Anda di halaman 1dari 30

TEORI KOTA & PEMUKIMAN

PERKEMBANGAN KOTA YANG DIRENCANAKAN


(PENGEMBANGAN KOTA BARU)
PERKEMBANGAN KOTA MENURUT ARAH PERTUMBUHAN

Oleh :
ARHAM MUNIR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
1 LATAR BELAKANG
2 LATAR BELAKANG
1 TUJUAN-TUJUAN TERKAIT KOTA BARU

DALAM TRANSISI DARI MASYARAKAT AGRARIS KE INDUSTRI,


DIKENAL 3 TINGKAT URBANISASI
Transisi dari pertanian ke industri, migrasi dari daerah
desa ke kota dengan perluasan industri
Tumbuhnya masyarakat industri secara penuh dengan
tambahan pendapatan bagi semua penduduk,
perbaikan kota-kota, pertumbuhan industri di
pinggiran kota dan kelompok berpenghasilan tinggi,
pengembangan kota satelit yang fungsi utamanya
adalah tempat permukiman penduduk
Peralihan ke masyarakat pasca industri, tingkat
pemilikan mobil tinggi, sektor tersier besar, sub
urbanisasi semua kelompok pendapatan, kantor-kantor
dan sektor-sektor ketiga (tersier)
2 TUJUAN-TUJUAN TERKAIT KOTA BARU

MENGALIHKAN PERPINDAHAN PENDUDUK KE KOTA-KOTA


BESAR
PERAN PENTING DALAM PENGEMBANGAN DAERAH
PEDESAAN
Pengolahan hasil-hasil pertanian di kota baru
Industri-industri kecil dapat memasok produk-produk
ke daerah pedesaan
Bidang jasa di kota baru memiliki fungsi penting bagi
daerah pedesaan
Lapangan kerja di kota baru dapat diciptakan untuk
kelebihan tenaga di daerah pedesaan
DEFINISI KOTA BARU (urban land institute)

SUATU PROYEK PENGEMBANGAN LAHAN YANG LUASNYA


MAMPU MENYEDIAKAN UNSUR-UNSUR PERKOTAAN SECARA
LENGKAP DAN UTUH, YANG MENCAKUP TEMPAT TINGGAL
(PERUMAHAN), FASOSUM, PERDAGANGAN DAN INDUSTRI,
YANG SECARA KESELURUHAN DAPAT MEMBERIKAN:
Kesempatan untuk hidup dan bekerja dalam lingkungan
tersebut
Jenis dan harga rumah yang beragam
Ruang terbuka aktif dan pasif, serta buffer zone
(penyangga)
Program dan kegiatan pengendalian lingkungan fisik
Biaya investasi awal relatif besar
1 DEFINISI KOTA BARU (umum)

KOTA YANG DIRENCANAKAN, DIBANGUN DAN


DIKEMBANGKAN PADA SUATU KOTA YANG SEBELUMNYA
TELAH TUMBUH DAN BERKEMBANG

KOTA YANG DIRENCANAKAN, DIBANGUN DAN


DIKEMBANGKAN DI WILAYAH YANG BELUM TERDAPAT
KONSENTRASI PENDUDUK

KOTA LENGKAP YANG DIRENCANAKAN DAN DIBANGUN


DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN FUNGSI
PERMUKIMAN ATAU KOTA KECIL DI SEKITAR KOTA INDUK
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH
2 DEFINISI KOTA BARU (umum)

KOTA YANG MAMPU BERFUNGSI SEBAGAI KOTA YANG


MANDIRI, YANG DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN PELAYANAN
DAN KEGIATAN USAHA BAGI PENDUDUKNYA

SUATU LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERSKALA BESAR YANG


DIRENCANAKAN DAN DIBANGUN UNTUK MENGATASI
PERUMAHAN DI KOTA-KOTA BESAR
LATAR BELAKANG
1
PENGEMBANGAN KOTA BARU

DALAM RANGKA MENGATASI MASALAH KOTA-KOTA BESAR


AKIBAT LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TINGGI, SERTA
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI YANG PESAT, SEHINGGA
PERLU PENYEDIAAN PERMUKIMAN BAGI PENDUDUK SUATU
KOTA INTI, YANG DAPAT BERUPA KOTA BARU ATAU
PERMUKIMAN SKALA BESAR
Bumi Serpong Damai (BSD) seluas 6.000 hektar
Citra Raya
Lippo Karawaci
Umumnya dilakukan oleh pengembang swasta besar
LATAR BELAKANG
2
PENGEMBANGAN KOTA BARU

