Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN PADA REMAJA POS


INTERVENSI DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK
Presentan :
dr. Nataya Regiza Sutrisno

Pembimbing :
Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., SpA(K), M.M
Dr. Eddy Fadlyana, dr., SpA(K), M. Kes
Dr. Meita Dhamayanti, dr., SpA(K), M. Kes
Rodman Tarigan, dr., SpA, M. Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan
pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari
lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan
perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan
janin

Braunwalds Heart Disease 10th Edition. 2015


Insidensi : sekitar 6-10 / 1000 Sekitar 45.000 bayi Indonesia terlahir
kelahiran hidup dengan PJB tiap tahun
Etiologi
Mutasi gen tunggal
Sindroma pada PJB: the Noonan,
Genetik Down, Apert, Holt-Oram, Ellis-van
Creveld

Ibu penderita diabetes


Lingkungan Rubella
Penggunaan alkohol kronis

Braunwalds Heart Disease 10th Edition. 2015


Embriologi

Embriologi langman Sadler TW. Sistem kardiovaskular. In: Novrianti A, Editor. Langman embriologi kedokteran. 10th ed. Jakarta: EGC; 2009. p. 187-228
Klasifikasi
Sianotik Asianotik

Menurunnya Aliran Pirau kiri ke kanan


Darah Pulmonal ASD
TOF
Atresia Trikuspid
VSD
Double outlet right ventricle (DORV) AVSD
dengan VSD dan PS
PDA
Meningkatnya Aliran
Darah Obstruktif Aliran Keluar
Transposisi arteri besar (transposition Ventrikel
of the great arteries; TGA) Aortic Stenosis
Common mixing (Total anomalous
pulmonary venous drainage, Pulmonary valve
truncus arteriosus, aorto-pulmonary
window, DORV dengan VSD dan
stenosis
univentrikular heart) Coarctation of Aorta

Braunwalds Heart Disease 10th Edition. 2015


REMAJA
WHO anak telah mencapai umur 10-19 tahun
UU No. 4 tahun 1979 individu yang belum mencapai 21 tahun
dan belum menikah
JUMLAH REMAJA

WHO Biro Pusat BAPPENAS 2015


1995 Statistik 1999

21.6% dari penduduk dunia


900 juta di negara dan 22.2% dari penduduk 66 juta jiwa atau 27%
berkembang Indonesia yang terdiri dari dari total penduduk
50.9% laki-laki dan 49.1%
perempuan
PENYEBAB KEMATIAN REMAJA
Penyebab Kematian Indonesia Negara Industri
Penyakit Infeksi 43.3% 4.6%
Penyakit Kardiovaskular 16.6% 53.7%
Neoplasma 4.5% 20.8%
Perinatal 7.2% 0.9%
Kehamilan 1.8% 0%
Cedera 5% 7%
TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA
MASA REMAJA AWAL
Biologis Psikologis Social

Perempuan Pemikiran tetap konkrit Realisasi perbedaan dari


Perkembangan namun disertai orangtua
payudara dan rambut perkembangan konsep Awal identifikasi teman
pubis (Tanner stage II) moral awal sebaya
Awal mula growth Kemajuan Awal perilaku eksploratif
spurt perkembangan
Laki-laki identitas seksual
Pembesaran testis, Perkembangan orientasi
awal mula seksual
pertumbuhan genital Penilaian dan
(Tanner stage II) restrukturisasi body
image terkait
pertumbuhan yang
cepat
MASA REMAJA PERTENGAHAN
Biologis Psikologis Sosial

Perempuan Mulai berpikir abstrak Mampu berpisah dari


Pubertas pertengahan mampu beradaptasi orangtua
dan lanjut (Tanner stage dengan keperluan sekolah Strong peer group
IV-V) dan pertumbuhan Mengembangkan ideologi identification
selesai Menyukai lawan jenis
Menarche (Stage IV) Merencanakan masa
Perkembangan bentuk depan (pendidikan dan
tubuh wanita karena vokasional)
deposisi lemak Meningkatnya perilaku
Laki-laki berisiko
Pubertas pertengahan
(Stage III-IV)
Spermarche
Perubahan suara
Growth spurt dimulai
(stage III-IV)
MASA REMAJA AKHIR
BIOLOGIS Psikologis Sosial

