Kelompok 16 C
Anggota:
1. Majesty Anita Imran
2. Wiwi Pertiwi
3. Eka Octazelvi
4. Fajria Khalida
5. Rasikha Anasha
6. Sebrin Fathia Rahman
7. Indah Putri Hendika
8. Muhammad Yudha Baharsyah M
9. Lukmanul Hakim
10. Anggi Setiawan
Terminologi
1. Glomerulonefritis
2. Penyakit Ginjal Akut
3. Gagal Ginjal Kronis
4. Urolithiasis
5. Intoksikasi Jengkol
Glomerulonefritis
Definisi
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami
proliferasi dan inflamasi di glomerulus yang disebabkan oleh
suatu mekanisme imunologis.
Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu proses inflamasi di
glomeruli yang merupakan reaksi antigen-antibodi terhadap
infeksi bakteri atau virus tertentu. Infeksi yang paling sering
terjadi adalah setelah infeksi bakteri streptokokus beta
hemolitikus grup A tipe nefritogenik (Glomerulonefritis akut
post infeksi streptokoku (GNAPS).
Epidemiologi
Insiden meningkat pada kelompok sosioekonomi rendah,
berkaitan dengan higiene yang kurang baik dan jauh dari tempat
pelayanan kesehatan.
Rasio terjadinya glomerulonefritis sesudah infeksi pada pria
dibanding wanita adalah 2:1.
Penyakit ini dapat terjadi pada segala usia, namun seringnya
terjadi pada anak-anak, terutama usia 2-6 tahun.
GNAPS jarang terjadi pada anak kurang dari 2 tahun dan lebih
dari 20 tahun. Glomerulonefritis akut dapat menjadi penyakit
epidemik, terutama disebabkan Streptokokus beta hemolitikus
grup A tipe nefritogenik.
Etiologi
Sekitar 75% GNAPS timbul setelah infeksi
saluran pernapasan bagian atas, yang
disebabkan oleh kuman Streptokokus beta
hemolitikus grup A.
Infeksikuman streptokokus beta hemolitikus ini
mempunyai resiko terjadinya glomerulonefritis
akut paska streptokokus berkisar 10-15%.
Faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan
faktor alergi mempengaruhi terjadinya GNAPS.
Etiologi
Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang
paling sering ditemukan disebabkan karena infeksi dari
streptokokus, penyebab lain diantaranya :
1. Bakteri : Streptokokus grup C, Meningococcocus,
Streptoccocus viridans, Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma
pneumoniae,
Staphylococcus albus, Salmonella typhi, dll
2. Virus : Hepatitis B, varicella, echovirus, parvovirus,
influenza,
parotitis epidemika
3. Parasit : Malaria dan toksoplasma
Patofisiologi
Bakteri streptokokus tidak menyebabkan kerusakan pada ginjal,
terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen
khusus yang merupakan unsur membran plasma sterptokokal
spesifik.
Pada GNAPS terbentuk kompleks antigen-antibodi didalam darah
yang bersirkulasi kedalam glomerulus tempat kompleks tersebut
secara mekanis terperangkap dalam membran basalis.
Selanjutnya komplemen akan terfiksasi mengakibatkan lesi dan
peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan
trombosit menuju tempat lesi.
Patofisiologi
Penyebab
terjadinya AKI
berada di sebelum
ginjal, yaitu
berkaitan dengan
Penyebab terjadinya AKI
arteri dan vena
berasal dari ginjal itu
renalis.
