Anda di halaman 1dari 43

GANGGUAN CEMAS

NUR HAMIZAH HASHIM

PEMBIMBING :
dr. Arum SpKJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


RSJ Soeharto Heerdjan
UniversitasYARSI dan UKRIDA
DEFINISI
Gangguan Alam perasaan ( affective ) yang ditandai
dengan perasaan takut atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan.
Tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (
Reality Testing Abilitiy) kepribadian masih utuh.
Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV:
yang sering dibahas diantaranya adalah:

Gangguan panik tanpa agoraphobia


Gangguan panik dengan agoraphobia
Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic
Phobia spesifik
Phobia social
Gangguan obsesif-kompulsif
Gangguan stres pasca traumatic
Gangguan stres akut
Gangguan kecemasan umum
Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi
F40F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN
SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN
DENGAN STRES
F40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK
F 40.0 AGORAFOBIA
TANPA GANGGUAN PANIK DAN DENGAN GANGGUAN
PANIK
F 40.1 FOBIA SOSIAL
F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)
F 40.8 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK LAINNYA
F 409 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK YTT
F41 Gangguan Anxietas Lainnya
F41.0 Gangguan panik
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresif
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT
1. F 42. GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF
2. F 43.0. REAKSI STRES AKUT
F 43.1. GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH /
GENERALIZED ANXIETY
DISORDER(GAD)
Suatu keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih lebih
dan menetap sekurang-kurangnya selama 6 bulan
Prevalensi : 3-8%
Pria:wanita= 1:2

ETIOLOGI/ TEORI BIOLOGIK


AREA OTAK : LOBUS OKSIPITALIS MEMPUNYAI
RESEPTOR TERTINGGI DI OTAK
NEUROTRANSMITTER :
GABA,SEROTONIN,NOREPINEFRIN, GLUTAMAT
TEORI GENETIK
50% PADA KEMBAR MONOZIGOTIK
KEMBAR DIZIGOTIK

TEORI PSIKOANALITIK
GEJALA KONFLIK BAWAH SADAR
YANG TIDAK TERSELESAIKAN
Gambaran klinis
1. Kecemasan
2. Ketegangan motorik ( gemetaran, nyeri
kepala,dll)
3. Hiperaktivitas otonomik ( sesak nafas,
keringat berlebih)
4. Kewaspadaan kognitif ( muda tersinggung,
mudah dikejutkan)
Kriteria diagnostik berdasarkan DSM IV -TR
A. Kecemasan / kekhawatiran berlebihan yang timbul hampir
setiap hari, sepanjang hari, terjadi sekurangnya 6 bulan,
tentang sejumlah peristiwa atau aktivitas
B. Orang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran.
C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai 3 (atau lebih) dari 6
gejala berikut

Catatan : Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak.


Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak
1. Kegelisahan
2. Merasa mudah lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tertidur, dan
tidak memuaskan)
Inti/fokus kecemasan dan kekhawatiran berlebihan ini
mengambang, tidak jelas spt gambaran gangguan axis I.

Contohnya
1. Kecemasan dan kekhawatiran bukan tentang akan mengalami
serangan panik (ggn panik),
2. Akan dipermalukan dimuka umum ( phobia sosial), tercemar
(OCD),
3. Jauh dari rumah atau saudara dekat (ggn cemas perpisahan),
4. Menjadi gemuk (anorexia nervosa),
5. Mengalami berbagai ggn somatis (ggn somatisasi), memiiliki
suatu penyakit serius (hipokondriasis)
6. Tidak terjadi hanya selama ggn cemas pasca trauma.
Kriteria diagnostik DSM IV -TR
1. Kecemasan, menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan pada
fungsi sosial, pekerjaan.
2. Gangguan tidak disebabkan oleh efek
fisiologis langsung dari zat
(misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan)
atau suatu kondisi medis umum (misalnya
hipertiroidisme) dan tidak terjadi secara
eksklusif selama suatu Gangguan Mood,
Gangguan Psikotik, atau Gangguan
Perkembangan Pervasif.
Berdasarkan PPDGJ III
A. Penderita harus menunjukan kecemasan sebagai
gejala primer yang berlangsung hampir setiap
hari utk bbrp minggu sampai bulan
B. Gejala tersebut mencakup: kecemasan,
ketegangan motorik, overaktifitas otonomik.
C. Pada anak2 sering terlihat adanya kebutuhan
berlebih utk ditenangkan serta keluhan keluhan
somatic berulang menonjol
D. Adanya gejala gejala lain yang sementara,
khususnya depresi.
Terapi
FARMAKOLOGI
SSRI

Antidepressan
Paroxetine, Fluoxetine, Sertraline
Benzodiazepin
Jangka pendek, Adjuvant, Tapering
Alprazolam, Lorazepam
Buspirone
Agonist parsial reseptor serotonin
Anxiolytic & Antidepressan
PSIKOTERAPI
Terapi cognitif-perilaku
Suportif
Berorientasi Tilikan
Gangguan Panik
Prevalensi 1.7 % populasi orang dewasa
Pria : wanita = 2:3