Laki-laki Berpikir abstrak kompleks Autonomi sosial


Menyerupai ukuran dewasa mulai mampu membedakan Mengembangkan
muda. hukum dan moralitas kemampuan vokasional,
Perkembangan pubertas Lebih mampu mengontrol beberapa mandiri secara
selesai (stage V) impulsivitas finansial
Suara berat dan dalam Pengembangan identitas diri Memiliki hubungan dekat
Perempuan lebih lanjut dengan orang lain
Menyerupai dewasa muda
Perkembangan karakeristik
seks sekunder menjadi
tuntas (rambut kemaluan)
Rahim akan mencapai
bentuk dewasa
SCREENING PERKEMBANGAN
REMAJA
HEEADSSS (Home,
Education & Employment,
Strengths and Difficulties Pediatric Symptom Eating & Exercise, Activities
Questionnaire (SDQ) Checklist (PSC)-17 & Peer Relationships, Drug
use, Sexuality, Suicide and
Depression, Safety)

Pemeriksaan Depresi pada


CRAFFT (Car, Relax, Alone, Pemeriksaan Child Behavior
anak (Children Depression
Friend, family, Trouble) Checklist
Inventory/CDI)
Penyebab gangguan pertumbuhan pada PJB merupakan multifaktorial

Tipe Penyakit Jantung Beratnya kerusakan hemodinamik yang menyebabkan penurunan


Bawaan oksigenasi

Masukan nutrisi yang tidak Hilangnya nafsu makan, sesak nafas, kelelahan, muntah yang
adekuat berlebihan, infeksi saluran napas, anoreksia dan asidosis

Hipermetabolisme Peningkatan sekresi katekolamin dan keadaan infeksi

Peningkatan tekanan vena sistemikedema dinding dan mukosa


Malabsorbsi saluran cerna absorbsi nutrisi dan drainase limfa terganggu

Berkurangnya pembelahan sel dan inefisiensi proses metabolisme di


Hipoksia kronis tingkat seluler
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
PADA REMAJA
cemas dengan
Rentan Keluarga
gangguan Ketakutan akan
mengalami
jantung overprotective
gangguan kualitas kematian mendadak
hidup masalah
pembatasan pengalaman
aktifitas stres, pemarah
mental emosional sosial terbatas
berlebihan

gangguan internalisasi
Fungsi sekolah (depresi dan kecemasan) berbeda jauh
tampaknya paling dari komunitas-
terpengaruh serta masalah komunitas teman
masalah kognitif eksternalisasi (agresif dan sebaya.
hiperaktifitas)
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
PADA REMAJA POS INTERVENSI DENGAN
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK
Anak dengan PJB yang dilakukan intervensi baik secara operasi maupun dengan intervensi
kateter dapat mengejar ketertinggalan pertumbuhan yang dialaminya secara signifikan

Pubertas yang tertunda dapat menyebabkan rasa rendah diri pada remaja

Kesulitan dalam menghadapi penyakit dan keterbatasan fisik, eksklusi sosial, diskriminasi dan bullying,
selain tantangan terhadap normalitas, menjadi independen, ketidakpasien terhadap masa depan
dan bagaimana menggunakan coping strategy untuk membangun kepercayaan diri

fungsi kognitif motor, sosial, dan emosional tampak lebih buruk


dibandingkan anak-anak yang sehat
Pada remaja TOF pos koreksi ditemukan bahwa kapasitas kegiatan tidak
berbeda dengan remaja sehat

defek residual dan sekuele pada masa dewasanya, meskipun sudah


dilakukan beberapa koreksi pembedahan.
Setelah operasi dan rawat inap di masa lalu, remaja dapat berusaha untuk mendapatkan
kehidupan normal, dan setelah bertahan dari penyakit yang mengancam jiwa, mereka
mungkin tidak khawatir akan kesulitan kecil dan pada akhirnya mencapai penyesuaian
sosial dan kejuruan yang baik.

perencanaan program latihan atau rehabilitasi dapat meningkatkan fungsi


fisik dan berkontribusi terhadap kualitas hidup psikososial yang lebih baik

Perlunya pendekatan multidisiplin dari petugas kesehatan, dokter anak, dokter jantung,
dokter ahli rehabilitasi dalam mengelola anak dengan PJB yang mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai