GONORE
Yogie Nahara Saputra
1102010297
Pembimbing
Dr.Hj.Elfi Hendriati Sp.M
Pendahuluan
Gonore adalah penyakit menular seksual yang tinggi di seluruh dunia. Tingkat
serangan tertinggi pada pria dan wanita terjadi antara usia 15 dan 29 tahun.
Gonore adalah penyakit PMS kedua yang paling umum dilaporkan. Faktor yang
terkait dengan host seperti jumlah pasangan seksual, praktik kontrasepsi,
preferensi seksual, dan mobilitas penduduk berkontribusi terhadap kejadian
gonore.
Gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879, dan baru
diumumkan tahun 1882, kuman tersebut termasuk dalam group Neisseria.
Spesies Neisseria adalah cocci Gram-negatif, Gonore tidak hanya mengenai alat-
alat genital tetapi juga ekstra genital. Salah satunya adalah konjungtiva yang akan
menyebabkan konjungtivitis, penyakit ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir
dari ibu yang menderita servisitis gonore atau pada orang dewasa, infeksi terjadi
karena penularan pada konjungtiva melalui tangan dan alat yang tidak steril .
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet.
Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva terdiri atas tiga
bagian, yaitu :
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan dibawahnya sehingga bola mata
mudah bergerak. Konjungtiva bulbi superior paling sering mengalami infeksi dan menyebar kebawahnya.
Fisiologi
Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat,
superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat
persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa.
Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus.
Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara
merata diseluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superficial
dan di dekat linbus dapat mengandung pigmen.
Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superficial) dan satu lapisan fibrosa
(profundus).
Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur
semacam folikel tanpa sentrum germinativum
Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus.
Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur dan fungsinya mirip kelenjar
lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar krause berada di forniks atas, dan
sedikit ada diforniks bawah. Kelenjar wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.
Arteri-arteri konjungtiva berasal dari artei ciliaris anterior dan arteri palpebralis.
Kedua arteri ini beranatomis dengan bebas dan bersama banyak vena konjingtiva
yang umumnya mengikuti pola arterinya- membentuk jaring-jaring vaskular
konjungtiva yang sangat banyak.
Pembuluh limfe konjungtiva tersusun di dalam lapisan superfisial dan profundus
dan bergabung dengan pembuluh limfe palpebra membentuk fleksus limfatikus
yang kaya
Konjungtiva menerima persarafan dari percabangan pertama nervus V. Saraf ini
memiliki serabut nyeri yang relatif sedikit
Konjungtivitis
Definisi
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai
dengan sekret purulen. Konjungtivitis gonore adalah penyakit menular seksual yang
dapat ditularkan secara langsung dari transmisi genital-mata, kontak genital-
tangan-mata, atau tansmisi ibu-neonatus selama persalinan.
Etiologi
Gonore adalah penyakit menular seksual yang tinggi di seluruh dunia. Tingkat
serangan tertinggi pada pria dan wanita terjadi antara usia 15 dan 29 tahun. Di
Amerika Serikat, diperkirakan 700.000 infeksi N. gonorrhoeae baru terjadi setiap
tahun. Antara tahun 1977 dan 1993, jumlah kasus yang dilaporkan menurun 56
persen, dari 1 juta menjadi 439.673 kasus per tahun.
Nesseria Gonorrhoae
Ciri Organisme
Spesies Neisseria adalah cocci Gram-negatif, berdiameter 0,6 sampai 1,0
m. Organisme biasanya terlihat berpasangan dengan sisi yang berdekatan
diratakan. Pili, pelengkap filamen seperti rambut yang melapisi beberapa
mikrometer dari permukaan sel dan memiliki peran yang penting. Membran luar
terdiri dari protein, fosfolipid, dan lipopolisakarida (LPS).
Karakteristik Pertumbuhan
Karakteristik Pertumbuhan
Neisseriae paling baik tumbuh pada kondisi aerob. Mereka membutuhkan syarat pertumbuhan
yang kompleks. Neisseria menghasilkan oksidase dan memberikan reaksi oksidase positif, tes
oksidase merupakan kunci dalam mengidentifikasi mereka. Ketika bakteri terlihat pada kertas
filter yang telah direndam dengan tetrametil parafenilenediamin hidroklorida (oksidase), neisseria
akan dengan cepat berubah warna menjadi ungu tua.
Gonococci paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang kompleks
seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung
5% CO2.
Organisme dapat dengan cepat mati oleh pengeringan, penjemuran, pemanasan lembab dan
desinfektan. Mereka menghasilkan enzim autolitik yang dihasilkan dari pembengkakan yang cepat
dan lisis in vitro pada suhu 25 C dan pada pH alkalis
Gonokokkus terdiri dari 4 morfologi, type 1 dan 2 bersifat patogenik dan type 3 dan 4 tidak bersifat
patogenik.Tipe 1 dan 2 memiliki vili yang bersifat virulen dan terdapat pada permukaannya,
sedangkan tipe 3 dan 4 tidak memiliki vili dan bersifat non-virulen. Vili akan melekat pada mukosa
epitel dan akan menimbulkan reaksi radang
Patofisiologi
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. Iritasi
apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi.
