Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS

PENERTIBAN PKL
OLEH:
RAKA
RAKA ADHITAMA (072.013.089)
CHRISTMAS AGE PUTRA (072.15.018)
DIMAS ADITYA NUGRAHA (072.15.026)
TONDI HALOMOAN
MASALAH YANG AKAN DIBAHAS

Kasus penggusuran paksa yang terjadi pada pedagang kaki lima.


Hubungan penggusuran PKL dengan konteks Pancasila.
Definisi Penggusuran Paksa

Penggusuran paksa (forced eviction) didefinisikan sebagai:


Pemindahan individu, keluarga dan/atau komunitas secara paksa (di
luar kehendak) dari rumah dan/atau tanah yang telah mereka
tempati, untuk selamanya atau sementara, tanpa penyediaan atau
akses pada prosedur hukum yang benar maupun perlindungan yang
diperlukan.
Penggusuran paksa secara langsung melanggar hak tiap orang atas
perumahan yang layak. Namun mengingat hak asasi manusia saling
terkait, maka penggusuran paksa juga melanggar hak-hak lain, yang
meliputi pula hak-hak sipil dan politik. Hak-hak tersebut antara
lain hak untuk hidup, hak atas keamanan pribadi, hak untuk tidak
dicampuri urusan pribadi, keluarga dan rumahnya, serta hak untuk
dapat menikmati harta bendanya. Secara tegas Komisi HAM PBB
menyatakan bahwa praktek penggusuran paksa merupakan
pelanggaran HAM.
Alasan Penggusuran Paksa :
adanya proyek pengembangan dan pembangunan infrastruktur
adanya event internasional, seperti konferensi atau pertandingan
olah raga internasional
adanya penataan ulang dan upaya untuk mempercantik daerah
perkotaan (sering terjadi di Indonesia, khusunya di daerah Jakarta)
adanya pertikaian politik yang mengakibatkan pembersihan etnis dari
keseluruhan komunitas/kelompok.
Konteks Pancasila dengan penggusuran PKL :
1)Sila Pancasila yang Diangkat
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
2)Pembukaan UUD45 Alinea ke-4
Yang berisikan tujuan Negara untuk menyejahterakan dan menjaga
keadilan sosial.
3)Pasal 40 Undang Undang HAM nomor 39 tahun 1999
Pasal itu mengatur mengenai hak setiap orang untuk memiliki tempat
tinggal yang layak
4) Pasal 34 UUD45
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat..
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.
5) Pasal 28H UUD45
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
Setiap orang berhak memiliki hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Solusi
Meninjau peraturan yang berlaku agar sesuai dengan standar internasional. Negara harus menjamin bahwa
peraturan yang ada memadai untuk mencegah pengusuran paksa dan memberikan hukuman bagi para
pelakunya. Peraturan-peraturan tersebut harus: memberikan jaminan keamanan untuk menempati rumah
dan tanah, selaras dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan, serta dapat berfungsi untuk
mengontrol keadaan apabila penggusuran paksa dilakukan.
Menerapkan prosedur perlindungan. Penggusuran harus sebisa mungkin dihindarkan. Apabila terpaksa
dilakukan, penggusuran harus menerapkan prosedur perlindungan bagi warga tergusur, yaitu: menyediakan
kesempatan untuk melakukan musyawarah dengan masyarakat tergusur, memberikan informasi yang
memadai dan masuk akal bagi setiap orang yang tergusur serta menyediakan waktu yang cukup masuk akal
sebelum tanggal penggusuran yang dijadwalkan, tidak melakukan penggusuran tanpa menunjukan identitas
yang jelas (petugas pemerintah yang bertanggung jawab atas penggusuran tersebut harus hadir di tempat
penggusuran, sehingga pelaku teridentifikasi dengan jelas), tidak melakukan penggusuran dalam cuaca
buruk atau di malam hari, menyediakan mekanisme pemulihan secara hukum, dan
menyediakan bantuan hukum bagi warga tergusur yang memerlukan untuk menuntut ganti rugi di
pengadilan.
Mencegah terjadinya tuna wisma. Penggusuran tidak boleh menyebabkan seseorang atau sebuah keluarga
menjadi tidak memiliki tempat tinggal (tuna wisma). Apabila mereka yang terkena dampak penggusuran
tidak mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri, petugas pemerintah harus mengambil seluruh langkah yang
sesuai untuk memastikan tersedianya alternatif yang memadai. Dalam hal ini, pemerintah wajib memberikan
area pengganti baik untuk tempat tinggal maupun untuk lahan usaha.
Merubah Paradigma. Tentu permasalahan di atas terjadi sebagai akibat kesalahan sistemik. Kekeliruan
sistemik tersebut antara lain mengenai hukum tanah, tidak adanya jaminan hidup dan pemenuhan
kebutuhan pokok setiap angota masyarakat, tidak adanya jaminan pekerjaan dari negara bagi warga negara,
dibiarkannya distribusi kekayaan pada pada mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran yang tidak
seimbang. Karena itulah menghilangkan permasalahan yang sangat tidak adil di atas haruslah dengan
menghapus kesalahan-kesalahan sistemik.

Anda mungkin juga menyukai