DALAM RANGKA PEMBANGUNAN IBUKOTA DAERAH BARU


ATAU PEMINDAHAN IBUKOTA SUATU DAERAH
Palangkaraya
Pakanbaru
Cibinong
Banjarbaru
Umumnya inisiatif datang dari pemerintah dan
pembangunan sarana dan prasarana pada tahap awal
oleh pemerintah, kemudian diikuti dengan masuknya
investasi masyarakat, termasuk swasta
LATAR BELAKANG
3
PENGEMBANGAN KOTA BARU

DALAM RANGKA PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM DALAM


SKALA BESAR
Bontang
Tembagapura
Timika
Lhokseumawe
Dumai
Soroako
Awalnya dibangun oleh perusahaan industri untuk
menyediakan perumahan bagi karyawannya, dan
kemudian menarik masyarakat umum untuk melakukan
kegiatan usaha dan melayani kebutuhan keluarga
karyawan industri
KATEGORI KOTA BARU
1
MENURUT FUNGSINYA

KOTA BARU PENUNJANG (SUPPORTING NEW TOWN), YAITU


DIRENCANAKAN DAN DIKEMBANGKAN SEBAGAI UPAYA
MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH DI KOTA INTI (INDUK)
DALAM RANGKA PENYEDIAAN PERUMAHAN ATAU
PERLUASAN KOTA, DENGAN KRITERIA SEBAGAI BERIKUT:
Secara sosial dan ekonomis masih tergantung pada
kota induknya (75 - 90 %)
Jarak fisik terhadap kota induk kurang dari 60 km
KATEGORI KOTA BARU
2
MENURUT FUNGSINYA

JENIS KOTA BARU PENUNJANG:


Kota satelit, permukiman lengkap berskala besar di
pinggiran/luar kota induk yang berfungsi sebagai
dormitory town (BSD, Citra Raya, Lippo Karawaci, dsb)
Kota kecil di sekitar kota induk yang ditingkatkan dan
dikembangkan yang berfungsi sebagai penunjang
wilayah metropolitan (Depok, Cibinong, Waru, dsb)
KATEGORI KOTA BARU
3
MENURUT FUNGSINYA

KOTA BARU MANDIRI (SELF SUFFICIENT NEW TOWN) YAITU


DIRENCANAKAN DAN DIKEMBANGKAN DENGAN FUNGSI
KHUSUS SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM
DAN POTENSI WILAYAH, DENGAN KRITERIA SEBAGAI
BERIKUT:
Secara sosial dan ekonomis dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, sehingga ketergantungan
terhadap kota induk relatif kecil (10 - 25 %)
Jarak terhadap kota induk relatif jauh ( > 60 km) dan
dipisahkan oleh kawasan bukan perkotaan
KATEGORI KOTA BARU
4
MENURUT FUNGSINYA

JENIS KOTA BARU MANDIRI:


Kota pusat pemerintahan (administrative town), yaitu
kota baru yang dibangun sebagai pusat pemerintahan
Kota perusahaan (company town), yaitu kota baru yang
dibangun oleh perusahaan-perusahaan bisnis yang akan
menyelenggarakan kegiatan ekonomi bagi
komunitasnya, misal kota pertambangan, kota usaha
kehutanan, kota industri
Kota khusus, yaitu kota baru yang dibangun dengan
fungsi dan kegiatan tertentu yang dapat mandiri
seperti hankam, riset, pendidikan, rekreasi dsb.
FAKTOR TERKAIT
1
PERKEMBANGAN KOTA BARU

FAKTOR SOSIAL
Kependudukan, yaitu terjadinya urbanisasi dari desa ke
kota dan terbukanya kesempatan kerja
Kualitas kehidupan masyarakat, yaitu terjadinya
penurunan kualitas lingkungan akibat industrialisasi
dan terjadinya degradasi sosial dalam masyarakat
FAKTOR TERKAIT
2
PERKEMBANGAN KOTA BARU

FAKTOR EKONOMI
Kegiatan usaha, yaitu melalui upaya dekonsentrasi
kegiatan usaha dari kota-kota besar ke wilayah yang
belum berkembang (frontier region)
Politik ekonomi, yaitu pembagian peran dalam
pembangunan kota baru antara pihak pemerintah dan
swasta
FAKTOR TERKAIT
3
PERKEMBANGAN KOTA BARU

