Anda di halaman 1dari 30

NUR RAHMA DAHMIR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
Salah satu produk pertanian yang cukup strategis adalah
tanaman kakao (Theobrema Cacao L). kakao merupakan
komuditas strategis minimalnya karena dua hal. Pertama,
Indonesia merupakan produsen kakao nomor dua di dunia
setelah Pantai Gading, dengan produksi 809.586 ton pada
tahun 2012 (Direktorat Jenderal Perkebunan). Dengan produksi
sebesar tersebut, komoditas ini telah menyumbang devisa
sebesar US$ 1,1 Milyar pada tahun 2012 yang merupakan
perolehan devisa ketiga terbesar setelah kelapa sawit dan
karet (Kementrian Perdagangan, 2013). Kedua, kegiatan usaha
kakao 95 persen melibatkan petani kecil dengan tingkat
kepemilikan lahan 0,5-2 ha. Dengan demikian, perkembangan
usaha kakao secara langsung maupun tidak langsung akan
berpengaruh terhadap ekonomi kerakyatan.
Salah satu sentra produksi kakao di Indonesia adalah Sulawesi
Barat. Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsi penghasil
kakao terbesar kedua di Indonesia Setelah Sulawesi Selatan.
Luas areal tanaman kakao di Sulawesi Barat mencapai 194.281
ha dengan total produksi sebesar 122.256 ton pada tahun
2001 (Statistik Perkebunan 2012).
Produksi kakao di Sulawesi Barat berdasarkan data
statistik tahun 2006-2010 mencapai 600 ribu ton per tahun
namun pada tahun 2010 - 2014 produksi hanya mencapai
angka rata-rata 450 ribu ton per tahun. Sedangkan produksi
kakao di Kabupaten Polewali Mandar lima tahun terakhir
mengalami penurunan sekitar -21.40 persen. Tahun 2011
produksi kakao 35.185,3 ton menjadi 27.655,46 ton pada
tahun 2014 (Katalog BPS, 2014).
Desa Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali
Mandar merupakan salah satu daerah penghasil kakao di
Polewali Mandar. Perkebunan kakao di Desa Batetangnga
adalah salah satu bentuk lapangan pekerjaan bagi
masyarakat yang dapat menambah penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga taraf hidup
masyarakat meningkat, meskipun tidak jarang ada kendala-
kendala yang masih sering kali ditemui oleh masyarakat
seperti produktivitas kebun masih rendah akibat serangan
hama Penggerek Buah Kakao (PBK), hama penggerek batang,
hama babi hutan, hama tikus , penyakit busuk buah,
penyakit kangker batang, mutu produk masih rendah serta
sumber daya manusia yang kurang/rendah.
Untuk mempertahankan produksi kakao Sulawesi
Barat khususnya untuk Kabupaten Polewali Mandar
yang telah diketahui bersama bahwa produksi kakao
di Polewali Mandar yang menurun maka penulis ingin
meningkatkan kembali produksi dan potensi
masyarakat akan pengembangan tanaman kakao ini
di Kabupaten Polewali Mandar sehingga penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
Prospek Pengembangan Tanaman Kakao di Desa
Batetangnga Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali
Mandar.
1. Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi peningkatan produksi
kakao di Desa Batetangnga
Kecamatan Binuang Kabupaten
Polewali Mandar ?
2. Bagaimana prospek pengembangan
tanaman kakao di Desa Batetangnga
Kecamatan Binuang Kabupaten
Polewali Mandar ?
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi peningkatan
produksi kakao di Desa Batetangnga
Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali
Mandar.
2. Untuk mengetahui bagaimana prospek
pengembangan tanaman kakao di Desa
Batetangnga Kecamatan Binuang
Kabupaten Polewali Mandar .
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan serta melatih penulis
dalam mempraktekkan dan mengaplikasikan teori disiplin ilmu
Geografi yang telah didapatkan dibangku kuliah untuk mengkaji
kenyataan dalam masyarakat melalui metode ilmiah.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi
pemegang kebijakan, terutama instansi terkait dengan
perkebunan dalam upaya membudidayakan dan meningkatkan
produktivitas kakao.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk daerah lain yang
memiliki karakteristik sosial yang sama dengan wilayah desa
Batetangnga dalam membudidayakan dan meningkatkan
produktivitas kakao.
4. Dapat memberikan manfaat sebagai bahan literatur dan bacaan
umum terutama pada jurusan Geografi untuk penelitian
selanjutnya
1. Studi Geografi
Studi Geografi hakekatnya adalah studi
keruangan tentang gejala-gejala Geografi,
oleh karena itu manusia merupakan salah
satu unsur gejala-gejala Geografi tadi, maka
studi Geografi hakekatnya mengadakan studi
tentang gejala-gejala yang nyata dalam
kehidupan manusia. Gejala Geografi yang
ada disekitar kita itu merupakan hasil
keseluruhan interelasi keruangan faktor fisis
dan faktor sosial (Nursid Sumaatmadja,1988)
Geografi manusia merupakan cabang
geografi yang bidang studinya yaitu aspek
keruangan gejala dipermukaan bumi yang
mengambil manusia sebagai objek pokok.
Geografi ekonomi merupakan cabang
geografi manusia yang bidang kajiannya
berupa struktur keruangan aktivitas
ekonomi.Titik berat kajiannya pada aspek
keruangan struktur ekonomi masyarakat,
termasuk bidang pertanian, industri,
perdagangan, transportasi, jasa, dan
sebagainya (Tim penyususn modul geografi
sosial, 2008).
2. Tanaman Kakao
Kakao (Theobroma Cacao L) adalah termasuk
dalam keluarga sterculastea. Tanaman ini berasal
dari hutan-hutan Amerika Selatan, yang
kemudian dibudidayakan. Sifat luar yang
umumnya berupa pohon kecil yang bercabang-
cabang, tinggi pohon sekitar 3-8 meter, berkayu
dan mempunyai akar tunggang. Buah kakao
yang sudah masak panjangnya sekitar 15-20 cm
tergantung pada varietas dan kesuburan tanah.
Jumlah biji tiap buah berkisar 30-40 biji yang
diselimuti oleh jender.
3. Jenis-Jenis Tanaman Kakao
Tanaman kakao dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Jenis criollo, jenis ini menghasilkan biji kakao yang mutunya
sangat baik dan dikenal sebagai :kakao mulia, fine flafor cocoa,
choiced cocoa, edel cocoa. Buahnya berwarna merah atau hijau,
kulit buahnya tipis berbintil-bintil kasar dan lunak. Biji buahnya
berbentuk bulat telur dan berukuran besar. Jenis kakao ini
banyak dibutuhkan oleh pabrik-pabrik untuk pembuatan kakao
yang bermutu tinggi.
Jenis forastero, jenis ini menghasilkan biji cokelat yang mutunya
sedang atau bulk cocoa, buahnya berwarna hijau, kulitnya tebal,
biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledon berwarna ungu
waktu basah.
Jenis trinitario, merupakan campuran hybrid dari jenis criollo
dan jenis forastero secara alami, sehingga kakao jenis ini sangat
heterogen. Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya
bermacam-macam dengan kotiledon berwarna ungu muda
sampai ungu tua pada waktu basah
4. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao
a. Iklim
Garis lintang 10 LU tinggi tempat 0 sampai dengan 600 m dpl
Curah hujan 1.500 s.d 2.500 mm/th
Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) kurang dari 3 bulan
Suhu maksimum 30-32C, minimum 18-21C
Tidak ada angin kencang terus menerus, kecepatan angin maksimum 4
m/detik
b. Tanah
Kemiringan tanah kurang dari 45%
Kedalaman tanah efektif lebih dari 150 cm
Tekstur tanah terdiri atas 50% pasir, 10-20% debu, 30-40% lempung,
atau geluh lempung pasiran atau lempung pasiran
Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0-30 cm)
Kadar bahan organic > 3,5% atau kadar C > 2%
Nisbah C/N 10-12
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) > 15 me/100 g tanah
Kejenuhan basa > 35%
pH (H2O) 4,0-8,5; optimum 6,0-7,0
kadar unsur hara minimum: N 0,28%; P (Bray I) 32 ppm; K tertukar 0,50
me/100 g; Ca tertukar 5,3 me/100 g; Mg tertukar 1 me/100 g
.

