedaan dalam penghasilan dan pendapatan (maisyah)
adalah merupakan sunnatullah fil hayah
Karena itu, Islam tidak pernah berbicara menghilangkan kemiskinan
karena memang tidak akan bisa dihilangkan secara penuh, akan tetapi
berbicara tentang bagaimana meminimalisir dengan cara saling
menolong, saling membantu, saling bersilaturahim, saling mengisi
dan saling bersinergi.
Kemiskinan dalam Islam miskin berkualitas

:

.
Tegaknya urusan dunia dan masyarakat karena lima
faktor: ilmu para ulama, adilnya umara (pemerintah),
kepemurahan orang kaya, doanya orang fakir, dan jujurnya
para pegawai (Pernyataan Ali bin Abi Thalib ra)
Fakir dan Miskin (1)
Fakir tidak memiliki penghasilan sama sekali karena ada
uzur syari seperti tua, sakit, atau sibuk mendarmabaktikan
tenaga dan pikirannya untuk kepentingan masyarakat
sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhannya secara wajar

(Berinfaqlah/berzakat) kepada orang-orang fakir yang terikat


(oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di
bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya
karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka
dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada
orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang
kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui (QS Al Baqarah : 273)
Fakir dan Miskin (2)
Miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya
secara wajar meskipun mereka punya pekerjaan dan penghasilan

Adapun bahtera (kapal) itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang


bekerja di laut (nelayan), dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu,
karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap
bahtera (QS Al Kahfi : 79)
Dalam perspektif syariah, berdasarkan ayat-
ayat tersebut, fakir miskin itu tidak boleh
terjadi karena kemalasan, tidak mau
bekerja dan mengandalkan pemenuhan
kebutuhan hidupnya sendiri dengan cara
meminta-minta pada orang lain.
Dalam sebuah hadis shahih, Rasulullah SAW
mengatakan bahwa orang-orang yang
pekerjaannya meinta-minta karena malas,
padahal ia bisa berkerja, di akhirat nanti
akan kehilangan wajahnya (al-hadis).
Kategori fakir miskin yang berhak menerima
zakat (mustahik zakat) seperti digambarkan
pada QS At-Taubah: 60 adalah orang-orang
yang bekerja keras tetapi tidak terpenuhi
kebutuhan hidupnya secara wajar dan
penghasilannya tidak mencapai nishab
diberikan zakat produktif
Sedangkan bagi orang fakir miskin yang
tidak mampu bekerja (bukan karena malas)
tetapi ada uzur syari seperti tua dan sakit
diberikan zakat konsumtif
Apa yang dimaksud dengan kebutuhan
pokok?
QS Thaha: 118 dan 119 serta QS Quraisy: 3-4
Kebutuhan pokok :

1. Bisa melakukan kegiatan ibadah.


2. Terpenuhinya sandang, pangan dan papan (tidak telanjang, tidak lapar,
dan tidak kedinginan serta kepanasan).
3. Hilangnya rasa takut ketika menghadapi suatu kondisi tertentu
(terpenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan dan pekerjaan).
Kebutuhan Pokok
Yang dimaksud dengan kebutuhan pokok, dalam ajaran Islam,
bukan semata-mata yang bersifat material, tetapi juga spiritual dan
ibadah kepada Allah SWT
Dimensi kebutuhan pokok material dan spiritual, duniawi dan
ukhrawi
Manusia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan material dan
spiritualnya dengan baik
Empat Kemungkinan Pemenuhan Kebutuhan
(1)
Mampu memenuhi kebutuhan material dan spiritual dengan baik
sejahtera
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S:
An-Nahl : 97)
Empat Kemungkinan Pemenuhan Kebutuhan
(2)
Tidak mampu memenuhi kebutuhan material tapi mampu
memenuhi kebutuhan spiritual miskin material
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar
(Q.S: Al-Baqarah : 155)
Empat Kemungkinan Pemenuhan Kebutuhan
(3)
Mampu memenuhi kebutuhan material tapi tidak mampu memenuhi
kebutuhan spiritual miskin spiritual
Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan)
untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka secara tiba-tiba,
maka ketika itu mereka diam putus asa (Q.S : Al-Anam : 44)
Empat Kemungkinan Pemenuhan Kebutuhan
(4)
Tidak mampu memenuhi kedua kebutuhan, baik material
maupun spiritual miskin absolut
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh,
dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan
mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (Q.S :
Taha : 124)
Kuadran CIBEST

Sumber :Irfan sauqi beik, 2015


Instrumen Pengentasan Kemiskinan
: ZISWAF
FUNGSI ZAKAT

Ibadah Mahdlah : Dimensi Sosial


Rukun Islam Ekonomi

Bentuk ketaatan
Instrumen
pada aturan Allah
Pengentasan
dan perwujudan
Kemiskinan dan
keimanan pada Allah
Pertumbuhan
Ekonomi Berkeadilan
Tabel 1. Penghimpunan Zakat Nasional
Tahun Jumlah Zakat Pertumbuhan
(Milyar Rupiah) (%)
2002 68.39 -
2003 85.28 24.70
2004 150.09 76.00
2005 295.52 96.90
2006 373.17 26.28
2007 740.00 98.30
2008 920.00 24.32
2009 1,200.00 30.43
2010 1,500.00 25.00
2011 1,800.00 20.00
2012 2,200.00 22.22
2013 2,700.00 22.72

Sumber : BAZNAS (2014)


Program Penyaluran Zakat BAZNAS
Program produktif :
1. Zakat Community Development
2. Rumah Makmur BAZNAS
3. Rumah Sehat BAZNAS
4. Rumah Cerdas Anak Bangsa
5. Rumah Dawah BAZNAS

Program konsumtif :
1. Konter Layanan Mustahik
2. Tanggap Darurat Bencana
Penerima Manfaat Program Penyaluran Zakat BAZNAS Pusat
2014
(Data Sementara)

Total penerima manfaat : 378.195 jiwa


Khusus penerima manfaat program ZCD di 12
kabupaten/kota : 14.861 jiwa
Data ini belum termasuk penerima manfaat yang
dikelola oleh BAZNAS Provinsi, BAZNAS
kabupaten/kota dan LAZ diperkirakan total
penerima manfaat mencapai angka 3,8 juta jiwa
Penyusunan Zakat Core Principles
Bekerjasama dengan Bank Indonesia dan Islamic
Development Bank 2 kali pelaksanaan
International Working Group on Zakat Core Principles
Kerjasama ini merupakan bentuk dukungan Bank
Indonesia yang wajib diapresiasi
Zakat menjadi salah satu sektor penting dalam
menjaga stabilitas sistem perekonomian nasional
Potensi Wakaf
Wakaf aset (tanah) 4000 km2 5 x luas
Singapura
Wakaf uang potensi sangat besar
bergantung pada willingness to donate umat
Penguatan Sektor ZISWAF
1. Sosialisasi dan edukasi publik misal: urgensi
berzakat via amil
2. Penguatan kapasitas kelembagaan amil zakat
(BAZNAS dan LAZ) dan nadzir wakaf (BWI dan
nadzir masyarakat)
3. Peningkatan pendayagunaan ZISWAF
4. Sinergi dan koordinasi kelembagaan
5. Dukungan regulasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai