Anda di halaman 1dari 12

Konversi Energi

02
Modul ke:

Energi
Fakultas
TEKNIK Nanang Ruhyat

Program Studi
Teknik Mesin
Salah satu penggerak mula yang banyak
digunakan adalah mesin kalor. Mesin kalor adalah
mesin yang mempergunakan energi termal untuk
melakukan kerja mekanik, atau yang merubah
energi termal menjadi energi mekanik. Dimana
energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses
pembakaran, proses fisi (pemisahan) bahan bakar
nuklir dan dari proses lainnya.
Jika dilihat dari cara memperoleh energi termal,
mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu
Mesin Pembakaran Luar (External Combustion
Engines) dan Mesin Pembakaran Dalam (Internal
Combustion Engines).
Pada dasarnya motor-motor bakar didefinisikan
sebagai suatu pesawat atau mesin tenaga,
dimana tenaga yang dihasilkan dari energi panas
hasil pembakaran bahan bakar di dalam silinder,
energi diubah menjadi energi tekan untuk
menggerakan torak dari TMA (Titik Mati Atas)
menuju TMB (Titik Mati Bawah). Karena torak
dihubungkan dengan batang penghubung untuk
menggerakan poros engkol. Gerakan poros
engkol disebut juga dengan energi mekanis. Oleh
sebab itu motor bakar sering juga disebut
pesawat kalor dengan pembakaran di dalam
Internal Combustion Engine.
1. Prinsip Kerja Motor Bensin Empat Langkah
Langkah Kerja Motor Bensin Empat
Langkah
a. Langkah Isap. Katup isap membuka, katup buang
menutup. Piston bergerak turun. Gas baru hasil
pencampuran bahan bakar dan udara masuk keruang
silinder motor.
b. Langkah Kompresi. Kedua katup menutup. Piston
bergerak naik. Tekanan gas dalam silinder naik.
c. Langkah usaha. Kedua katup menutup. Piston bergerak
turun akibat ledakan pembakaran gas dalam silinder.
d. Langkah Buang. Katup isap menutup, katup buang
membuka, Piston bergerak naik. Gas bekas pembakaran
keluar melalui saluran buang.
SIKLUS OTTO
Proses dari siklus pada diagram P vs V adalah sebagai berikut :
0-1 Langkah isap dengan proses tekanan konstan (isobarik).
1-2 Langkah kompresi yang berlangsung secara isentropis
dimana tekanan dan temperatur meningkat secara tajam.
2-3 Proses pembakaran pada volume konstan yang dianggap
sebagai pemasukan (q in) pada volume konstan (isovolume).
3-4 Langkah kerja terjadi secara isentropis.
4-1 Proses pembuangan (qout) yang dianggap sebagai proses
pengeluaran kalor pada volume konstan (isovolume).
1- 0 Langkah buang dengan proses tekanan konstan (isobarik). Pada
siklus ini setelah gas hasil sisa pembakaran dibuang, maka akan masuk
kembali gas campuran bahan bakar dan udara.

Siklus ini berlangsung dengan fluida kerja yang sama di mana setelah gas hasil
sisa pembakaran dibuang, maka akan masuk sejumlah fluida kerja yang sama.
Momen Torsi

Dari poros pembakaran di dalam silinder akan


menimbulkan tekanan terhadap torak. Akibat adanya
tekanan ini torak akan merubah tekanan tersebut
menjadi gaya. Gaya ini selanjutnya diteruskan ke
batang torak yang nantinya akan menyebabkan
timbulnya tenaga putar dan tenaga putar ini disebut
torsi, yang dinyatakan dengan rumus :
MT = F x r
Dimana
F = Gaya yang diberikan (N)
r = Jari-jari poros (m)
T = Momen Torsi (Nm)
Daya Poros Efektif

Daya poros didapat dari pengukuran momen


pada beben dynamometer dan putaran
permenit pada poros engkol.
2 n
Ne = MT.
60

Dimana :
MT = Momen Torsi (Nm)
n = Putaran poros (rpm)
Ne = Daya poros efektif (Nm/dtk)
Konsumsi Bahan Bakar

Pemakaian bahan bakar didefinisikan sebagai


jumlah penggunaan bahan bakar persatuan
waktu dalam kg/jam. Pemakaian bahan bakar
dapat dihitung dengan rumus :
Vb 3600
Mf = tb x Pb x kg/ jam
1000

Dimana :
Mf = Pemakaian bahan bakar (kg/jam)
Vb = Volume pemakaian bahan bakar (cm3)
Pb = Massa jenis bahan bakar (0,7323 g/cm3)
tb = Waktu pemakaian bahan bakar (dtk)
Pemakaian Bahan Bakar Spesifik

Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan


sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai
per jam untuk menghasilkan setiap KW daya
mesin, dapat digunakan dengan persamaan
sebagai berikut :
mf
SFC =
Ne

SFC = Pemakaian bahan bakar spesifik (kg/jam.kW)


Mf = Laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)
Ne = Daya poros (kW)
Efisiensi Thermal
Efisiensi thermal merupakan perbandingan
antara daya yang dihasilkan terhadap jumlah
energi bahan bakar yang diperlukan.
Nex
3600
th =
MfxLHVx 100 %

= Efisiensi Thermal
LHV = Nilai kalor bawah bahan bakar (42967 kJ/kg)
Mf = Laju pemakaian bahan bakar (kg/Jam)
Ne = Daya Poros (kW)
Terima Kasih
Nanang Ruhyat

Anda mungkin juga menyukai