Antibiotika
Antibiotika
Prof. Armen
Lingkup Permasalahan AB
Resistensi AB di RS dan komunitas
meningkat dan mencemaskan dunia.
Penggunaaan AB merupakan faktor utama
timbulnya resistensi kuman.
Penggunaan AB berlebihan (overused) atau
salah (misused) tinggi, 41% sampai 91%
dari seluruh penggunaan.
Infeksi kuman resisten timbulkan
malapetaka kesehatan, ekonomi, dan
sosial.
Penemuan AB baru lambat/turun.
Cara Kerja Antibiotika
Hambat sintesis dinding sel kuman bakterisid:
penicillin, sefalosporin, vancomycin, teicoplanin,
bacitracin.
Hambat irreversible sintesis protein bakterisid:
aminoglikosida.
Hambat reversible protein sintesis bakteriostatik:
tetrasiklin, kloramfenikol, makrolid, ketolide,
linezolide, muciprocin.
Hambat metabolisme kumanbakteriostatik:
sulfonamide, trimethoprim. Ko-trimoksazol adalah
bakterisid
Hambat sintesis asam intibakterisid: kinolon,
rifampin, nitrofurantoin, metronidazole.
Rusak membran sel kuman bakterisid: polymixin,
gramicidin, daptomicyn.
Bakterisid vs Bakteriostatik
Sama manfaatnya pada penderita yg
immunocompetent.
Bakterisid lebih manfaat pada
immunocompromised, meningitis,
endocarditis, dan sepsis.
Bakterisid dipisah atas: concentration-
dependent killing (aminoglikosida,
fluorokinolon) dan time-dependent killing
(semua -lactam, vancomycin)
Concentration-Dependent Killing
Antibiotics
Adalah AB yg intensitas bakterisidnya ditentukan oleh
tinggi kadarnya dalam darah/jaringan.
Makin besar rasio free(f) Cmax/MIC gentamicin, makin
tinggi intensitas bakterisidnya. f Cmax/MIC>8
hasilkan 91% kesembuhan klinis; rasio<4 hasilkan
12,5% kesembuhan klinis. Pemberian 2X sehari
sama/lebih efektif dari pemberian 3X.
Untuk fluorokinolon digunakan f AUC/MIC utk
nyatakan bakterisidnya; makin besar rasionya, makin
tinggi daya bunuhnya. Rasio 125 merupakan
breakpoint utk ramalkan efek klinisnya utk kuman
gram negatif dan rasio 40 utk kuman gram positif.
Time-Dependent Killing Antibiotics
Bakterisidnya ditentukan oleh lama
kadar diatas MIC f T>MIC. Efek
maksimalnya berada diantara 2-4
MIC.
Utk penicillin 40% f T>MIC hasilkan
bakterisid yg tinggi; utk sefalosporin
bila 50% f T>MIC.
Infus berlanjut merupakan pilihan
pemberian AB ini.
Resistensi Kuman Terhadap AB
Mutasi gen asal atau masuknya gen baru
ke dalam kuman yang sedang tumbuh,
timbulkan fenomena: inaktifasi AB, target
tak sensitif/berubah, efflux AB,
permeabilitas membrane turun.
Resistensi ganda dapat terjadi bila AB
terlalu banyak digunakan; kuman
kemasukan beberapa gen yang resisten
atau mutasi gen asal pada beberapa lokus.
Terjadi pada bakteri gram negatif di rumah
sakit; dan pada staphylococci, salmonella,
gonococci, dan pneumococci di komunitas.
Hubungan Kausal Penggunaan Antibiotika
Dengan Timbulnya Resistensi Bakteri
Perubahan penggunaan AB adalah paralel
dengan perubahan prevalensi resistensi.
Resistensi bakteri lebih prevalen di rumah
sakit daripada di komunitas.
Resistensi yang ditemukan pada penderita
di rumah sakit didahului oleh penggunaan
AB.
Resistensi paling tinggi di tempat dimana
AB digunakan paling banyak.
Makin lama penderita terpapar dengan AB
makin meningkat kolonisasi kuman yang
resisten.
Natural VS Acquired Resistance
Bedakan kuman yg alamiah resisten (natural
resistance) dengan kuman yang pada mulanya sensitif
kemudian resisten (acquired resistance). Kedua jenis
resistensi ini meningkat prevalensinya setelah
penggunaan AB.
Acitenobacter baumanii alamiah resisten thd banyak
antibiotik. Penggunaan AB memberi peluang bagi
kuman multiresisten ini untuk tumbuh/bentuk
koloni, dan menjadi penyebab infeksi rumah sakit,
melalui mekanisme selective pressure.
Acquired resistance (antibiotic resistance) terbagi
dua: absolut dan relatif.
Absolute acquired resistance adalah
one-step mutation, terjadi selama
atau sesudah terapi, MIC meningkat
tajam, tak terjangkau dengan dosis
terapi. Contoh: gentamicin-resistant
P.aeruginosa.
Relative acquired resistance ditandai
oleh peningkatan MIC bertahap
(sensitive, intermediate, resistant).
Contoh: penicillin-resistant
pneumococci.
Faktor Penentu Resistensi
Timbulnya infeksi kuman yang alamiah resisten adalah
karena selective pressure dari penggunaan antibiotika
yang berlebihan.
Timbulnya acquired resistance terutama tak disebabkan
oleh volume dan lama penggunaan, melainkan oleh AB
tertentu.
AB yg mudah timbulkan acquired resistance:
carbenicillin, ampicillin, vancomycin, tetrasiklin,
gentamicin, cefamandole, ceftadizime, ciprofloxacin,
imipenem.
AB yang sukar timbulkan acquired resistance: amikacin,
ceftriaxone, meropenem, nitrofurantoin, piperacillin,
cefepim, minocyclin, doxycyclin, ceftriaxone.
Interpretasi Data Kultur
Adalah fenomena in vitro, tak selalu cerminkan kerja
in vivo AB. Arahkan ke AB yg berspektrum sempit.
Kuman yg relative acquired resistance dapat menjadi
sensitif bila dosis AB dinaikkan 2-4 kali atau
dihasilkan kadar yang lebih tinggi dari MIC
intermediate susceptibility.
Kuman dgn absolute acquired resistance harus diganti
pengobatannya dgn AB lain.
Resistensi silang di dalam satu kelompok AB tertentu
dapat terjadi, pengobatan harus diganti dgn kelompok
AB lain.
Suscebtibility drift thd cefepim oleh ceftadizime dapat
diatasi dgn menghentikan penggunaan ceftadizime.
Resistensi:
Mudah Kuman Sukar