Anda di halaman 1dari 17

Patofisiologi Pneumonia

Oleh:
ALVIA MAHRIZKA NURSIH (2017000005)
ANIS NUR ARIYANTI (2017000010)
BELINA UTARY (2017000015)
DEASY TIARA H (2017000020)
DIAH PRATIWI (2017000025)
GRAND ASSET TARNAMA (2017000046)
Pedahuluan

Sampai saat ini


pheumonia menjadi
penyebab utama
kematian balita di dunia.
1,8 juta atau 20% dari
kematian anak
diakibatkan oleh
pheumonia. Pneumonia di Indonesia menjadi urutan kedua
penyebab kematian pada balita .
Terjadi peningkatan pada tahun 2007 sebesar
2,1% menjadi 2,7% pada tahun 2013 terhadapa
serangan pneumonia.
BAKTERI
TYPICAL ORGANISME VIRUS
Streptococcus pneumonia Cytomegalivirus
Staphylococcus aureus Harpes simplex virus
Enterococcus (E. faecalis. E. Vericella zooster virus
Faecium)
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumonia
Haemophilus ifluenza

ETIOLOGI
PNEUMONIA
ATYPICAL ORGANISME
FUNGI
Mycoplasma sp
Candida sp
Chlamedia sp
Aspergillus sp
Legionella sp
Cryptococcus neoformans
PATOGENESIS

Daya tahan tubuh Mikroorganisme Bronkus terminal Aveolus Inokulasi mikroorganisme


menurun dari udara pada saluran nafas bawah
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Klinis dan
Epidemiologi
Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi dapat dibedakan menjadi 3
kategori yaitu:
1. Community Acquired Pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas yaitu pneumonia yang
terjadi infeksi diluar rumah sakit, seperti rumah jompo, home care
2. Hospital Acquired Pneumonia (HAP) atau pneumonia nosokomial yaitu pneumonia yang
terjadi lebih 48 jam atau lebih setelah penderita dirawat di rumah sakit baik di ruang
perawatan umum maupun di ICU tetapi tidak sedang menggunakan ventilator. Hampir 1%
dari penderita yang dirawat di rumah sakit mendapatkan pneumonia selama dalam
perawatan dan sepertiganya mungkin akan meninggal.
3. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) atau pneumonia aspirasi yaitu, pneumonia yang
terjadi setelah 48-72 jam intubasi tracheal atau menggunakan ventilasi mekanik di ICU.
4. Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Pembagian Bakteri Penyebab Pneumonia
Beberapa bakteri penyebab terjadinya pneumonia dapat dibagi menjadi:
1. Pneumonia bacterial/tipikal adalah pneumonia yang dapat terjadi pada
semua usia. Beberapa kuman mempunyai tendensi menyerang seseorang
yang peka, misalnya klebsiela pada penderita alkoholik dan staphylococcus
pada penderita pasca infeksi influenza.
2. Pneumonia atipikal adalah pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma,
legionella dan Chlamydia
3. Pneumonia virus
4. Pneumonia jamur adalah pneumonia yang sering merupakan infeksi
sekunder, terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh lemah
(immunocompromised).
Berdasarkan predileksi infeksi
1. Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang
pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu
lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh
obstruksi bronkus misalnya: pada aspirasi benda asing atau
proses keganasan
2. Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat
pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun
virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan
dengan obstruksi bronkus
3. Pneumonia interstisial
Diagnosis Pneumonia
Tanda infeksi
ekstra-
Gejala umum pulmonal
Tanda efusi
saluran
pleura atau
pernapasan
empiema
bawah

Manifestasi
non spesifik Tanda
Manifestasi
infeksi dan pneumonia
Klinis
toksisitas beru- berupa retraksi
pa demam
Pemeriksaan Penunjang
Mengidentifikasikan distribusi struktural, empiem, penyebaran/perluasan infiltrasi
nodul, infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
Sinar X

Tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada
GDA/nadi

Leokositosis biasanya ada


kondisi tekanan imun seperti AIDS, memungkinkan berkembangnya pneumonia
JDL bakterial.
Titer virus atau legionella,aglutinin dingin. membantu
Pemeriksaan serologi
dalam membedakan diagnosis organisme khusus

Volume mungkin menurun, Mungkin terjadi


Pemeriksaan fungsi paru perembesan (hipoksemia)
Tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain

Untuk dapat diambil biosi jarum, aspirasi transtrakea,


Pemeriksaan gram/kultur,
bronkoskofi fiberobtik atau biosi pembukaan paru
sputum dan darah
untuk mengatasi organisme penyebeb

Pemeriksaan bilirubin, Natrium dan Klorida mungkin rendah


elektrolit Bilirubin mungkin meningkat
Penatalaksanaan Terapi
Oksigen 1-2 L / menit

IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1, + KCL 10 mEq/


500 ml cairan

Jika sesak tidak terlalu hebat makanan entral bertahap

Jika sekresi lendir berlebihan inhalasi dengan salin


normal + beta agonis
Antibiotik sesuai jenis pneumonia
- Pneumonia komuniti base
- Pneumonia hospital base
Abses paru
atelektasis
efusi pleura

bakterimia

KOMPLIKASI
Otitis Media perikarditis

meningitis pururental
epiglotis kapang pd infeksi H
Empyema Infulunza B
sinus sitis
RESISTENSI
1. Penicilin
2. Cefalosporin
3. Marolida
4. Tetrasiklin
5. kortimoksazol

Anda mungkin juga menyukai