Anda di halaman 1dari 50

PELAYANAN PENYAKIT

MENULAR (TUBERKULOSIS) DI
KELUARGA
TOT PELATIHAN KELUARGA SEHAT
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
Indikator B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
Keluarga 6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar

Sehat 7 Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara teratur


Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
8
ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes 2
PELAYANAN
PENYAKIT MENULAR
(tuberculosis) di Keluarga
TUJUAN
PEMBELAJARAN umum

Setelah selesai mengikuti materi ini,


peserta mampu memahami pelayanan
penyakit Tuberculosis di keluarga dengan
baik
tujuan
Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti sesi ini, peserta


mampu :
1. Menjelaskan Pelayanan Dasar TB
2. Menjelaskan instrument pendataan
Pelayanan Dasar TB
Pokok & sub pokok
Bahasan
1.Pelayanan Dasar TB
a. Definisi dan Tipe TB
b. Penyebab TB
c. Cara Penularan TB
d. Cara Penemuan Terduga TB
e. Cara Merujuk Penemuan terduga TB
f. Pengobatan TB
a. Tujuan pengobatan TB
b. Prinsip Pengobatan TB
c. Pengawas minum obat
g. Pencegahan TB

2.Instrumen Pendataan Pelayanan Dasar TB


Tuberkulosis.

Insidensi di Indonesia : 114 orang


/ jam

GLOBAL : 913 ORANG/JAM

Global Report, 2015


Tuberkulosis.

Kematian di Indonesia :

11 orang / jam

GLOBAL : 126 ORANG/JAM

Global Report, 2015


DEFINISI
tuberkulosis
Penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB
( mycobacterium tuberculosis )
Dapat disembuhkan

Bukan peny. keturunan

Dapat menyerang siapa


saja,terutama usia produktif
Gejala
tuberkulosis
Batuk bercampur darah
Sesak nafas dan nyeri dada
Badan Lemas
Nafsu makan berkurang
Berat badan turun
Rasa kurang enak badan
Demam/meriang berkepanjangan
Berkeringat malam hari
tipe
TB
Berdasarkan
Riwayat pengobatan
sebelumnya Pasien Baru

Pasien Kambuh /Relaps

Pasien Pengobatan Setelah Putus berobat


/ Default
Pasien Gagal/ Failure

Pasien Pindahan/ Transfer in

Lain lain ( kronik )


Tipe Pasien TB
Adalah pasien TB yang belum pernah diobati dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
1. Pasien Baru
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).

2. Pasien Kambuh Adalah pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan lengkap, kemudian
(Relaps) dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA positif.
3. Pasien Pengobatan
Adalah pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih, kemudian dinyatakan
Setelah Putus
masih sakit TB dengan hasil BTA positif.
Berobat (Default )
Adalah pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil pemeriksaan dahaknya
4. Pasien Gagal
tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke-5 atau lebih, pada masa
(Failure)
pengobatan sebelumnya.
5. Pasien Pindahan Adalah pasien TB yang dipindahkan dari Puskesmas/Rumah Sakit antar Kabupaten/Kota
(Transfer In) yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya.
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini
6. Lain-lain: termasuk pasien dengan Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih
BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun menjadi kasus
kronik. Hal ini sangat jarang terjadi dan harus dibuktikan melalui pemeriksaan lebih lanjut.
Berdasarkan
Organ tubuh yang terkena

TB Paru

TB Ekstra Paru
Berdasarkan
Hasil Pemeriksaan dahak
mikroskopis

TB Paru BTA Positif

TB Paru BTA Negatif


Robert Koch
11 Desember 1843 27 Mei 1919

24 Maret 1882 : mengumumkan


penemuan Mycobacterium
tuberculosis sebagai penyebab TB

1905 : menerima Hadiah Nobel


bidang Physiology of Medicine
Kontak TB

Bicara : 0 210 partikel

Batuk: 0 3500 partikel


Bersin : 4500 1 juta
partikel
DISKUSI KELOMPOK
TUGAS :
Kelas dibagi menjadi 5 kelompok *( K S T B C )
Masing masing kelompok mendiskusikan tentang :
K : Cara Penularan TB
S :Cara penemuan terduga TB
T : Cara merujuk Penemuan Terduga TB
B : Pengobatan TB ( tujuan, Prinsip dan PMO)
C . Pencegahan TB
WAKTU : 20 MENIT
Penularan TB
TB menular melalui
udara

