OG
Alamat : Jl. Yasmin Raya No.52 Taman Yasmin Sektor III,
Bogor
Pendidikan
S1 : Fakultas Kedokteran UGM, Yogjakarta
Seksio Sesaria
- Risiko anestesi: hipoksia, lethargy, inisiasi bernapas,
hipotonia
- Risiko tindakan: prematuritas, infeksi/sepsis, hipoksia,
anemia, fraktur
Forseps
- Trauma hidung, mata dan orbita, nervus fascialis, nervus
trigeminus
Ekstraksi Vakum
- Sefalhematoma, subdural hematoma, perdarahan
intrakranial, hipoksia
Valium menyebabkan lethargy, menghambat inisiasi
bernapas, dan mengurangi tonus otot BBL
Blokade Spinal pada penderita preeklampsia berat
yang mendapat MgSO4 dapat menyebabkan
hipotensi berat dan blokade neuromuskuler yang
membahayakan bayi
Anestesi umum pada PEB + MgSO4 + succinyl choline
atau turbocurarine membuat blokade
neuromuskuler sistem respirasi BBL
Fakto risiko yang dapat dinilai pada kunjungan
antenatal pertama (anamnesis):
Umur > 40 tahun
Nulipara
Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih
Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
Kehamilan multipel
IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
Hipertensi kronik
Penyakit Ginjal
Sindrom antifosfolipid (APS)
Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit atau embrio
Obesitas sebelum hamil
Pemeriksaan fisik:
Indeks masa tubuh 35
Tekanan darah diastolik 80 mmHg
Proteinuria (dipstick +1 pada 2 kali
pemeriksaan berjarak 6 jam atau
secara kuantitatif 300 mg/24 jam)
PENGELOLAAN UMUM
RAWAT INAP & LAKUKAN TINDAKAN GAWAT-DARURAT
SEGERA NILAI LEVEL KEGAWATAN DAN PROSEDUR KLINIK
YANG SESUAI
Sefalgia, Vertigo,
Pandangan Kabur,
Mual/Muntah, Gejala MIGRAINE
Neurologik Lainnya
KEJANG + EKLAMPSIA
HIPERTENSI
HAMIL > 20 MG
GESTASIONAL
PREEKLAMPSIA
KEJANG -
RINGAN
PREEKLAMPSIA
BERAT
Tipe Hipertensi Dalam Kehamilan
Sebelum 20 minggu
- Hipertensi Kronik
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah
persalinan
- Hipertensi Kronik dengan superimposed preeclampsia
Hipertensi Kronik yang dalam perkembangan selanjutnya timbul proteinuria
(terjadi pada 25% kasus Hipertensi Kronik)
Setelah 20 minggu:
- Hipertensi Gestasional
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang
setelah persalinan
- Preeklampsia Ringan
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan protein uria 1 + atau 2 +
dimana diastolik tidak melebihi 90 mmHg dan
- Preeklampsia Berat
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu disertai protein uria 3 + dan diastolik 110
mmHg, tidak ada/disertai gejala sentral dan/atau organ
- Eklampsia
Pasien preeklampsia yang mengalami kejang terkait dengan komplikasi hipertensi dalam
kehamilan
GEJALA DAN TANDA
TEKANAN DARAH DIASTOLIK MERUPAKAN INDIKATOR
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam keadaan istirahat dan tidak
dalam kondisi emosional
KATEGORIKAN SEBAGAI:
Preeklampsia/Eklampsia
Hipertensi Gestasional
Hipertensi Kronik
Hipertensi Kronik & Superimposed Preeclampsia
Pengukuran Tekanan Darah
Diagnosis hipertensi ditegakkan apabila hasil pengukuran tekanan
darah (4 x sehari) sama atau diatas 140/90 mm Hg
MENINGKAT
1. TD 160/110 mmHg
2. Proteinuria 5 g/24 jam atau +2 dipstik
3. Ada gejala sentral dan organ:
- Hematologi: trombositopenia (<100.000/ul), hemolysis mikroangiopati
Hepar: peningkatan SGOT & SGPT, nyeri epigastrik/kuadran kanan atas
Neurologis: sakit kepala persisten, skotoma penglihatan
Janin: pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
Paru: edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
Ginjal: oliguria ( 500 ml/24 jam), kreatinin 1,2 mg/dL
Preeklampsia Berat
Selain TD 160/110 mmHg dan protein uria 2 + dipstik
juga disertai dengan gejala dan tanda disfungsi organ:
- kejang,
- edema paru,
- oliguria,
- trombositopeni,
- peningkatan enzim hati,
- nyeri epigastrik atau kuadran kanan atas disertai mual dan
muntah,
gejala serebral:
- sakit kepala,
- pandangan kabur,
- penurunan visus atau kebutaan kortikal
- penurunan kesadaran
EKLAMPSIA
Kesimpulan:
Indikasi utama pemberian obat antihipertensi adalah untuk
keselamatan ibu dalam mencegah penyakit serebrovaskular.
Pemberian antihipertensi pada hipertensi ringan bermakna mencegah
terjadinya hipertensi berat dan kebutuhan terapi antihipertensi
tambahan.
Pemberian antihipertensi berhubungan dengan pertumbuhan janin
terhambat sesuai dengan penurunan tekanan arteri rata - rata.
Rekomendasi:
Antihipertensi diberikan pada pada tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau diastolik 90 mmHg.
ALUR TERAPI
TERMINASI
HAMIL > 37 MG KEHAMILAN
PREEKLAMPSIA
RINGAN BERI ANTIHIPERTENSI,
PANTAU TEKANAN
HAMIL < 37 MG DARAH, PROTEINURIA,
REFLEKS, KONDISI
JANIN
PENGELOLAAN KEJANG
ANTI KONVULSAN
PERAWATAN KHUSUS KEJANG
LINDUNGI DARI TRAUMA
CEGAH ASPIRASI ISI MULUT KE JALAN NAPAS
BARINGKAN PADA SISI KIRI, POSISI FOWLER
O2 4-6 LITER/MEN
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA
PENGELOLAAN UMUM
JIKA DIASTOLIK > 110 mmHg BERIKAN 2 X 1 SLOW RELEASED
NIFEDIPINE 30 mg AGAR DIASTOLIK MENJADI 90-100 mmHg
PASANG INFUS RINGER LAKTAT/RINGERASETAT
JAGA KESEIMBANGAN CAIRAN, PASANG KATETER MENETAP (FOLLEY)
PANTAU PRODUKSI URIN (HARUS > 25 ML/JAM)
HINDARKAN DEPRESI PERNAPASAN ATAU EDEMA PARU
PERHATIKAN TIMBULNYA AURA ATAU EKLAMPSI IMMINENS
OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS PATELA & DJJ TIAP 1 JAM
LAKUKAN UJI PEMBEKUAN DARAH
REKOMENDASI PENGGUNAAN MgSO4
Pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia berat
berguna untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia
atau kejang berulang.