ETIOLOGI
Faktor BIOLOGIK
NEUROTRANSMITER serotonin, gaba
dan epinefrin . Fearnetwork yang terlalu
sensitif di amigdala .kortek prefontral. Teori
Oversensitive Fear Network yg terlalu sensitif di
amigdala,korteks prefrontal
Faktor Genetik
Pasien gg panik dengan agorafobia : resiko
4-8 x

Faktor Psikososial
Teori psikodinamik: pola ansietas akan
sosialisasi saat masa kanak. Hubungan
dengan orang tua yang kurang mendukung
serta perasaan terjebak
Kriteria diagnostik DSM IV TR serangan panik
Adanya suatu periode ketakutan mencekam atau
tidak nyaman yg khas dimana gejala2 berikut
terjadi mendadak dan memuncak dlm 10
menit:
1. Palpitasi, jantung berdebar keras, atau berpacu.
2. Berkeringat
3. Gamang atu gemetaran
4. Rasa napas memendek atau dibekap
5. Rasa tercekik
6. Nyeri atau tidak nyamannya dada
7. Nausea atau gangguan perut
8. Pusing, bergoyang, pening atau berkunang-
kunang
9. Derealisasi atu depersonalisasi
10.Ketakutan lepas kendali atai menjadi sinting
11.Ketakutan menghadapi maut
12.Paresthesia
13.Menggigil atau wajah memanas
Terapi
Farmakoterapi
SSRI sestralin, fluoksetin
Benzodiazepin aprazolam(xanax)

Psikoterapi
Terapi relaksasi
Terapi cognitif perilaku
FOBIA
Ketakutan irasional yang jelas, menetap dan
berlebihan terhadap suatu objek spesifik,
keadaan atau situasi

ETIOLOGI
1. Faktor biologi
a. Neurokimia spesifik pada fobia
b. SPECT single photo emission computed tomography menunjukan
bukti disfungsi dopaminergik pada fobia sosial.
c. MAOI inhibitor monoamin oksidase menunjukan aktivitas
dopaminergik
2. Faktor genetik
Kembar monozigotik menunjukan konkordian lebih
sering daripada dizigotik

3. Faktor psikososial
a. Stres lingkungan yg kronis
b. Freud: fobia= histeria cemas
c. Konflik oedipal pada masa kanak
Kriteria diagnostik fobia spesifik

A. Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebih / tdk beralasan,ditunjukan
oleh adanya suatu objek/situasi tertentu( naik Pesawat, ketinggian,binatang,
darah, disuntik)
B. Pemaparan dengan stimulus fobik nampak selalu mencetuskan respon
kecemasan segera
C. Pasien menyadari bahwa rasa takutnya berlebih
D. Situasi Fobik dihindari
E. Penghindaran , antisipasi Kecemasan atau penderitaan dalam situasi yang
ditakuti mmengangu rutinitas, pekerjaan
F. Individu dibawah usia 18 tahun durasi sekurangnya 6 bulan
Fobia sosial
Mulai sejak usia remaja
Rasa takut diperhatikan oleh orang lain dlm kelompok yg relatif
kecil
Menjurus pd perhindaran thd situasi sosial yg relatif kecil
Menjurus pd penghindaran thd situasi sosial
Lelaki sama dgn wanita
Gambarannya dpt sgt jelas mis. makan di tempat umum,
berbicaradidepan umum, menghadapi jenis kelamin lain, hampir
semua situasi di luar keluarga
kriteria diagnostik Agoraphobia DSM IV
1. Individu yang bersangnkutan mempunyai ketakutan yang hebat
dan karenanya menghindari situasi berada sendirian ditempat
umum
2. Individu merasa sulit untuk melarikan diri/ merasa ditempat
rersebut tidak tersedia pertolongan apabila datang serangan
mendadak.
3. Agoraphobia khas terjadi pd sekelompok situasi ketika
sendirian diluar rumah, ditengah keramaian atau antrian, diatas
jembatan, bepergian dgn bis, kereta api atau
4. Situasi2 diatas dihindari ( membatasi perjalanan) atau terpaksa
dijalani dgn berbeban atu dgn kecemasan akan mengalami
serangan panik (atau mirip) atau membutuhkan teman
pendamping.
5. Penghindaran kecemasan dan fobik tidak dapat digolongkan
sbg ggn mental lainnya spt Phobia Sosial, phobia spesifik,
OCD, PTSD, atau ggn Kecemasan Perpisahan.
KRITERIA DIAGNOSIS FOBIA

