AULIA RAHMI
1210312039
Pembimbing :
dr. Firman Abdullah, Sp.OG (K)
1
PENDAHULUAN
2
LATAR BELAKANG
3
Cont......
4
2
TINJAUAN PUSTAKA
5
Anatomi
6
DEFINISI
robekkan (diskontinunitas)
dinding rahim yang terjadi saatt
kehamilan dan persalinan
7
EPIDEMIOLOGI
9
Klasifikasi menurut etiologinya
Rupture uteri
Rupture uteri Rupture uteri
traumatika
spontan (non violent) jaringan parut
(violent)
10
FAKTOR RISIKO
Penggunaan
Distosia multipara
induksi
Trial of labor
Riwayat SC histerorafia
pada bekas SC
11
PATOFISIOLOGI
hamil persalinan
His korpus
Terjadi
uteri berkontaksi
pembukaan
dan retraksi
Bagian bawah
SBR menjadi
janin terdorong
lebar dan
masuk ke dalam
dindingnya tipis
jalan lahir
12
MANIFESTASI KLINIS
- Perdarahan
- Tanda Syok Hipovolemia
- Nyeri abdomen
- Kekuatan his
- Nyeri Dada
- VT : teraba janin keluar dari PAP dan
dapat menemukan robekan.
- CTG : deselesari variabel
13
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
14
DIAGNOSIS BANDING
Terjadinya Lebih sering inpartu Sewaktu hamil dan inpartu Sewaktu hamil
yang pecah
DJJ - - +
16
Komplikasi
17
Prognosis
Tergantung jenis ruptur uteri apakah terjadi pada uterus yang masih utuh atau pada
bekas SC atau suatu dehisens. Bila terjadi pada bekas SC atau pada dehisens,
perdarahan yang terjadi minimal sehingga tidak sampai menimbulkan kematian
maternal dan kematian perinatal.
18
3
KESIMPULAN
19
Kesimpulan
Angka kematian ibu dan anak akibat rupture uteri juga masih sangat
tinggi.
21