Anda di halaman 1dari 64

PENILAIAN KESEHATAN

KSP/USP SECARA KUALITATIF


DAN KUANTITATIF

TEAM IKOPIN

DR. RIMA E DASUKI.,SE.,MSC


DRA.HJ. ROSTY SETIAWATI.,MSI

2017
TUJUAN

Peserta dapat:
Menjelaskan Tujuan dan Pengorganisasian Penilaian
Kesehatan
Mengkoordinasikan pelaksanaan penilaian kesehatan KSP/
USP dalam praktek
Membaca dan menganalisis hasil penilaian kesehatan KSP/
USP, memakai pe-doman penilaian kesehatan yang berlaku

2
PENGANTAR

Ada berbagai koperasi yang perlu dinilai


kesehatannya: KSP/USP; KJKS/UJKS; dan Kopdit
(sesuai dengan Pedoman Penilaian Kesehatan).

Penting dilakukan, karena:


a) Penerapan nilai dan prinsip koperasi yg belum baik
b) Pelayanan berkepanjangan pada non anggota yang
dilarang
c) Pengembangan jaringan layanan yang tidak berdasar
karena ada anggota yang harus dilayani
d) Masih belum kompetennya para pengu rus dan
pengelola dalam kegiatan SP
Di sisi lain ketentuan tentang pengawasan
koperasi tersebut di muka, akan segera terbit
termasuk dibentuknya unit/institusi yang akan
ditugasi untuk melakukan pe-ngawasan

Khusus buat usaha SP ini, penanggungjawab


secara nasional adalah Menteri dan secara lokal
beraada pada tingkat Kepala Dinas terkait di
tingkat Provinsi dan operasionalnya pada Kepala
Dinas Kabu-paten/Kota.
DASAR HUKUM

1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tetang Pelaksanaan


Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.

3) PP No 17/2015 ttg PENGAWASAN KOPERASI


4) Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi
dan UKM Nomor 06/Per/Dep 6//XI/2016 Tentang Pedoman
Penilaian Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi
Perkembangan Usaha Simpan Pinjam Koperasi
menunjukkan peran yang semakin penting
dalam mendukung keuangan inklusif di
Indonesia.

Kajian Bank Dunia Tahun 2014 :


KSP/USP adalah penyedia layanan simpan pinjam
bagi masyarakat yang tidak terganggu jasa lembaga
keuangan formal, 72% responden pengurus koperasi
menyatakan memiliki peminjam yang belum dilayani
lembaga keuangan lain.

Data Bank Indonesia Tahun 2013


menunjukkan kinerja KSP/USP,
KJKS/UJKS dan Kopdit memiliki
kemampuan penyaluran
pinjaman kepada anggota dan
calon anggota melebihi
kemampuan BPR
6
Koperasi Indonesia
(unit)
250.000
Data koperasi nasional posisi 31 209.448

Desember 2014 berdasarkan 200.000


laporan SKPD yang membidangi 99.259
(47,4%)
KUKM tingkat provinsi sebanyak 150.000
209.488 unit
Data kegiatan usaha simpan pinjam
100.000

oleh koperasi 110.189 atau 50.000 110.189


mencapai 52,6% dari jumlah (52,6%)

koperasi nasional, dengan data 0


individu yang lengkap 2014
Koperasi Sektor Keuangan Koperasi

7
TABEL KERAGAAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI
31 DESEMBER 2014

SHU
Jumlah Jumlah PENILAIAN SIMPANAN MODAL MODAL MODAL PINJAMAN TAHUN

NO. URAIAN Koperasi Koperasi Aktif ANGGOTA RAT KESEHATAN DITERIMA PINJAMAN SENDIRI PENYERTAAN ASSET DIBERIKAN BERJALAN
(Rp. (Rp. (Rp. (Rp. (Rp.
(Unit) (Unit) (Orang) (Unit) (Unit) (%) Trilyun) Trilyun) Trilyun) (Rp. Trilyun) Trilyun) (Rp. Trilyun) Trilyun)

dari RAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1. KSP/KOPDIT 10,811 7,568 3,177,567 6,438.00 4,917 76.37 10.55 3.52 5.57 1.84 24.12 17.11 1.27

