Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS


SPONDILITIS TB
DI RUANG BEDAH BOUGENVILLE RSUD
Dr. SOETOMO SURABAYA

SEMINAR KASUS
KELOMPOK 2
Nama Anggota Kelompok:

1. Catur Ari Intan P


2. Ninik Chirinidah
3. Indah Fatma Sari
4. Yunita Fauziah
5. Nina Widya Sabrina
6. Lyntar Gendhis L
7. Faradila Amalia
LATAR BELAKANG
98,5% pasien spondilitis TB
Spondilitis tuberculosis mengalami nyeri
8 juta orang / tahun
(TB) adalah infeksi punggung, 26% merasa
diseluruh dunia
Mycobacterium demam di malam hari,
583.000 kasus baru
tuberculosis pada tulang 28,9% bentuk tubuh
pertahun di Indonesia
belakang. kifosis, 17,4% berkeringat
di malam hari dan sekitar
Pemberian terapi 14,5% mengalami
koservatif disertai penurunan berat badan.
dengan pemberian
tindakan rehabilitasi
Tindakan keperawatan dan tindakan
untuk mengurangi rasa operatif
Tindakan operasi
nyeri pada penderita
dilakukan untuk
spondilitis TB salah
mengurangi rasa
satunya adalah dengan
nyeri karena
metode relaksasi napas
adanya abses pada
dalam (Wilkinson &
tulang belakang
ahhren, 2009).
WEB OF
CAUTION
SPONDILITIS TB
Resume Kasus
1. Pengkajian
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
1. Nama: Tn. Sj
2. Umur : 42 tahun 1. Nama : Ny. L
3. Agama : Islam 2. Umur : 47 tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Hub. Dengan Pasien : Istri
5. Status : Kawin 4. Pekerjaan : Ibu rumah
tangga
6. Pendidikan : SLTP
5. Alamat : Dusun Sempu,
7. Pekerjaan : Wiraswasta
Ngancar, Kediri, Jawa Timur
8. Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
9. Alamat : Dusun Sempu, Ngancar, Kediri, Jawa Timur
10. Tanggal Masuk : 18 Agustus 2017
11. Tanggal Pengkajian : 14 September 2017
12. No. Register : 126098xx
13. Diagnosa Medis : Spondilitis TB, HT tipe II, DM tipe II
2. Status Kesehatan

A. Status Kesehatan Saat Ini

1) Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)


Saat MRS : Pasien mengeluh 10 hari sebelum MRS ke RS
Pare Kediri mengalami nyeri leher yang menjalar hingga
punggung, gerakan tangan dan kaki mulai melemah. Dari RS
Pare Kediri kemudian di rujuk ke RSUD Dr.Soetomo tanggal
18 Agustus 2017.
Saat ini : Pasien tidak dapat mengerakkan kedua tangan
dan kakinya

2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya saat ini :


Melakukan log roll 2 jam sekali/ sehari
B. Status Kesehatan Masa Lalu

1) Penyakit yang pernah dialami: Hipertensi dan Diabetes Melitus tipe II + Ulkus Diabetikus Plantar
Dextra
Pernah dirawat : RS Pare Kediri pada Agustus 2015
Alergi : Tidak ada alergi
2) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Keluarga (istri) pasien mengatakan bahwa Tn. Sj memiliki kebiasaan merokok (1 pack 2 hari) dan minum
kopi setiap pagi.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa ibu kandung Tn. Sj mengalami Diabetes Mellitus.
4) Diagnosa Medis dan terapi
Spondilitis TB, HT tipe II, DM tipe II.
Terapi yang diberikan:
INH tab 300 mg 1x1, Etambutol tab 500 mg 1x1, Levemir 14 unit (sc) pukul 22.00, Novorapid 3x8 unit
(sc)
Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-psiko-
sosio-kultural-spiritual)
A. Pola Bernapas
Sebelum sakit (MRS): Pasien dapat bernapas dengan normal frekuensi 18x/menit.
Saat sakit: Tidak terdapat perubahan, pasien dapat bernapas dengan normal dengan frekuensi 17x/menit,
pergerakan dada simetris.
B. Pola Makan-Minum
Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa sebelum MRS, pola makan Tn. Sj 3x sehari.
Saat sakit: Tn. Sj mendapat diet DM B2 700 Kal/sonde diberikan 3x1.
C. Pola Eliminasi
Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa pola BAK dan BAB Tn. Sj normal. BAK 5x
sehari dengan dibantu oleh keluarga, BAB 1x sehari konsistensi padat dan berwarna coklat.
Saat sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa Tn. Sj memakai diapers, diganti 2x sehari, BAK
tidak terhitung karena menggunakan diapers dan BAB 1 minggu 2x
D. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa, sebelum dibawa ke RS Tn. Sj mengalami
kekakuan pada leher, kemudian kedua tangan dan kaki melemah. Lalu Tn.Sj hanya bisa berbaring di
tempat tidur.
Saat sakit: Pasien bedrest, pola aktivitas terbatas, kedua tangan dan kaki tidak dapat digerakkan.
E. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa pola tidur Tn. Sj normal, frekuensi tidur 8
jam mulai pukul 20.00 malam hingga pukul 05.00.
Saat sakit: Saat sakit Tn. Sj tidur 12 jam perhari, saat malam hari mulai pukul 20.00 hingga pukul 05.00
dan saat siang hari pukul 11.00 hingga pukul 15.00.
F. Pola Berpakaian
Sebelum sakit: Keluarga (istri) Tn. Sj mengatakan bahwa Tn. Sj memerlukan bantuan dalam
berpakaian.
Saat sakit: Tn. Sj tidak menggunakan baju, hanya ditutup dengan selimut dan memakai diapers.
G. Pola Rasa Nyaman
Sebelum sakit: Pasien merasakan nyeri di bagian leher dan punggung
Saat sakit: Masih merasakan nyeri di bagian leher dan punggung
P = nyeri bertambah apabila melakukan mobilisasi
Q = rasa nyeri seperti ditusuk
R = terlokalisir pada leher dan tulang belakang, berupa nyeri yang menjalar
S = skala nyeri hingga 4
T = nyeri selama 3 bulan, pasien mengeluh nyeri bertambah ketika beraktivitas
H. Pola Aman
Sebelum sakit: Pasien tidak mampu untuk bangun atau menggerakkan kedua ekstremitasnya, sehingga
membutuhkan pengawasan dari keluarganya.
Saat sakit: Saat dilakukan pemeriksaan resiko jatuh menggunakan morse fall scale, menunjukkan nilai
35 yang berarti resiko jatuh dan membutuhkan intervensi pencegahan sekunder.
I. Pola Kebersihan Diri
Sebelum sakit : Pasien mandi 1x sehari dengan bantuan keluarganya.
Saat sakit : Pasien dibantu oleh keluarga untuk membersihkan badannya, seka 2x sehari.
Pola Komunikasi
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan bahwa Tn. Sj
dapat memberikan timbal balik dengan baik.
Saat sakit : Keluarga mengatakan bahwa Tn. Sj dapat
berkomunikasi dengan menjawab pertanyaan tertutup
(Ya/Tidak)

Pola Beribadah
Sebelum sakit : Taat, sesuai nilai yang dianut
Saat sakit : Keluarga mengatakan Tn. Sj selama sakit
tidak melakukan ibadah.

Pola Produktifitas

Anda mungkin juga menyukai