Anda di halaman 1dari 26

PROLAPS UTERI

OLEH :
IRENA KIKI RISKASARI
PRONISA ALMA C
SONIA FETRI
ALEXANDER GINTING
HARTINI
SRI WAHYUNINGSIH
LATAR BELAKANG

Prolapsus uteri adalah suatu masih menjadi masalah kesehatan


kondisi jatuh atau tergelincirnya pada wanita yang mengenai
uterus ke dalam atau keluar hingga 40% wanita usia di atas 50
melalui vagina tahun.

PROLAPS UTERI

di Indonesia prolapsus terjadi sebanyak 3,4-56,4%


pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan
wanita dengan pekerja berat
DEFINISI PROLAPS UTERI

Prolapsus uteri adalah suatu kondisi jatuh atau


tergelincirnya uterus ke dalam atau keluar melalui vagina
dikarenakan dukungan yang tidak adekuat dari
ligamentum kardinal dan uterosakral serta struktur
penyangga pelvis mengalami kerusakan dan kadang-
kadang organ pelvis yang lain juga ikut turun
EPIDEMIOLOGI PROLAPS UTERI

mengenai hingga 40% wanita usia di atas 50 tahun

bahwa 38% wanita mengalami POP derajat I, 35%


wanita mengalami POP derajat II, dan hanya 2% wanita
mengalami POP derajat III.3

di Indonesia hanya 1,5% dan lebih sering dijumpai


pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan
wanita dengan pekerja berat

di Rumah Sakit Dr. Pirngadi di Medan diperoleh 63


kasus prolapsus uteri terbanyak pada grande multipara
dalam masa menopause dan pada wanita petani, dari
63 kasus tersebut 69% berumur diatas 40 tahun
ANATOMI
KLASIFIKASI PROLAPS UTERI

Grade I :uterus turun


dengan serviks uteri turun
paling rendah sampai
introitus vaginae.

Grade II : sebagian besar


uterus keluar dari vagina

Grade III, atau


prosidensia uteri : uterus
keluar seluruhnya dari
vagina, disertai dengan
inversio vagina
ETIOLOGI PROLAPS UTERI

1. GENETIK

2. KEHAMILAN DAN
PERSALINAN

3. USIA / MENOPAUSE

4. MULTIPARITAS

5. PENINGKATAN
TEKANAN
INTRAABDOMEN
FAKTOR RESIKO PROLAPS UTERI

OBSTETRI NON-OBSTETRI

1. Paritas
1. Genetik
2. Persalinan pervaginam 2. Usia
3. Ras
3. kala 2 persalinan (> 2 jam) 4. Menopause
5. Peningkatan BMI
4. Makrosomia (berat badan lahir (obesitas)
4000 gram) 6. Peningkatan tekanan intra
abdomen
5. Persalinan dengan tindakan 7. Kelainan jaringan ikat
(riwayat persalinan dengan 8. Merokok
forsep atau ekstraksi vakum)
PATOFISIOLOGI PROLAPS UTERI
DIAGNOSA PROLAPS UTERI

2. PEMERIKSAAN FISIK

1. ANAMNESA 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal dan menonjol di vagina
2. Rasa sakit di panggul atau pinggang (backache) merupakan gejala klasik dari
prolapsus
3. Luka dan dekubitus pada porsio uteri akibat gesekan dengan celana
4. Gangguan berkemih
5. Kesulitan buang air besar
6. Infeksi saluran kemih berulang
7. Perdarahan vagina
8. Rasa sakit atau nyeri ketika berhubungan seksual (dispareunia)
9. Keputihan atau cairan abnormal yang keluar melalui vagina
10. Prolapsus uteri derajat III dapat menyebabkan gangguan bila berjalan dan bekerja
PEMERIKSAAN FISIK

EKSTERNA

1. PEMERIKSAAN GENITALIA

INTERNA

2. MANUVER VALSAVA
a. Urin residu pasca berkemih

b. Skrining infeksi saluran kemih

c. Pemeriksaan urodinamik

d. Pemeriksaan Ultrasonografi
OBSERVASI KONSERVATIF OPERATIF
STATUS PASIEN
IDENTITAS

