0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan17 halaman
Pasien pria berusia 42 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas. Pemeriksaan menunjukkan STEMI anterior. Pasien menerima perawatan antikoagulasi dan dilakukan tindakan revaskularisasi.
Pasien pria berusia 42 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas. Pemeriksaan menunjukkan STEMI anterior. Pasien menerima perawatan antikoagulasi dan dilakukan tindakan revaskularisasi.
Pasien pria berusia 42 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas. Pemeriksaan menunjukkan STEMI anterior. Pasien menerima perawatan antikoagulasi dan dilakukan tindakan revaskularisasi.
Infark miokard dengan elevasi segmen ST akut (STEMI)
merupakan indicator kejadian oklusi total pembuluh darah arteri koroner. Keadaan ini memerlukan tindakan revaskularisasi untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi miokard secepatnya; secara medikamentosa menggunakan agen fibrinolitik atau secara mekanis, intervensi koroner perkutan primer. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan oksigen miokard yang menyebabkan kematian sel dan nekrosis miokard. Penyebab utama hal ini terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi arteri koroner, tetapi juga dapat terjadi sebagai akibat dari proses sekunder seperti hipoksemia atau hipotensi dan faktor-faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Penyebab yang paling umum adalah pecah atau erosi plak aterosklerotik yang mengarah pada penyelesaian oklusi ateri atau oklusi parsial dengan embolisasi distal dari bahan trombotik. Anamnesis : Nyeri dada, , sesak nafas, gejala gastrointestinal, rasa pusing Pemeriksaan fisik : 1. Tampilan umum : pucat, berkeringat dan gelisah. 2. Denyut nadi & TD : Sinus takikardi 3. Pemeriksaan jantung : BJ S4, S3 dan S2 4. Pemeriksaan paru : Ronki akhir pernafasan , edema paru Pemeriksaan penunjang : 1. Enzim jantung 2. Troponin 3. Tes darah lain 4. EKG IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. I Umur : 42 tahun Jenis kelamin : Tanete Agama : Islam Status : Menikah Tgl MRS : 22-10 -2016 Tgl KRS : 26-10-2016 Seorang pasien masuk di Rumah Sakit Syech Yusuf dengan keluhan nyeri dada dan sesak sejak 2 hari yang lalu. Nyeri uluhati sejak 1 bulan yang lalu disertai mual (-), Sekitar 2 hari yang lalu masuk UGD, keluhan nyeri bertambah berat rasa tembus kebelakang dan disertai mual-muntah (+) disertai sesak nafas (+) ketika pasien baring terlentang dan agak kurang ketika duduk. Sebelumnya pada awal masuk pasien dengan kesadaran menurun (E3V5M4), keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien sedang bekerja dan tiba-tiba tremor dan tiba-tiba kesadaran menurun. Menurut keluarga pasien , kurang lebih 1 tahun yang lalu pasien pernah terjatuh dan keluar darah dari kepalanya. Riwayat HT (-),DM (-), Konsumsi obat (-). Riwayat merokok (+), Riwayat makanan berlemak (+), pekerjaan petani. TD : 140/80 mmHg N : 78 x/menit reguler,kuat angkat S : 37.7oC (axilla) P : 20 x/menit , spontan, Wh - /- , Rh -/+ Sakit sedang/gizi baik/Compos mentis EKG STEMI ANTERIOR Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien mengalami serangan sesak disertai nyeri dada yang dada sebelah kiri (+) ketika pasien baring terlentang dan agak kurang ketika duduk, susah tidur dan berkeringat dingin. Hal tersebut merupakan gejala yang menunjukkan syndrome koroner akut. Gejala tersebut biasanya diikiuti oleh peningkatan tekanan darah dan juga heart rate. Namun pada beberapa kasus , individu bias tampak atipikal, tanpa gejala (silent infarction), yaitu umumnya pada penderita diabetes, lokasi nyeri yang tidak biasa, sinkop, atau embolisasi perifer. Denyut dapat menjadi takikardi atau bradikardi. Tekanan darah biasanya normal. Namun demikian, tekanan sistolik <90 mmhg dan bukti hipoperfusi organ merupakan tanda-tanda syok kardiogenik, dimana curah jantung tidak sesuai dengan perfusi jaringan yang adekuat. Pemeriksaan fisik lainnya pada pasien mungkin tidak berarti, namun mungkin terdapat bunyi ketiga atau keempat yang terdengar pada auskultasi dan juga murmur sistolik. Seperti pada ini, tidak di dapatkan murmur. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis, maka dilakukan pemeriksaan rekam jantung EKG yang dapat menggambarkan lokasi, luas, dan ketebalan infark. Elevasi segmen ST, peningkatan gelombang Q, dan inverse gelompang T dapat berkembang dalam kasus STEMI pada gambaran EKG. Pada pemeriksaan EKG yang dilakukan pada pasien ini, didapatkan kesan ST elevasi di lead V2 dan V3 (anteroseptal), sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami STEMI. Pada pasien ini belum tampak adanya Q patologis dan inverse gelombang T. Pada pasien ini juga bisa dilakukan pemeriksaan enzim jantung yaitu CK-MB dan troponin jantung. Dimana jika terdapat peningkatan lebih dari dua kali lipat pada konsentrasi enzim seluler jantung dalam plasma menunjukkan bahwa telah terjadi nekrosis miokardium. Namun akibat keterbatasan sarana dan prasarana, maka pemeriksaan ini tidak di lakukan Aspilet 1x1 Clopidogrel 1x1 Diltiazem 2x1 ISDN 5 mg 2x1 Atorvastatin 0-0-1