Sumber penularan
Batuk adalah dahak
penderita
atau
bersin
Dipengaruhi oleh :
Jumlah kuman
Lamanya kontak
Penderita Daya tahan tubuh Orang lain

Kuman dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak
terkena sinar matahari dan lembab

1 pasien TB menularkan kepada 10-15 orang pertahunnya


Cara penemuan
TERDUGA TB
Penemuan Pasien TB
Penemuan Pasif dengan Jejaring Layanan TB (PPM)
Intensif : HIV, DM, PAL, MTBS,
Wajib
melaporkan DPM IDI
RS Swasta Lab Swasta
Apotik
Klinik IAI
RSU Daerah
RS Paru

Puskesmas Dikes Kab/kota


Cakupan 60% BPPM Labkesda

Penemuan Aktif pendekatan keluarga dan masyarakat


Cakupan 40%
Kader,
Investigasi kontak : 10 15 orang
posyandu, Penemuan di tempat khusus : asrama, lapas,
pos TB desa, rutan, pengungsi, tempat kerja, sekolah
Chase survey Penemuan di masyarakat : penemuan massal
STRATEGI PENEMUAN TERDUGA TB
1. Penemuan secara Pasif Intensif di Faskes ( Public
Privete Mix / PPM, Kolaborasi Tb HIV, TB DM, TB Gizi
2. Praktik Kesehatan Paru, MTBS, MTDS
3. Penemuan TB secara aktif dan/atau massif berbasis
keluarga dan masyarakat
Investigasi kontak : 10 15 orang kontak dg TB +
Penemuan di tempat khusus : Lapas, asrama, pondok
Penemuan di populasi beresiko : daerah kumuh, pengungsi
Cara Menentukan Pasien TB (1)
1. Pemeriksaan Bakteriologi
A. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan dahak
S (Sewaktu) : dahak ditampung di fasyankes.
P (Pagi) : dahak ditampung pada pagi segera setelah bangun tidur. Dapat
dilakukan dirumah pasien atau di bangsal rawat inap bilamana pasien menjalani
rawat inap.

Jika hasil + : mengandung kuman TB


Jika hasil - : rujuk untuk pemeriksaan penunjag lainnya
Cara Menentukan Pasien TB (2)
B. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB
Dapat mendiagnosis dalam 2 jam dan bisa menentukan resistensi terhadap rifampisin. Hanya
untuk diagnosisi namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan.
C. Pemeriksaan Biakan
Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair
(Mycobacteria Growth Indicator Tube) untuk identifikasi Mycobacterium tuberkulosis
(M.tb).
D. Pemeriksaan uji kepekaan obat
Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada
tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.
E. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Pemeriksaan foto toraks.
Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai TB ekstraparu.
Pasien TB ekstra paru.
TB ekstra paru banyak ditemukan pada anak, Gejala dan
keluhan tergantung organ yang terkena, ditentukan oleh
dokter.
Prinsip Pengobatan TB
Tahap awal (2 atau 3 bln)
Dengan pemberian obat anti
Tuberkulosis.
Tidak boleh monoterapi
Lama pengobatan relatif lama
(6 8 bulan) yang di bagi
dalam 2 tahap:
Obat diminum setiap hari
Fase Awal (2-3 bulan)
dengan minum obat setiap Tahap lanjutan (4 atau 5 bln)
hari
Fase lanjutan (4-5 bulan)
dengan minum obat 3 x
seminggu
Harus tuntas. Minum obat di
depan pengawas Menelan Obat
Obat diminum 3 kali seminggu
(PMO)
Pengobatan TB
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional
Penanggulangan TB di Indonesia:
Kategori 1 diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif,
Pasien TB paru BTA negatif rontgen positif dan pasien
TB ekstra paru

Kategori 2 diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati


sebelumnya (pasien kambuh, pasien gagal dan pasien
pengobatan setelah putus berobat)

Kategori diberikan kepada pasien TB anak


Anak
Pemantauan Kemajuan Pengobatan Pada Anak:
Pengawas Menelan Obat (PMO)
Definisi: Seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam
masa pengobatan hingga sembuh