DSM IV-TR
Ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang
dipicu oleeh objek atau situasi
Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens
Orang tersebut menyadari bahwa ketakutannya tidak realistis
Objek atau situasi terebut dihindari atau dihadapi dengan
kecemasan intensi
PPDGJ III
Fobia social (F40.1)
Gejala psikologis perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi
primer dan anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain
seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi social tertentu (out side the
family cycrcle)
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol
Fobia spesifik (F40.2)
Gejala psikologik otonomik yang tmbul harus merupakan manifestasi primer dari
anxietasnya dan bvukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham
atau pikiran obsesif
Anxietas harus terbatas pada objek atau situasi fobik tertentu
Situasi fobik tersebut sebisa mungkin dihndarinya
Terapi
Farmakoterapi
1.Serotonin selective reuptake inhibitor
2.Benzodiazepin
3.Buspiron

Psikoterapi
a. Psikoterapi berdasarkan tilikan
b. Hipnosis, psikoterapi suportif dan terapi
keluarga
GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

OBSESI
KOMPULSI
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi : 2-2.4%
Remaja /dewasa muda
Perbandingan laki-laki dan perempuan
sama
ETIOLOGI
Multifaktor :
1. Faktor genetik
2. Faktor biologi
3. Faktor psikososial
GAMBARAN KLINIS
1. Adanya ide/impuls terus menerus menekan
kedalam kesadaran individu
2. Perasaan cemas/takut akan ide yang aneh
3. Obsesi dan kompulsi egoalien
4. Pesien mengenali obsesi dan kompulsi
merupakan sesuatu yang abstrak dan
irasional
5. Individu merasa adanya keinginan kuat
untuk melawan
4 POLA GEJALA UTAMA
1. Kontaminasi
2. Sikap ragu-ragu yang patologik
3. Pikiran intrusif
4. Simetri
TATA LAKSANA
A. Psikofarmakologi : B. Psikoterapi :
1. Clomipramine : 1. Psikoterapi suportif
3x25mg/hr 2. Terapi perilaku
2. SSRI : 3. Terapi kognitif
- fluoxetin 2x20mg/hr perilaku
- sertralin 2x50mg/hr 4. Psikoterapi dinamik
- esitalopram 2x10mg/hr
- flufoxamin 2x50mg/hr
GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA /POST
TRAUMATIC STRESS DISORDER(PTSD)

Timbul sebagai akibat/respons yg berkepanjangan atau tertunda


terhadap kejadian atau situasi yg menimbulkan stres
Stress peristiwa traumatik
Tidak semua orang bereaksi sama dengan adanya peristiwa
traumatik yang sama
Individu keluarga
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi :
- 10,3 % pada pria
- 18,3 % pada wanita
ETIOLOGI
Faktor biologik
Amigdala mengaktivasi beberapa neurotransmiter serta
bahan-bahan neurokimia diotak.

Faktor Psikodinamik
GSPT terjadi karena reaktivasi dar konflik konflik
psikologis yang belum terselesaikan dimasa lampau.
JENIS-JENIS KEJADIAN
1. kekerasan personal (seksual, penyerangan fisik)
2. Penculikan
3. Penyanderaan
4. Serangan militer , seerangan teroris
5. Penyiksaaan
6. Bencana alam
7. Ditahan
GAMBARAN KLINIS
A. Individu telah terpapar dengan suatu
kejadian traumatik
1. Mengalami , menyaksikan atau dihadapkan
dengan suatu kejadian berupa ancaman
kematian, atau cedera yang serius/ ancaman
pada diri / orang lain
2. Respon berupa rasa takut yang kuat, tak
berdaya
B. Kejadian traumatik secara menetap
dialami kembali dalam sekali atau lebih
1. Bayangan , pikiran atau persepsi, yang
berkaitan dengan peristiwa trauma timbul
secara berulang yang menyebabkan
penderitaan
2. Mimpi buruk berulang yang menimbulka
penderitaan bagi individu
3. Berperilaku atau berperasaan seolah olah
peristiwa trauma terjadi kembali
C. Penghindaran diri dan penghilangan rasa
1. Menghindari pikiran- pembicaraan-perasaan yg
berkaitan tentang trauma
2. Menghindari aktivitas tempat-orang yang
mengingatkan akan trauma
3. Tak mampu mengingat aspek penting dari trauma
4. Kurangnya minat/ partisipasi thdp aktivitas
bermakna
5. Perasaan terlepas/ menghindari diri dari orang lain
6. Afek/emosi yang terbatas
7. Pikiran sempit akan masa depan
SPESIFIKASI GSPT
1. Akut
2. Kronik
3. Dengan awitan lambat
KRITERIA DIAGNOSIS
Timbul dalam kurun waktu 6 bulan
Didapatkan bayang-bayang atau mimpi-
mimpi traumatik
Gangguan otonomik, gangguan afek dan
kelainan tingkah laku
Sequele menahun
TATALAKSANA
Psikoterapi Psikofarmakologi
1. Exposure theraphy 1. SSRI :
- Fluoxetin 10-
60mg/hr
- Sertralin 50-
200mg/hr
- Fluvoxamine 50-300
mg/hr

Anda mungkin juga menyukai