3
Quality in Healthcare
4
Key reasons
5
The basic principles for safety
and quality of care
The basic principles for patient safety are
the principles for quality of care:
- to do the right thing
for the right patient
using the right method and
at the right time, and
(Casey Stengel)
(Casey
7
KONDISI SAAT INI
Di negara maju, satu dari 10 pasien menderita cedera ketika menerima
pelayanan kesehatan.
Prevalensi infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health care associated
Infection/HAIs) dinegara berkembang yaitu bervariasi 5.7% - 19,1%
dan 20 kali lebih tinggi dibandingkan di negara maju.
1.4 juta orang di seluruh dunia menderita infeksi yang didapat di
rumah sakit. Infeksi ini menyebabkan:
waktu rawat di rumah sakit yang lebih lama
meningkatkan resistensi pada obat-obatan terutama antibiotik,
meningkatkan biaya perawatan pasien,
bahkan menyebabkan kematian.
IOM (Institute of Medicine) : TO ERR IS HUMAN
POLICIES / PROCEDURES
PROFESSION
TEAM
INDIVIDUAL
ENVIRONMENTAL
EQUIPMENT
ADVERSE EVENT
KEBIJAKAN
RISK MANAGEMENT PROGRAMS
1. Elimination (meniadakan risiko).
2. Reduction (mengurangi terjadinya risiko).
3. Transfer of liability (mengalihkan tanggunggugat).
4. Insurance (penjaminan oleh perusahaan asuransi).
(Roach W H, Chernoff S N, Esley C L.; 2000)
a. Situation
1) Menyebutkan identitas serta ruangan tempat bertugas.
2) Menyebutkan identitas pasien, diagnosis, serta masalah utama pasien saat ini.
b. Background,Menyebutkan data klinis pasien sesuai kebutuhan:
1) Keadaan umum / kesadaran dan tanda vital
2) Riwayat penyakit
3) Hasil laboratorium terbaru
4) Riwayat alergi
5) Hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan
6) Terapi saat ini
C. ASSESSMENT,Sebutkan hasil kajian pasien :
1) Kemungkinan penyebab masalah yang dialami
2) Keparahan kondisi
3) Apakah kondisi tersebut mengancam nyawa
d. Recommendation
1) Memberikan rekomendasi tindakan atau pemeriksaan yang
dibutuhkan
2) Meminta petunjuk untuk penanganan selanjutnya
3. Mendokumentasikan (writing down) semua rekomendasi/ instruksi
dari dokter dalam rekam medis pasien :
a.Tanggal dan jam pesan diterima
b. Nama, dosis obat, cara pemberian
c.Nama jelas dan paraf perawat / bidan / dokter jaga yang melapor
d. Nama dokter yang memberikan instruksi
Mengulang dan membacakan kembali (repeat back dan read back)
ke pengirim pesan (dokter) untuk konfirmasi kebenaran pesan yang
telah dituliskan
Dokter yang menerima laporan harus memverifikasi dan memberikan
paraf, nama jelas, tanggal, serta jam verifikasi pada kolom yang
tersedia di lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)
pada saat:
a. Untuk dokter jaga : pada saat pergantian shift
b. Untuk DPJP : pada saat visite pertama kali atau selambat-
lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam sejak instruksi diterima
Catatan :
- Laporan melalui SMS tidak dianjurkan, namun apabila harus
dilakukan tetap harus menggunakan SBAR.
PROSEDUR READBACK
1) Lakukan read back yaitu membacakan kembali pesan yang telah ditulis
Dilaksanakan saat pasien berada diruang persiapan atau premedikasi. Sign in merupakan verifikasi
pertama sesaat setelah pasien tiba dan dilaksanakan oleh Perawat Instrumen yang melibatkan penata
anastesi .
1. Perawat Instrumen mengecek kembali status rekam medik pasien bersangkutan dan
mengkonfirmasi dengan pasien jika memungkinkan berkaitan dengan identitas pasien.
2. Mengecek hasil pengukuran tanda vital terakhir, kelengkapan dokumen terutama surat
persetujuan operasi atau formulir persetujuan operasi (informed Concent).
3. Mengecek dan mengisi kolom check-list saat sign in yang berkaitan dengan:
a. Identitas pasien, nama operasi, lokasi operasi, dan nama operator.
b. Ada atau tidak persetujuan pasien/keluarga terhadap tindakan (informed consent)
c. Ada atau tidak risiko kehilangan darah >500 cc untuk dewasa, >7 cc/kgBB untuk anak-anak.
d. Apakah daerah operasi sudah ditandai.
e. Riwayat asma pasien.
f. Apakah pasien memiliki risiko kesulitan jalan nafas.
g. Riwayat alergi pasien.
4. Menulis jam dan tanggal verifikasi.
5. Lembar sign in ditandatangani perawat yang memverifikasi dan penata anastesi.
Time Out (intra-Operatif)
Dilaksanakan sebagai verifikasi lanjutan ketika pasien sudah siap diatas meja operasi dan dalam
keadaan tersedasi, dimana tim anastesi dalam keadaan siaga dan tim bedah telah dalam posisi
steril. Time out dilaksanakan oleh perawat sirkuler.
1. Perawat sirkuler mengecek kesiapan tim bedah dan tim anastesi.
2. Menunggu aba-aba dari perawat instrumen bahwa peralatan sudah siap.
3. Perawat sirkuler menyiapkan lembar check-list time out dan status rekam medik pasien.
4. Perawat sirkuler menyebutkan dan menanyakan dengan jelas berkaitan dengan:
a. Kelengkapan tim bedah.
b. Nama dan peran tim bedah.
c. Langkah antisipasi kejadian kritis.
d. Foto Radiologi apakah sudah terpasang.
e. Antibiotik profilaksis apakah sudah diberikan.
5. Anggota tim bedah lain menjawab pertanyaan sesuai tanggung jawabnya.
6. Perawat sirkuler menyatakan time out selesai dan semua sudah sesuai prosedur.
7. Menulis tanggal dan jam verifikasi.
8. Kolom time out ditandatangani perawat sirkuler dan Operator bedah nantinya.
Sign Out (post-operatif)