USP
2. KOPERASI 96,018 67,080 17,213,866 43,362.00 39,475 91.04 8.49 17.21 21.22 1.35 57.26 44.42 3.85

3. KJKS 1,197 971 137,190 920.00 668 72.61 2.36 0.40 0.59 0.08 4.27 3.13 0.01

UJKS
4. KOPERASI 2,163 1,514 333,282 1,153.00 950 82.39 0.63 0.27 0.17 0.02 1.16 0.91 0.02

TOTAL 110,189 77,133 20,861,905 51,873.00 46,010 88.70 22.03 21.40 27.55 3.29 86.81 65.57 5.16

8
Ruang Lingkup Pengawasan-PP No 17/2015 ttg
PENGAWASAN KOPERASI

USAHA PENILAIAN
PENERAPAN KELEMBAGAAN PEMBERIAN
SIMPAN KESEHATAN
KEPATUHAN KOPERASI SANKSI
PINJAM USP
Penilaian thd
-Sanksi
aspek:Permo
administrasi :
dalan,Kualita
-Kepatuhan Pelimpahan
s aktiva
Legal perkara,pem
Kelengkapan Penghimpunan produktif,Ma
Dana
antauan
Legalitas najemen,
-Kepatuhan pelaksanaan
Koperasi Efisiensi,Likui
Usaha Mengontrol sanksi
Kesimbangan
ditas,Jatidiri
-
Kelengkapan Dana koperasi,Pert
Kepatuhan Pemantauan
Organisasi umbuhan
Transaksi Penyaluran Dana
keputusan
Koperasi dan
hasil
Kemandirian
pelimpahan
serta
perkara,reha
kepatuhan
bilitasi
thd prinsio
kelembagaan
syariah bagi
,rehabilitasi
usp pola
usaha
syariah

9
BAGAN PEMBAGIAN KEWENANGAN
PENGAWASAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI

Usaha Simpan Pinjam


oleh Koperasi
110.189 Unit

KSP/KOPDIT/KJK
USP/UJKS
S
98.181 Unit
12.008 Unit aktif

PROV/KAB/KOT
PUSAT PROV/KAB/KOTA PUSAT
A
151 Unit 1.857 Unit 1.281 Unit
96.900 Unit

108.757 Unit
dengan Jumlah Satgas
1.432 Unit Koperasi Primer dan sebanyak 3.639 Orang
Sekunder Nasional (Rata-rata 30 Kop/orang)
dengan jumlah Satgas Pusat sebanyak
16 Orang (Rata-rata 90 Kop/orang) 10
PENILAIAN KESEHATAN
KSP dan USP koperasi yang
Penetapan predikat tingkat
dinilai kesehatannya: Apa yang
kesehatan:
KSP yang telah beroperasi dinillai?
paling sedikit 1 tahun buku Permodala SKOR TINGKAT
dan telah melaksanakan n KESEHATAN
Kualitas
Rapat Anggota Tahunan aktiva 80 -100 SEHAT
USP koperasi yang telah produktif
beroperasi paling sedikit 1 Manajeme 66 s/d CUKUP SEHAT
tahun buku dan telah n < 80
51 s/d DALAM
dikelola secara terpisah Efisiensi
< 66 PENGAWASAN
serta membuat laporan Likuiditas
keuangan terpisah dari Kemandiria DALAM
n dan < 51 PENGAWASAN
unit usaha lainnya. pertumbuh KHUSUS
Pelaksanaan dilaksanakan pada an
posisi setiap akhir tahun buku Jatidiri
koperasi

Predikat kesehatan KSP dan USP


koperasi ditetapkan bedasarkan
Penilaian kesehatan dilakukan oleh keputusan menteri atau pejabat yang
pejabat penilai kesehatan yang diangkat berwenang
oleh menteri dan bertugas pada instansi
yang membidangi koperasi ditingkat Penetapan kesehatan dilakukan setiap tahun
11
pusat, provinsi, kabupaten dan kota.
KONSEP
Penilaian Kesehatan adalah bagian dari kon-sep
Pengawasan, yang dilakukan Pemerintah melalui
rangkaian:
Pembinaan Pemantauan Pemeriksaan Penilaian Kesehatan;

Penilaian Kesehatan merupakan langkah teknis


dalam lingkup kegiatan pengawasan yang
bertujuan:
mewujudkan pengelolaan SP yang sehat secara ekonomis dan mantap secara
sosial karena menerapkan dengan konsisten nilai dan prinsip koperasi
KEGIATAN
PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP
Sebelum kegiatan penilaian kesehatan di
lakukan, ada beberapa kegiatan yang harus
memulainya yaitu sebagai berikut.
1. Pembinaan
2. Pemantauaan
3. Pemeriksaan
4. Penilaian Kesehatan
Dalam pembinaan tujuannya adalah untuk :
a) Mengefektifkan RAT;
b) Mengefektifkan tugas dan fungsi Pengu-rus
dan Pengawas;
c) Mengefektifkan Pengawasan Internal;
d) Mendorong Pendidikan Anggota;
e) Mendorong terwujudnya efisiensi biaya;
f) Mendorong dipatuhinya pedoman dan aturan
perkoperasian;

2015 (R) 14
Dalam kegiatan pemantauan, tujuannya:
melihat perkembangan secara berkala
bulanan dan triwulan, memakai laporan ke-
uangan.

Dalam pemeriksaan tujuannya adalah untuk :


pengujian atas kebenaran laporan, ditinjau
dari sisi organisasi, pengelolaan maupun ke-
uangan.

2015 (R) 15
PENGORGANISASIAN
Proses pengorganisasian kegiatan PENILAIAN KESEHATAN
memerlukan konsistensi dan ke-tepatan aplikasi rangkaian
kegiatan Penga-wasan sebagaimana dalam KONSEP di
mu-ka;
Artinya, kalau rangkaian kegiatan pengawas-an tidak
dilakukan sebagaimana yang diatur, maka bisa diduga
kalau kemudian para pelaku sistem SP akan mengalami
berbagai masalah;
Karena yang dilakukan pada tahap sebelum-nya adalah
petunjuk tentang apa yang harus dibenahi, selama
kegiatan SP dilakukan.