5. Hama dan Penyakit Utama Kakao

a. Hama Penggerek Buah Kakao kakao (PBK) Canopomorpha


Cramelle. Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8
cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau
atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas
keluarnya larva.
b. Kepik Penghisap Buah (helopeitis spp) buah kakao yang
terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna cokelat
kehitaman dengan ukuran bercak relative kecil (2-3 mm)
dan letaknya cenderung diujung buah.
c. Penyakit busuk buah (phytophthora palmivora butl) buah
kakao yang terserang bercak coklat kehitaman, biasanya
dimulai dari ujung atau panjang buah.
KERANGKA PIKIR
Variabel Penelitian
1. Modal
2. Budidaya Tanaman Kakao
3.Teknologi Terkait
4.Tempat Pemasaran
5.Transportasi

Produksi Kakao

Prospek Pengembangan Tanaman Kakao


1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006) variabel
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian.
Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu :
a. Modal
b.Budidaya tanaman Kakao
c.Teknologi
d.Tempat pemasaran
e.Transportasi
2. Desain Penelitian
Desain penelitian dimaksudkan untuk mempermudah
dalam melaksanakan penelitian. Selain itu agar
penelitian dapat lebih terarah dan dapat mencapai
sasaran yang di inginkan.
Demi kelancaran penelitian, maka perlu disusun
desain penelitian yang akan menjadi penuntun mulai
dari tahap persiapan sampai tahap penyusunan laporan :
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
c. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
d. Tahap Penyusunan Hasil Penelitian Dalam Bentuk
Skripsi.
a. Modal yaitu banyaknya biaya yang
dipergunakan oleh petani kakao selama satu
periode tanam sampai tanaman berproduksi.
b. Budidaya tanaman kakao yaitu kegiatan yang
dilakukan petani dalam memelihara dan
mengelola tanaman kakao. Budidaya
tanaman meliputi : Pembibitan tanaman
kakao, Pengolahan lahan pertanian,
Penanaman, Pemupukan, Pemeliharaan,
Pengendalian hama dan penyakit,Panen.
c. Teknologi adalah cara-cara atau metode yang
digunakan petani untuk menurunkan biaya
produksi dan meningkatkan hasil produksi.
Teknologi yang digunakan terkait dengan
peralatan pertanian yang digunakan dan juga
inovasi teknologi seperti bibit unggul, pupuk
yang digunakan petani dalam pertanian kakao.
d. Tempat pemasaran adalah cara atau tindakan
yang diperlukan untuk menyampaikan hasil
produksi ke tangan konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung.
e. Transportasi dalam penelitian ini yaitu
tersedianya sarana transportasi, komunikasi,
dan mudahnya wilayah itu dijangkau akan
memudahkan petani berhubungan dengan
dunia luar. Seperti pasar serta informasi yang
menyangkut kebijakan pemerintah.
1. Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai himpunan
semua objek yang akan diteliti ( Bintarto dan
Hadi Sumarno, 1987). Dari pengertian populasi
yang dikemukakan diatas maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
petani kakao yang ada di Desa Batetangnga
Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali
Mandar yang lazim disebut objek penelitian dan
seluruh kepala keluarga yang mengusahakan
perkebunan kakao, untuk dijadikan sumber
informasi sebanyak 535 KK.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek atau
individu-individu yang mewakili suatu
populasi. Metode pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengambilan sampel acak sederhana (random
sampling). Sampel acak sederhana adalah
sampel yang diambil sedemikian rupa
sehingga setiap subjek dari populasi tersebut
mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel. Adapun sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah 10 persen
dari 535 KK yakni sebanyak 53 KK.
Teknik observasi, teknik ini dilakukan dengan cara
pengamatan terlebih dahulu dilokasi penelitian. Dilakulan
untuk memperoleh gambaran secara umum tentang lokasi
penelitian. Misalnya mengamati kondisi sosial masyarakat,
mengamati persebaran perkebunan kakao dan menyaksikan
langsung aktifitas yang dilakukan oleh petani kakao.
Teknik wawancara, merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara bertanya langsung dengan responden dalam hal
ini petani kakao baik dengan menggunakan kuisioner
(daftar pertanyaan), maupun wawancara bebas yang
dilakukan untuk melengkapi atau memperjelas data yang
ada.
Teknik dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan
data-data sekunder dari instansi-instansi terkait
Teknik analisis data adalah cara-cara yang
dilakukan untuk mengolah, mengkaji data yang
berhubungan dengan masalah yang akan dikaji
dan dilengkapi dengan alat penjelas (ilustrasi),
serta untuk menarik kesimpulan. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif persentase dan
metode analisis tabel.

Anda mungkin juga menyukai