Nama : Rauli Simanjuntak

Usia : 64 tahun

Agama : kristen

Pekerjaan : petani

Alamat : wonosari, tanjung morawa

No RM : 244513

Status : JKD
ANAMNESA

Keluhan utama : terdapat benjolan keluar dari lubang kemaluan

Telaah : Hal ini dialami pasien sejak 1 tahun yang lalu. Pertama-
tama ia tidak merasa terganggu karena tonjolan tersebut kecil tetapi lama
kelamaan besar kurang lebih seperti sebesar telur angsa. Terdapat benjolan
ini ketika pasien mengangkat galon dan beras . Keluhan lain yang menyertai
adalah pasien merasa seolah-olah duduk di sebuah bola kecil dan merasa ada
sesuatu yang jatuh dari vaginanya. keluhan berkurang jika pasien berbaring
dan terasa mengganggu ketika berjalan dan bekerja sampai menimbulkan
lecet kerana bergesekan dengan celana dalam. Pasien sering merasa sakit
pada panggul, perut, atau punggung bawah.
Disertai dengan kesulitan buang air kecil dan buang air besar tidak lancar.
Keluar cairan, lendir ataupun darah dari kemaluan disangkal oleh pasien.
Pasien mengaku pernah melahirkan 10 orang anak secara normal tetapi ia
mengatakan tidak pernah ada kesulitan pada saat melahirkan. Batuk lama
disangkal oleh pasien. Pasien sering mengangkat barang berat. Pasien
mengaku sudah menopause. Keluhan tidak disertai panas badan dan mual
muntah. Pasien dapat makan dan minum baik dan seperti biasa.

RPT : tubektomi

R.Obstetri : P10A0
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENT PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA


Kepala : normochepali
Mata : Konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak
Keadaan umum : ikterik
tampak sakit sedang Leher : Tidak ada pembesaran Pemeriksaan Genitalia
KGB luar
Kesadaran : compos Thoraks : Simetris, retraksi (-),
mentis rhonki (-/-), whezing Inspeksi : Tampak
(-/-), Bj I-II regular tonjolan portio merah
Vital sign : murni muda dari vagina
Tekanan darah : Abdomen : Soepel, datar, nyeri
130/80 mmHg tekan (+) pada
Pernafasan : 22 x/i daerah umbilikus, Palpasi : Lunak, Nyeri
Nadi : 82 x/i Hepar / lien tidak tekan (-)
Temperatur : 36,7 0C teraba,peristaltik (+)
normal
Ekstremitas : Akral hangat,
tidak anemis, tidak
edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap Kimia klinik


Fungsi Hati
Hb : 13.1 g/Dl KGD sewaktu : 94
Ht : 41 % Bilirubin total : 0.30 mg%
Leukosit : 10.3 ribu/L Bilirubin direk : 0.15 mg%
Trombosit: 399 ribu/L Fungsi ginjal Alkali phospat : 97 U/I
Eritrosit : 4.6 juta/L Ureum : 24 mg% SGOT : 11 U/I
Laju endap darah : 10 Kreatinin : 0.6 mg/dL SGPT : 12 U/I
mm/jam Asam Urat : 3.9 mg/dL
Urine lengkap
Hemostasis

Kimia urine Mikroskopis urine


Warna : kuning
Kejernihan : jernih
Masa Perdarahan/BT
Berat jenis : 1.030
: 5.00 menit pH : 5.5 Lekosit : 6-8/lpb
Nitrit : negatif Eritrosit : 1-3/lpb
Masa Pembekuan/CT Epitel :positif/lpk
Protein : negatif
: 10.00 menit Reduksi/glukosa : negatif Kristal :negatif/lpb
Keton : negatif Silinder : negatif/lpb
Urobilinogen : negatif
Bilirubin : negatif
DIAGNOSA
P10A0 dengan Prolaps uteri grade III

DIAGNOSA BANDING

1. CYSTOCEL
2. URETROCEL
3. RECTOCEL
a. Operatif b. Medikamentosa :

- Trans vaginal Ivfd Ringer laktat 30 gtt/i


histerektomi Injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam
- Kolporafi anterior + Injeksi gentamycin 80 mg/12 jam
posterior Injeksi ketorolac 30 mg/8 jam
Seorang wanita usia 64 tahun datang ke RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
dengan keluhan benjolan keluar dari lubang kemaluan sebesar telur angsa.
Hal ini dialami pasien sejak 1 tahun yang lalu. Terdapat benjolan ini ketika
pasien mengangkat galon dan beras . terasa mengganggu ketika berjalan
dan bekerja sampai menimbulkan lecet kerana bergesekan dengan celana
dalam. Pasien sering merasa sakit pada panggul, perut, atau punggung
bawah. Disertai dengan kesulitan buang air kecil dan buang air besar tidak
lancar. Pasien mengaku pernah melahirkan 10 orang anak secara normal
tetapi ia mengatakan tidak pernah ada kesulitan pada saat melahirkan.
Pasien mengaku sudah menopause. Riwayat penyakit terdahulu :
tubektomi. Vital sign : Tekanan darah :120/80, HR : 82x/i, RR : 22x/i, T :
36,70C. Pemeriksaan fisik Abdomen : nyeri tekan (+) pada daerah
umbilikus. Pada pemeriksaan genitalia Genitalia eksterna Tampak tonjolan
portio merah muda : Lunak, Nyeri tekan (-). Pemeriksaan Mikroskopis
urine Lekosit : 6-8/lpb, Eritrosit : 1-3/lpb, Epitel : positif/lpk

Anda mungkin juga menyukai