Anda di halaman 1dari 17

TUBERKULOSIS

DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis complex.

Terbanyak menyerang organ paru, bisa mengenai organ


ekstra paru misalnya: Meningitis, TBC, Limfadenitis
TBC, TBC usus, TBC tulang, TBC ginjal
PATOGENESIS
A. TUBERKULOSIS PRIMER
Kuman TBC masuk saluran nafas bersarang di jaringan
paru membentuk sarang pneumoni yang disebut
sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini bisa
timbul di bagian mana saja dalam paru dan diikuti
oleh pembesaran kelenjar getah bening. Kompleks
primer mengalami salah satu nasib sebagai berikut.
1. Sembuh tanpa cacat
2. Sembuh meninggalkan cacat minimal
3. Menyebar dengan cara:
a. Perkontinyuitatum atau menyebar ke sekitarnya
misalnya epi tuberkulosis
b. Penyebaran bronkogen di paru yang bersangkutan
maupun ke paru sebelahnya.
c. Penyebaran secara hematrogen dan limfogen
B. TUBERKULOSIS POST PRIMER/ TUBERKULOSIS
SEKUNDER
Akan muncul bertahun-tahun setelah tuberkulosis
primer. Biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun dan
merupakan sumber penularan pada masyarakat yang
dimulai dengan sarang dini, umumnya terletak di
sekmen apikal lobus superior maupun lobus inferior.
Sarang pneumoni ini akan berkembang menjadi
1. Sembuh tanpa cacat
2. Sarang meluas dengan jaringan fibrosis
3. Sarang pneumoni meluas membentuk kavitas
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
A. TBC Paru yaitu TBC yang menyerang jaringan paru
tidak termasuk pleura
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak(BTA):
TBC paru BTA positif
TBC paru BTA negatif
2. Berdasarkan tipe pasien:
A. Kasus baru adalah pasien yang belum pernah
mendapat pengobatan OAT atau sudah pernah
minum OAT kurang dari satu bulan.
B. Kasus kambuh atau relaps adalah pasien TBC yang
sebelumnya pernah minum OAT dan dinyatakan
sembuh kemudian sakit lagi dengan pemeriksaan
dahak BTA positif
C. Kasus defaulted atau drop out adalah pasien yang
telah minum OAT lebih dari satu bulan dan tidak
minum obat 2 bulan atau lebih dan berturut-turut
sebelum masa pengobatan nya selesai.
D. Kasus gagal adalah pasien BTA positif yang masih
tetap positif atau kembali positif pada akhir bulan
kelima.
E. Kasus kronik adalah pasien dengan BTA tetap
positif setelah pengobatan OAT kategori 2.
F. Kasus bekas TB hasil BTA negatif tapi gambaran
rontgen paru menunjukkan lesi TB yang aktif.
DIAGNOSIS
A. Gambaran klinis
Gejala Klinis:
a. Gejala respiratori: Batuk lebih dari dua minggu,
batuk darah, sesak nafas, nyeri dada.
b. Gejala sistemik: Demam subfebre malaise atau
kelemahan umum, keringat malam, anoreksia, berat
badan menurun.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tergantung lesi atau kelainan pada
paru biasanya pada apeks paru, suara nafas bronkial,
amforik, suara nafas melemah, ronki basah.
Pada pleuritis TBC kelainan pemeriksaan fisik
tergantung dari banyaknya cairan di rongga pleura.
Ditemukan perkusi pekak, suara nafas melemah
sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan.
Pada limfa denitis TBC terlihat pembesaran kelenjar
getah bening di daerah leher atau daerah ketiak(cold
abcess).
C. Pemeriksaan bakteriologi
a. Bahan pemeriksaan sebaiknya dahak, cairan pleura,
cairan lcs, bilasan bronkus, bilasan lambung atau
biopsi.
b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan dahak
adalah 3 kali SPS- Sewaktu-Pagi-dan Sewaktu setiap
hari selama 3 hari berturut-turut.
D. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan standard adalah foto thoraks PA
gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TBC
aktif adalah:
A. Bayangan berawan/ nodular di segmen apikal dan
posterior lobus atas paru
B. Kavitas terutama lebih dari satu
C. Bayangan bercak milier
D. Efusi pleura
Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TBC inaktif
adalah:
A. Fibrosis
B. Kalsifikasi
C. Schwarte atau penebalan pleura
Checklist 1
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Berdiri di sebelah kanan pasien
3. Mempersilahkan pasien posisi berbaring
4. Perhatikan konjuntiva palpebra
5. Palpasi kelenjar getah bening regional /
Limfadenopati Colli
6. Pemeriksaan fisik: Inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi
7. Pemeriksaan laboratorium darah rutin, HB, LED
8. Pemeriksaan tambahan radiologi foto thoraks PA.
9. Pemeriksaan bakteriologi BTA sputum 3 kali
10. Deferensial diagnosis ?
Checklist 2
11. Bagaimana cara pengobatan TBC dengan OAT
12. Bagaimana fase-fase pengobatan OAT
13. Apa efek samping obat OAT
PENGOBATAN TBC
Pengobatan TBC terbagi menjadi dua fase yaitu fase
intensif 2-3 bulan dan fase lanjutan (4-7 bulan).
Paduan obat yang digunakan atau OAT :
Jenis Obat Lini Utama:
1. INH
2. Rifampisin
3. Pirazinamid
4. Etambutol
5. Streptomisin
Obat Jenis Tambahan Lainnya:
1. Kanamisin
2. Amikasin
3. Kuinolon
4. Makrolid
5. Amoxixilin + Asam Klav)

Sejak tahun 1995 dilaksanakan program pengobatan


TBC berupa Direct Observed Treatment Shortcourse
(DOTS ) menggunakan paduan 3 sampai 4 obat TBC
lini pertama (Fixed Drug Combination atau FDC)
Obat diberikan secara gratis oleh Pemerintah
Efek Samping Obat
1. INH berupa gangguan saraf tepi kesemutan, merasa
terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dikurangi
dengan pemberian piridoksin dosis 100mg/ hari atau
vitamin B kompleks. Efek samping yang berat berupa
hepatitis kira-kira 0,5 persen.
2. Rifampisin efek samping yang ringan flulike
syndrome yang hilang dengan obat simptomatik. Efek
samping berat timbul hepatitis atau ikterik. Obat
harus dihentikan.
3. Pirasinamid efek samping utama hepatitis dan nyeri
sendi
4. Etambutol dapat menimbulkan gangguan
penglihatan dan buta warna merah dan hijau.
PROGNOSIS TBC PARU
Tergantung luasnya kerusakan paru atau komplikasi
ekstra pulmonal dan compliance atau kepatuhan
minum obat. Pada lesi minimal dan pasien berobat
teratur prognosis baik. Pada lesi paru yang luas(luluh
paru) dan komplikasi ekstra pulmonal misalnya efusi
pleura dan limfadenitis TBC biasanya prognosis
kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai