KASUS BEDAH
Abdominal Pain Suspek Periapendicular Infiltrat
Oleh:
dr. Gesa Gestana Abdurachman
Pendamping :
dr. Djoko Sp.B (Onk)
Pembimbing:
dr. Rizky
dr. Budhi
Identitas
pasien
Nama : Tn. M
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Dawar Blandong
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan swasta
No. RM : 100562
Tanggal Masuk RS : 15 September 2017
2.) RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu SMRS disertai
demam
Riwayat Penyakit
Disangkal
Keluarga
Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai pedagang
Ekonomi
II. PEMERIKSAAN FISIK Konjungtiva pucat (-/-)
Cor/pulmo
13 Agustus 2017 dbn
KU : sedang, CM
Tanda Vital :
TD : 130/70 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 37,9 C p/a
Nyeri (NPS) :7
Abdomen :
Pemeriksaan regio inguinal dextra :
Inspeksi perut datar, terlihat massa (benjolan), warna kulit coklat
sama seperti di sekitarnya, bekas luka (-)
Auskultasi peristaltik normal, metalic sound (-)
Perkusi timpani, pekak pada regio inguinal dekstra
Palpasi
Teraba massa di regio iliaka dekstra diameter 10 cm,
konsistensi keras, batas tidak tegas, immobile, permukaan rata,
nyeri tekan
Mc. Burney : nyeri tekan (+)
Rovsing sign (+)
Psoas sign (+)
Obturator sign (+)
Darah Lengkap:
Hemoglobin: 12,1 MCV : 86,5
Leukosit: 19,4 (H) MCH: 29,0
Hematokrit: 41,7 MCHC: 29,0
Eritrosit: 4,82
Trombosit: 475000
Kimia Klinik :
SGOT: 71
SGPT: 117
Pemeriksaan
BUN: 40
Cr: 0,9
Laboratorium Gds: 115
BT: 2.00
IGD CT: 11,50
Ro Thorax
Foto Polos
Abdomen
Kesan :
Tak tampak batu radioopaque di sepanjang traktus urinarius
Spondylosis Lumbalis
Diagnosa di Tindakan Dan
Monitoring
IGD Terapi di IGD
Abdominal Pain IVFD RL 20 Tanda-tanda
Susp. tpm vital
Periapendicular Inj. Cefotaxim Gejala klinis
Infiltrat 3x1 gr iv
Inj. Ranitidin
2x1 amp iv
Inj. Antrain 3x1
Tanggal S O A P
S: 37,0 (18/09/2017)
Infus RL : D5% 2:1
Inj. Ezox 3x1 ampul
Abdomen :
Inf. Metronidazol 3x500 mg
I: Datas
Inj. Ranitidin 2x1 ampul
Aus : BU (+)N
Inj. Antrain 3x1 ampul (kalau
Per : Timpani, pekak pada
perlu)
regio inguinal dextra
- Konsul dr Triwut Sp.PD : ACC
Pal: Teraba massa di regio
Operasi
iliaka dekstra diameter
10 cm, konsistensi keras,
batas tidak tegas,
immobile, permukaan rata,
nyeri tekan (+). NT (+) titik
Mc Burney, Nyeri tekan
lepas (+), Psoas sign (+),
Obturator sign (+)
USG
Abdomen
Tanggal S O A P
Hb 10,9
Al 9,85
Hct 34.2
AE 4,48
AT 226
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia
Tinjauan Pustaka
PERIAPENDICULAR INFILTRAT
Periapendicular
Infiltrate
DEFINISI
Apendisitis merupakan peradangan apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Wibisono,
2014).
appendicitis akut appendicitis dengan onset akut yang
memerlukan intervensi bedah.
Retrocaecal (65%)
Pelvinal
Antecaecal
Preileal
Postileal
Appendicular Mass
Obturator merangsang Psoas sign rangsang m.psoas
m.obturator internus
RT nyeri pada
jam 9 sd 12
Kelainan Patologi Keluhan dan tanda
Pendindingan (Infiltrat)
RADIOLOGI
USG Pelebaran diameter, cairan periapendix
CT scan dilakukan bila USG meragukan
Foto polos abdomen dikerjakan apabila hasil anamnesa atau
pemeriksaan fisik meragukan. Melihat tanda2 peritonitis
SCORING
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
DD Apendisitis :
Gastroenteritis
Limfadenitis mesenterika
Demam dengue
PID
Gangguan alat reproduksi
wanita
KET
Divertikulitis Meckel
Ulkus Peptikum Perforasi
Ureterolithiasis
DD PAI:
Karsinoma caecum
Apendisitis Tuberkulosa (Ileocaecal Tuberculosis)
Kista Ovarium terpuntir
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif:
Total bed rest posisi fawler agar pus terkumpul di cavum douglassi.
Diet lunak bubur saring
Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi yang aktif
terhadap kuman aerob dan anaerob
Setelah keadaan tenang, sekitar 6-8 minggu Apendiktomi
Jika ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun, dan PF dan Lab tidak
menunjukkan tanda radang atau abses, dapat dipertimbangkan membatalakan
tindakan bedah
Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja.
Observasi suhu dan nadi. Biasanya 48 jam gejala akan mereda
Biasanya pada hari ke 5-7 massa mulai mengecil dan terlokalisir. Bila
massa tidak juga mengecil, tandanya telah terbentuk abses dan massa harus
segera dibuka dan didrainase
Periapendikular infiltrat dianggap tenang apabila:
Bila ada massa periapendikular yang fixed sudah terjadi abses dan terapi
adalah drainase
KOMPLIKASI
abses lokal
peritonitis generalisata
Gejala:
Nyeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri
abdomen menyeluruh
Suhu tubuh naik tinggi sekali
Nadi semakin cepat
Defance muskular yang menyeluruh
Bising usus berkurang
Perut distended
PROGNOSIS
Mortalitas adalah 0.1% jika appendicitis akut tidak pecah dan 15% jika
pecah pada orangtua.
Kematian biasanya berasal dari sepsis, emboli paru, atau aspirasi;
prognosis membaik dengan diagnosis dini sebelum rupture dan antibiotic
yang lebih baik.
Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan, tingkat mortalitas dan
morbiditas penyakit ini sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Carr, N.J. 2000. Pathology of acute appendicitis. Ann Diagn Pathol 4:46-58.
De jong & Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Liang MK, Andersson RE, Jaffe BM, Berger DH. The appendix. In: Brunicardi FC,
Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, editors. Schwartzs
principles of surgery. 10th ed. NY: McGraw-Hill; 2015. p. 1243-5.
Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM, Fischer JE, Galloway AC. 2015.
Principles of Surgery. 10th ed. United States of America : McGraw-Hill companies.
Silen S. Acute appendicitis and peritonitis. In. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL,
Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons principles of internal medicine.
19th ed. USA: McGraw-Hill Companies; 2015. p. 2516-7.
Wibisono E, Jeo WS. Apendisitis. Dalam: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA,
editor. Kapita selekta kedokteran: essentials of medicine. Edisi IV. Jakarta: Media
Aesculapius; 2014. hlm. 213-4.