Persediaan BB Rp 15.000.000
Utang dagang Rp 13.500.000
Selisih harga pembelian BB Rp 1.500.000
(Untuk mencatat pembelian bahan baku)
Pencatatan Biaya Bahan Baku Selisih Harga BB dicatat pada saat BB dipakai
Persediaan BB Rp 13.500.000
Utang dagang Rp 13.500.000
(Mencatat pembelian BB)
Metode ini lebih populer dibandingkan kedua metode yang lain. Menurut metode ini
pengalokasian biaya bersama dapat menimbulkan situasi :
PT. PRIMATA memproduksi 3 buah jenis produk. Proses produksi dari ketiga produk
tersebut merupakan produk bersama sehingga biaya yang terjadi merupakan biaya
bersama.
Produk
Keterangan
X Y Z
Rp.1.302.000
Alokasi biaya bersama adalah sebagai berikut :
Cost X = 520.000 / 1.302.000 x Rp. 528.000 = Rp. 210.876
Cost Y = 472.000 / 1.302.000 x Rp. 528.000 = Rp. 191.410
Cost Z = 310.000 / 1.302.000 x Rp. 528.000 = Rp. 125.714
Bila sudah diketahui alokasi dari biaya bersama ke masing masing produk, maka total
biaya produksi produk X, Y, Z dapat diketahui yaitu alokasi biaya bersama ditambah
dengan biaya tambahan masing masing produk. Selanjutnya biaya per unit akan dapat
dihitung pula.Dari data diatas biaya atau harga pokok per unit adalah :
Untuk produk X = (Rp. 210.876 + Rp. 20.000) / 60.000 = Rp.3,8479
Y = (Rp. 191.410 + Rp. 40.000) / 64.000 = Rp. 3,6158
Z = (Rp. 125.714 + Rp. 10.000) / 40.000 = Rp. 3,3929
Metode unit kuantitas ( quantitative unit method )
Menurut metode ini, dasar alokasi dari biaya bersama adalah jumlah kuantitas yang diproduksi unit masing masing produk.
Satuan kuantitas yang dimaksud adalah seperti unit, ton, kilogram, buah, dll
Dalam metode ini syarat yang harus dipenuuhi adalah bahwa satuan unit kuantitas harus sama. Bila satuan kuantitas tidak sama
maka akan ditemui kesulitan dalam alokasi yang akan dilakukan. Namun demikian bila terjadi juga satuan kuantitas yang tidak sama
maka biasanya yang digunakan adalah satuan kuantitas yang paling umum digunakan atas produk yang dimaksud. Perhitungan
alokasi biaya bersama dalam metode ini adalah dengan membagi jumlah dari kauntitas masing masing produk dengan jumlah total
dari keseluruhan kuantitas semua produk. Hasilnya dikalikan dengan total biaya bersama akan mendapatakan alokasi dari biaya
bersama dari masing masing produk.
Dalam metode ini bila dihitung harga pokok per unit pada saat dialokasikan biaya bersama akan menghasilkan harga pokok perunit
yang sama. Bila tidak diproses lebih lanjut maka harga pokok perunit tidak akan berbeda, sehingga dalam pengertian ini produk
bersama yang telah berdiri sendiri harus ada yang diproses lebih lanjut.
Contoh 3:
Dari contoh terdahulu (contoh 1), yaitu dari 3 produk yang dimiliki sebagai berikut :
X= 60.000 unit
Y= 64.000 unit
Z= 40.000 unit
= 164.000 unit
Total biaya bersama (Joint Cost) = Rp. 528.000
Diminta :
Alokasi biaya bersama tersebut !!!
Jawab :
Alokasi biaya bersama :
Produk X= 60.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp. 193.171
Produk Y= 64.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp.206.049
Produk Z= 40.000/164.000 x Rp. 528.000 = Rp.128.780
Harga pokok perunit :
Produk X = ( 193.171/60.000) x Rp. 1,00 = Rp. 3,2195
Produk Y = (206.049/64.000) x Rp. 1,00 = Rp. 3,2195