sendiri
(glomerulus,tubulus dan
interstitium)
Major hemorraghe
Muntah
Diare
Luka bakar hebat
2. Kehilangan cairan relative
Distributive shock penurunan plasma/volume urin
Congestive heart failure ketidakmampuan jantung memompa darah ke jaringan
3. Stenosis arteri renalis
4. Emboli diarteri renalis
PRERENAL
PATOFISIOLOGI
Penurunan aliran darah sedikit darah yang difiltrasi
penurunan GFR oliguri dan tidak semua zat sisa
metabolisme (e.g : ureum dan kreatinin) yang dieksresi,
sehingga banyak yang menumpuk didalam darah
(Azotemia) ginjal mengaktifasi renin-angitensin-
aldosteron Kelenjar adrenal memproduksi aldosterone
ginjal mereabsorbsi Natrium (mengikat air) air/H2O juga
ikut tereabsorbsi semakin oligouri urin semakin
terkonsentrasi/jenuh
PRERENAL
GAMBARAN KLINIS
Terjadi hipoperfusi ginjal
Jaingan ginjal masih normal
Bila hipoperfusi tidak segera diperbaiki dapaT
mengakibatkan terjadinya nekrosis tubular akut
(NTA) / kerusakan intrinsic
INTRARENAL
b. Nephrotoxin
Epitel tubulus dapat mengalami nekrosis akibat pengaruh zat toxin
Zat toxin tersebut diantaranya :
Aminoglikosida (grup antibiotic)
Logam berat (timah)
Myoglobin (akibat kerusakan otot)
Ethylene glycol (anti freeze , rasanya manis beresiko pada anak-
anak)
Pewarna/zat kontras
Asam urat
INTRARENAL
GAMBARAN KLINIS
Nekrosis dan apoptosis sel epitel
Obstruksi di tubulus
Penurunan GFR
INTRARENAL
Glomerulonefritis
Diabetes melitus
Hipertensi
Batu saluran kemih
Lupus erimatosus sistemik
Penyakit ginjal polikistik
Dll
FAKTOR RESIKO
- Usia tua
- pasien dengan diabetes melitus atau hipertensi,
- obesitas
- merokok
- individu dengan riwayat penyakit diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal dalam keluarga
MANIFESTASI KLINIS
Sistem pencernaan
- mual, muntah, kembung dan nafsu makan menurun
- Nafas bau kencing, rasa tak enak pada mulut
- Cegukan
- Gastritis
Kulit
- Pucat, kuning, kasar dan kering
- Gatal gatal
- Ekimosis
- Bekas garutan
Darah
- Anemia - eritropoitin menurun
- Hemolisis
- Kekurangan zat besi
- Perdarahan saluran cerna
- Fibrosis sum sum tulang
- Trombosit menurun perdarahan
Saraf otot
- Pegal tungkai, kesemutan, lemah, tidak bisa tidur, gangguan
konsentrasi, tremor, kejang
Jantung dan pembuluh darah
- Hipertensi
- Nyeri dada
- Sesak nafas, payah jantung
- Gangguan irama ( berdebar )
- edem / bendungan paru
Endokrin
- Gangguan seksual
- Diabetes
Lain lain
- Keropos tulang
- Asidosis
- Hiperkalemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
ureum dan kreatinin
Urinalisis dan pemeriksaan albumin urin
Pemeriksaan elektrolit
hiperkalemia, hiperkalsemia,hiperfosfatemia,
hipermagnesemia
Kadar gula darah dan profil lipid
hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia
AGD asidosis metabolik
Pemeriksaan radiologi
B N O / I V P / CT SCAN
USG
RENOGRAM
SISTOSKOPI
Biopsy ginjal
menggunakan jarum untuk mengambil sampel kecil dari
jaringan ginjal dengan bantuan anestesi lokal dan memeriksa
jaringan di bawah mikroskop
TATALAKSANA
Terapi pengganti ginjal
Dialisis : - hemodialisis
- Peritonial dialisis
Cangkok ginjal
Tatalaksana mencegah progresifitas PGK
Kontrol TD
Restriksi asupan protein, cairan dan asupan garam
Kontrol kadar gula darah
Terapi dislipidemia
Edukasi
Tatalaksana untuk mengatasi komplikasi
Asidosis metabolik : suplemen bikarbonat oral : 3x2 tab (325-2000mg) setiap hari
KOMPLIKASI
Kejadiankardiovaskuler (perikarditis, PJK,
henti jantung) penyebab kematian
terbanyak
Penyakit tulnag dan mineral terkait PGK
Komplikasi neurologis, infeksi , komplikasi
nutrisi dan saluran cerna, anemia,
hiperparatiroid.
UROLITHIASIS
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Keracunan jengkol hanya terjadi pada daerah yang penduduknya banyak mengonsumsi
jengkol. Jengkol dikonsumsi di daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia.
ETIOLOGI
Intoksikasi jengkol disebabkan oleh konsumsi yag tidak tepat pada buah jengkol. Jengkol
mempunyai nilai nutrisi yang tinggi yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin 81,
B2, asam folat serta beberapa mineral termasuk besi, kalsium dan fosfat.
Asam jengkolat (Jengkolic acid) yang menyebabkan keracunan jengkol terkandung
dengan kadar 1.6 gram per 100 gram jengkol atau sekitar 1-2 % dari berat jengkol. Asam
jengkolat terutama terdapat dalam bentuk bebas sebanyak 93% dan sisanya terikat
dengan protein. Jengkol yang muda lebih banyak mengandung asam jengkolat.