Iritasi yang terjadi ketika mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi lebih
banyak air mata. Sel darah putih dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat
sebagai discharge yang tebal kuning kehijauan.
Stadium Perjalanan
Stadium Infiltratif.
Berlangsung 34 hari, ditemukan kelopak dan konjungtiva yang kaku disertai rasa
sakit pada perabaan. Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar dibuka.
Terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior sedang konjungtiva
bulbi merah, kemotik, dan menebal. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih
bengkak dan lebih menonjol. Pada orang dewasa terdapat perasaan sakit pada
mata yang dapat disertai dengan tanda-tanda infeksi umum. Pada umumnya
menyerang satu mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki
didahului pada mata kanannya. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu mata
terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului pada mata
kanannya
Stadium supuratif atau purulenta
Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra masih
bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang. Blefarospasme masih ada. Sekret
campur darah, keluar terus menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata
dengan dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan
kondensi fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas
adalah sekret akan keluar dengan mendadak. Oleh karena itu harus hati-hati bila
membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa.
Stadium Konvalesen (penyembuhan)
Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit
bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltratif. Konjungtiva bulbi terdapat
injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik. Sekret jauh berkurang. Pada
neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada saat Bila tidak diobati, biasanya tidak
tercapai stadium III, tanpa penyulit, meskipun ada yang mengatakan bahwa
penyakit ini dapat sembuh dengan spontan.
Gambaran Klinis
Pada bayi dan anak ditemukan kelainan bilateral dengan sekret kuning kental,
sekret dapat bersifat serous tetapi kemudian menjadi kuning kental dan purulen.
Kelopak mata membengkak, sukar dibuka dan terdapat pseudomembran pada
konjungtiva tarsal. Konjungtiva bulbi merah, kemotik, dan tebal.
Pada orang dewasa gambaran klinis meskipun mirip dengan oftalmia neonatorum
tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu
kental. Selaput konjungtiva terkena lebih berat dan menjadi lebih menonjol, tampak
berupa hipertrofi papiler yang besar. Konjungtiva bulbi superior paling sering
mengalami infeksi karena pada konjungtiva bulbi superior tertutup oleh palpebra
dan suhunya sama dengan suhu tubuh yang mengakibatkan bakteri akan lebih
mudah berkembang biak. Pada orang dewasa infeksi ini dapat terjadi selama 6
minggu dan tidak jarang ditemukan pembesaran disertai rasa sakit kelenjar
preaurikul.
Pemeriksaan Penunjang
Pengobatan dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram negatif diplokok batang
intraseluler dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore. Pasien dirawat dan diberi antibiotik
sistemik dan dapat juga diberikan secara topikal.
Pada pasien diberikan cefriakson. Ceftriakson merupakan golongan sefalosporin
generasi 3. Konjungtivitis gonokokus tanpa ulkus kornea diberikan injeksi ceftriakson 1g
intramuskular. Pasien dengan ulkus kornea diobati dengan intravena ceftriakson 1-2 g
untuk 5 hari. Salep eritromisin, basitranin, gentamisin, dan ciprofloksasin
direkomendasikan untk terapi topikal.
Irigasi normal salin setiap 30-60 menit untuk membuang debris, sel inflamasi dan
protease.
Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari
menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.
Pencegahan
Skrining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual.
Secara klasik diberikan obat tetes mata AgNO3 1% Segera sesudah lahir (harus
diperhatikan bahwa konsentrasi AgNO3 tidak melebihi 1%).
Cara lain yang lebih aman adalah pembersihan mata dengan solusio borisi dan
pemberian kloramfenikol salep mata.
Antibiotik, diberikan intravena, bisa diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu
dengan gonore yang tidak diterapi.
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi adalah ulserasi kornea marginal terutama bagian atas, yang
dimulai dengan infiltrat, kemudian menjadi ulkus. Bisa terjadi pada stadium 1 dan
2, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan sekret yang banyak.
Sehingga sekret menumpuk dibawah konjungtiva palpebra superior, ditambah lagi
kuman gonokok mempunyai enzim proteolitik yang merusak kornea dan hidupnya
intraseluler, sehingga dapat menimbulkan keratitis tanpa didahului kerusakan epitel
kornea. Jika produk toksis N.gonorrhoeae berdifusi melalui kornea masuk ke bilik
mata depan, dapat timbul iritis toksik. Komplikasi lain yaitu, sepsis, atrhitis,
dakrioadenitis dan bahkan kebutaan.
Prognosis
Konjungtivitis gonococus bila tidak diobati dapat berakibat perforasi kornea dan
endotalmitis. Karena konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk menigokokus ke
dalam darah dan meningens, septikemia dan menigitis dapat menjadi hasil akhir
konjungtivitis menigokokus