FAKTOR LAHAN
Pola penggunaan lahan, yaitu terjadinya perubahan
pola penggunaan lahan pada wilayah yang akan
dikembangkan sebagai kota baru
Harga lahan, yaitu perubahan nilai dan harga lahan
akibat kebutuhan lahan dalam skala luas, sehingga
menimbulkan spekulasi tanah
FAKTOR TERKAIT
4
PERKEMBANGAN KOTA BARU

FAKTOR PENGELOLAAN PEMBANGUNAN


Kelembagaan, yaitu kewenangan dalam melakukan
pembebasan, menguasai, mengelola dan mengalihkan
lahan dan properti, serta pembangunan dan
pengoperasian infrastruktur
Kemitraan dan sinkronisasi investasi dan pembangunan
1 KOTA BARU DRIYOREJO

KONSEP DASAR
Driyorejo sebagai lokasi industri berskala besar karena
rendahnya tarif pajak
Sangat dekat dengan Surabaya
Terletak di tepi sungai (pembuangan limbah dan
kebutuhan air pendingin)
Kebutuhan pengembangan daerah industri baru di
sekitar Surabaya
2 KOTA BARU DRIYOREJO
3 KOTA BARU DRIYOREJO

TEMUAN
Lapangan kerja merupakan salah satu faktor pendorong
utama pertumbuhan kota Driyorejo
Developer yang ingin menanamkan saham di Driyorejo
sebagian besar untuk pengembangan industri padat
modal (kontradiktif)
Akibat dikotomi, pengembangan Driyorejo
dikawatirkan akan menyedot sumberdaya langka dan
menguntungkan pemilik modal
Lebih disukai pengembangan yang melibatkan
kelompok berpenghasilan rendah
1 KOTA BARU CIBINONG

LATAR BELAKANG
Aglomerasi Depok Cibinong Citeureup Bogor harus
dihindari (permasalahan lingkungan)
Menghambat perkembangan kota Jakarta ke Selatan
Menghambat peralihan fungsi lahan pertanian menjadi
lahan perkotaan
Kebijakan pengembangan kota Cibinong sebagai pusat
ekonomi
Cibinong berperan sebagai penampung limpahan
penduduk kota Jakarta dan Bogor
Cibinong dapat memberikan pelayanan administratif di
dalam wilayah administrasinya
Cibinong berperan sebagai pusat koleksi dan distribusi
barang-barang dan jasa
2 KOTA BARU CIBINONG
3 KOTA BARU CIBINONG

ALTERNATIF MODEL PENGEMBANGAN


Commuting new town
Economic-based new town
Administrative-based new town
4 KOTA BARU CIBINONG
5 KOTA BARU CIBINONG

RENCANA ALOKASI FUNGSI


Areal perumahan
Areal industri
Pertanian
Zona penyangga
Pusat kota
Stasiun kereta api
6 KOTA BARU CIBINONG
7 KOTA BARU CIBINONG

REKOMENDASI DAN KESIMPULAN


Mempertimbangkan permasalahan lokal
Costly development
Potensi penciptaan lapangan kerja
Perlu dirumuskan Otorita Pengembangan Kota Baru
yang merupakan lembaga koordinasi antara :
Pemerintah
Developer
Masyarakat
KESIMPULAN

IDE POKOK KOTA BARU HARUS DIPANDANG DENGAN


SANGAT HATI-HATI, DIUSULKAN HANYA DALAM HAL YANG
SANGAT PENTING, DITIMBANG DENGAN ALTERNATIF LAIN

KOTA BARU AKAN MERUPAKAN INSTRUMEN PERKECUALIAN


UNTUK MERENCANAKAN PERMUKIMAN, HANYA SESUDAH
TIDAK ADA ALTERNATIF-ALTERNATIF LAIN

PENGEMBANGAN KOTA SATELIT HANYA AKAN MEMPERCEPAT


KEKACAUAN METROPOLIS DAN MENAMBAH BEBAN BAGI
PENDUDUK
PERLUASAN KOTA YANG SEIMBANG, DAN PERENCANAAN
AGROPOLITAN BARU SECARA HATI-HATI NAMUN TUMBUH
(incrementally) MUNGKIN LEBIH MENJANJIKAN DI MASA
MENDATANG

Anda mungkin juga menyukai