PATOGENESIS
Tingginya konsentrasi asam jengkolat pada urin, pH urine, serta faktor-faktor
spesifik inang pada saluran kencing dapat menjadi predisposisi pembentukan
kristal asam jengkolat yang menyebabkan gejala keracunan jengkol.
Asam jengkolat menyebabkan gangguan ginjal akibat iritasi mekanik dari
kristal asam jengkolat pada tubulus ginjal dan saluran kencing. Kristal asam
jengkolat mudah terbentuk pada urine dengan pH asam yang mengandung
asam jengkolat. Asam jengkolat lebih mudah larut pada urin yang basa.
Peningkatan pH urine dari 5 ke 7,4 akan meningkatkan solubilitas asam
jengkolat hingga 43%, sedangkan pada pH 8,1 solubilitasnya dapat mencapai
92%.
Penelitian histopathologis pada ginjal binatang percobaan menemukan bahwa
kristal-kristal asam jengkolat menyebabkan nekrosis tubular akut. Serta
penelitian pada manusia menemukan edema ginjal dengan nekrosis kortikal,
pembengkakan epitel tubular, sebukan lekosit pada glomerulus, dan
perdarahan akut pada jaringan perinenal.
GEJALA DAN TANDA
Keracunan jengkol biasa terjadi setelah 2 - 12 jam mengonsumsi jengkol dengan gejala dan
tanda yang bervariasi ringan hingga berat :
Nafas berbau jengkol
Mikrohematuria asimptomatik,
Kolik ringan pada abdomen,
Rasa mual, muntah, diare,
Konstipasi, disuria hingga hematuria masif,
Nyeri pinggang atau suprapubis yang hebat
Oligoanuria serta gagal ginjal akut.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis riwayat konsumsi jengkol sebelumnya dan bau jengkol yang
khas pada napas dan urin penderita.
Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda obstruksi saluran kencing
Pemeriksaan laboratorium dapat menemukan kristal-kristal asam jengkolat yang berbentuk
seperti jarum.
KLASIFIKASI
Berdasarkan berat ringannya penyakit, keracunanjengkol dapat digolongkan dalam 2
kelompok :
Keracunan jengkol ringan, penderita mengeluh nyeri spasmosdik pada pinggang
dan daerah suprapubis yang hilang sendiri dalam waktu 1 atau 2 hari danjarang
memerlukan pertolongan medis.
Keracunan jengkol berat, penderita mengeluh nyeri kolik yang hebat pada
abdomen disertai dengan muntah, diare, disuria dan oliguria.
PENATALAKSANAAN
Hidrasi yang agresif, dan alkalinisasi urin dengan mengunakan sodium bikarbonat
akan meningkatkan solubilitas asam jengkolat.
Peningkatan aliran urin dengan hidrasi dan diuretic diperlukan untuk membuang
endapan asam jengkolat.
Dialisis diperlukan pada kasus-kasus yang berat.
Pada beberapa kasus dengan anuria yang tidak berespons terhadap pengobatan
konservatif, intervensi bedah kadang diperlukan.
Obstruksi Ringan :
Banyak minum (2-3L/hari)
Bichat (3x2tab)
Spasmolitik
Obstruksi Berat :
Anuria :
Infus Dextrose 5%
Insessible Loss + Meylon 3,5% (250cc/BB : 70kg tiap 6 jam)
Retensio Urin :
Dorsumsisi
Kateter + seprot meylon (Bic)
Jika gagal, lakukan punksi buli-buli
KOMPLIKASI
Komplikasi keracunan jengkol terjadi pada keracunan jengkol berat dengan bentuk nefropati
obstruktif akibat endapan kristal asam jengkolat. Gagal ginjal akut dapat terjadi dengan
semua komplikasi termasuk asidosis metabolik. Hidronefrosis akibat obstruksi saluran kemih
juga dapat ditemukan.
PENCEGAHAN
Merebus jengkol dengan air abu/air soda selama 10 menit
Banyak minum setelah mengkonsumsi jengkol
PROGNOSIS
Keracunan jengkol ringan mempunyai prognosis yang baik,
Gejala dan tanda ini akan menghilang sendiri dalam waktu 1 atau 2
hari.
Keracunan jengkol berat mempunyai angka mortalitas hingga 6%,
sebagian besar membaik dengan terapi dini yang agresif.