Kriteria PMO
1. Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis
2. Bersedia membantu pasien dengan sukarela
3. Tinggal dekat dengan pasien
4. Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien
5. Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan
6. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien
TUGAS PMO
1. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan
sampai sembuh.
2. Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat
menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur.
3. Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak
sesuai jadwal.
4. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT dan merujuk
ke Sarana Pelayanan Kesehatan.
5. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk (petunjuk terdapat
di sudut bawah kartu kontrol).
6. Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang
yang tinggal serumah
Efek Samping Pada Pengobatan TB
Efek Samping Yang harus dilakukan
Warna kemerahan pada Jelaskan kepada pasien untuk tidak perlu khawatir
air seni (urin) karena warna merah berasal dari salah satu obat
yang diminum
Tidak ada nafsu makan, Jelaskan kepada pasien agar obat diminum malam
mual, sakit perut sebelum tidur

Nyeri sendi Segera rujuk ke Petugas kesehatan


Kesemutan sampai Segera rujuk ke Petugas kesehatan
dengan rasa terbakar di
kaki
Efek Samping Berat
Gejala Efek Samping Berat :
1. Gatal dan kemerahan kulit
2. Tuli
3. Gangguan keseimbangan/limbung
4. Kuning pada mata dan atau kulit tanpa penyebab lain
5. Gelisah dan muntah-muntah
6. Gangguan penglihatan
7. Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan renjatan/syok
Bila ditemukan gejala-gejala diatas, pasien harus
menghentikan pengobatannya dan segera rujuk ke
petugas kesehatan.
Bahaya Pengobatan Tidak Tuntas / Melalaikan
Pengobatan
Pasien akan berisiko :

1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain


2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Kebal terhadap Obat Anti TB (OAT), sehingga pasien tidak bisa
disembuhkan, harus menggunakan penanganan yang lebih mahal dan
waktu pengobatan lebih lama.
PESAN PENTING UNTUK PASIEN TB
1. Menelan OAT secara teratur sampai tuntas sesuai jadual dan aturan
yang diberikan oleh dokter.
2. Selalu menutup hidung dan mulutnya dengan tisu/sapu tangan/lengan
tangan jika batuk atau bersin.
3. Tidak membuang dahak di sebarang tempat, tetapi dibuang pada
tempat khusus dan tertutup.
4. Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain :
a) Menjemur alat tidur dan membuka jendela dan pintu setiap pagi
agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara (ventilasi) yang
baik dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar matahari
langsung dapat mematikan kuman.
b) Makan makanan bergizi dan beristirahat cukup
c) Tidak merokok dan minum minuman keras
d) Olahraga secara teratur
e) Mencuci tangan hingga bersih,
Bagaimanakah etika batuk yang benar?

1. Palingkan muka dari orang lain atau makanan


2. Tutup hidung dan mulut dengan
tisu/saputangan/lengan tangan ketika batuk dan
bersin
3. Setelah batuk atau bersin segera cuci tangan
dengan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol
4. Hindari batuk di tempat keramaian
5. Gunakan masker atau penutup mulut dan hidung
bila sedang batuk/flu
6. Jangan bertukar saputangan atau masker dengan
orang lain
Definisi Operasional
Standar Pelayanan TB

Penderita Tuberkulosis Paru yang berobat sesuai standar


adalah :
Terduga TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai
kewenangannya di FKTP (puskesmas dan jaringannya)

Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis


(OAT) dengan panduan OAT standar.

Pasien meminum obat sesuai jadwal sampai tuntas dibantu


PMO
Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB
Berlaku untuk ART berumur 15 tahun

5 Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita


tuberkulosis (TB) paru?
1. Ya 2. Tidak P.7

6 Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur


(selama 6 bulan)?
1. Ya P.8 2. Tidak P.8

7 Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2


minggu disertai satu atau lebih gejala:
1. Ya 2. Tidak
INSTRUMEN PENDATAAN PELAYANAN DASAR TB
Indikator untuk Program TB pada Keluarga Sehat (No.6)
adalah:
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar: (ART > 15
tahun )

a. Pernah didiagnosis menderita TB Paru


b. Meminum obat TB Paru secara standar
c. ART pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu disertai
satu atau lebih gejala
Role Play

Petugas Kesehatan
Bapak Andri
Ibu Andri
Andri ( 13 Tahun )
DISKUSIKAN
Apakah Petugas kesehatan dapat menyimpulkan
kondisi kesehatan pak Andri ?

Apakah yang harus dilakukan oleh Petugas


Kesehatan yang mendapat tugas sebagai pengumpul
data KS ?
RANGKUMAN
Kontak..
Subdit TB,Direktorat P2PML,Ditjen P2P Gedung B Lantai 4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
Telp. 021-42804154, Fax. 021-4200405
subdittb@tbindonesia.or.id

Anda mungkin juga menyukai