Anda di halaman 1dari 18

Pengertian analgetik

Analgetika adalah zat-zat yang


mengurangi atau menghalau rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran.
Mekanisme Kerja
1. Rasa nyeri
PG menimbulkan keadaan hiperalgesia,
kemudian mediator kimiawi seperti
bradikinin dan histamine merangsangnya
dan menimbulkan nyeri yang nyata.
2. Demam
Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara
produksi dan hilangnya panas. Alat pengatur
suhu tubuh berada di hipotalamus. Pada
keadaan demam keseimbangannya terganggu
tetapi dapat dikembalikan ke normal oleh obat
mirip aspirin. Ada bukti bahwa peningkatan suhu
tubuh pada keadaan patologik diawali
penglepasn suatu zat pirogen, endogen atau
sitokin seperti interleukin-1 (IL-1).
3. Efek Farmakodinamik
Efek analgesic
Sebagai analgesic, obat mirip aspirin
hanya efektif terhadap nyeri dengan
intensitas rendah sampai sedang misalnya
sakit kepala, nialgia, atralgia dan nyeri lain
yang beradal dari integument, juga efektif
terhadap nyeri yang berkaitan dengan
inflamasi.
Efek antipiretik
Sebagai antipiretik, obat nyeri aspirin
akan menurunkan suhu badan hana
keadaan demam.
Rasa nyeri dan demam
Definisi nyeri adalah perasaan sensoris
yang emosional yang tidak enak dan yang
berkaitan dengan (ancaman) kerusakan
jaringan. keadaan psikis sangat
mempengaruhi nyeri, misalnya emosi
dapat menimbulkan sakit (kepala) atau
memperhebatnya, tetapi dapat pula
menghindarkan sensasi rangsangan nyeri.
Penggolongan :
a. Analgetika perifer (non narkotik) yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral.
b. Analgetika narkotika khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti
pada fractura dan kanker.
Penanganan rasa nyeri
Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat
dilawan dengan beberapa cara, yakni :

a. Merintangi terbentuknya rangsangan pada


reseptor nyeri perifer dengan analgetika perifer
b. Merintangi penyaluran rangsangan di saraf-
saraf sensoris, misalnya dengan anestetika
local.
c. Blokade pusat nyeri di SSP dengan analgetika
sentral (narkotika) dengan anestetika umum.
Secara kimia, analgetika perifer dapat dibagi dalam beberapa
kelompok, yakni :

a. Parasetamol
b. Salisilat : Asetosal, salisilamida dan benorilat
c. Penghambat prostaglandin (NSAIDs) :
ibuprofen (Arthrifen), dan lain-lain.
d. Derivat-derivat antranilat : Mefenaminat,
asam niflumat glafenin, floktafenin.
e. Derivat- derivat pirazolinon : aminofenazon,
isopropylfenazon, isopropilaminofenazon dan
metamizol.
f. Lainnya : Benzidamin (Tanpum)
Penggunaan
Obat ini mampu meringankan atau
menghilangkan rasa nyeri, tanpa mempengaruhi
SSP atau menurunkan kesadaran juga tidak
menyebabkan ketagihan. Kebanyakan zat ini
juga berdaya antipiretis atau antiradang. Oleh
karena itu, obat ini tidak hanya digunakan
sebagai obat anti nyeri, melainkan juga pada
gangguan demam (infeksi virus/kuman,
selesma, pilek) dan peradangan seperti rema
dan encok.
Efek samping
Efek samping ini terutama terjadi pada
penggunaan lama atau dalam dosis tinggi. Oleh
karena itu, penggunaan analgetika secara
kontinyu tidak dianjurkan.
Interaksi kebanyakan analgetika memperkuat
efek antikoagulansia, kecuali parasetamol dan
glafenin. Kedua obat ini pada dosis biasa dapat
dikombinasi dengan aman untuk waktu
maksimal dua minggu.

Anda mungkin juga menyukai