2015 (R) 16
Itulah kerangka pengorganisasian kegiatan pe
ngawasan secara lengkap, di mana puncak ke
giatannya adalah penilaian kesehatan proses
penyelenggaraan SP (dari sisi ekonomi mau-
pun sosial).

Dalam hal ini Penilaian Kesehatan difokuskan


pada KSP/USP saja. Sementara untuk KJKS/
UJKS maupun KOPDIT akan dilakukan di lain
waktu.

2015 (R) 17
TUJUAN PENILAIAN KESEHATAN
KSP/USP
Memberikan pedoman kepada pejabat penilai,
gerakan koperasi, dan masyarakat agar KSP dan USP
Koperasi dapat melakukan kegiatan usaha simpan
pinjam, berdasarkan prinsip koperasi secara
profesional, sesuai dengan prinsip kehatihatian dan
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya kepada anggota dan masyarakat di
sekitarnya .
SASARAN PENILAIAN KESEHATAN
a. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP Koperasi yang sehat dan mantap
sesuai dengan jatidiri koperasi .
b. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP Koperasi yang efektif, efisien, dan
profesional.
c. Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain
dan atau anggotanya.
LANDASAN KERJA
PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP
a. KSP dan USP Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai,
norma dan prinsip Koperasi sehingga dapat dengan jelas menunjukkan perilaku koperasi.
b. KSP dan USP Koperasi adalah alat dari rumah tangga anggota untuk mandiri dalam
mengatasi masalah kekurangan modal (bagi anggota pengusaha) atau kekurangan
likuiditas (bagi anggota rumah tangga) sehingga berlaku asas menolong diri sendiri (self
help).
c. Maju mundurnya KSP dan USP Koperasi menjadi tanggung jawab seluruh anggota
sehingga berlaku asas tanggung jawab pribadi (self responsibility)
d. Anggota pada KSP dan USP Koperasi berada dalam satu kesatuan sistem kerja Koperasi,
diatur menurut norma-norma yang terdapat di dalam AD dan ART KSP atau Koperasi yang
menyelenggarakan USP.
e. KSP dan USP Koperasi wajib dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada
anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat yang diberikan oleh lembaga keuangan
lainnya
f. KSP dan USP Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi dalam hal ini KSP dan USP
Koperasi bertugas untuk melaksanakan penghimpunan dana dari anggota, calon anggota,
koperasi lain dan atau anggotanya serta pinjaman kepada pihak-pihak tersebut
RUANG LINGKUP
PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP
Ruang lingkup Penilaian Kesehatan KSP dan USP
Koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa
aspek sebagai berikut:
1. Permodalan;
2. Kualitas aktiva produktif;
3. Manajemen;
4. Efisiensi;
5. Likuiditas;
6. Kemandirian dan pertumbuhan;
7. Jatidiri koperasi.
METODE PENILAIAN KESEHATAN

Sumbernya Peraturan Deputi Bidang Pengawasan


Kementrian KUKM No. 06/Per/Dep.6/IV /2016tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan KSP dan
USP.

Penilaian Kesehatan ini diarahkan pada hasil


pengelolaan usaha KSP/USP, memakai petunjuk
berikut:

2015 (R) 22
1. PERMODALAN
a. Rasio antara Modal Sendiri terhadap Total Asset

(Modal Sendiri/Total Asset) X 100 %


Untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama dengan 0%, diberikan nilai kredit 0
Untuk setiap kenaikan rasio modal 4% mulai dari 0%, nilai kredit ditambah 5
dengan maksimum nilai 100
Untuk setiap rasio lebih besar 60% sampai ratio 100%,setiap kenaikan ratio 4% nilai
dikurangi 5
Nilai dikalikan bobot sebesar 6% diperoleh skor permodalan

Rasio modal (%) Nilai Kredit Bobot (%) skor

1 sd.20 25 6 1,50
21 sd.40 50 6 3,00
41 sd.60 100 6 6,00
61 sd.80 50 6 3,00
81 sd.100 25 6 1,50
b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang beresiko

Modal Sendiri / Pinjaman Diberikan yang Beresiko X 100 %

Untuk Rasio Modal Sendiri lebih kecil atau sama dengan 0, diberikan nilai
kredit 0
Untuk setiap kenaikan rasio modal 1 % mulai dari 0 %, nilai kredit ditambah 1
dengan maksimum nilai 100
Nilai kredit dikalikan bobot sebesar 6 % maka diperoleh skor permodalan
Rasio modal (%) Nilai Kredit Bobot (%) skor
0 0 0
1 sd. 10 10 6 0.6
11 sd. 20 20 6 1.2
21 sd. 30 30 6 1.8
31 sd. 40 40 6 2.4
41 sd. 50 50 6 3.0
51 sd. 60 60 6 3.6
61 sd.70 70 6 4.2
71 sd. 80 80 6 4.8
81 sd. 90 90 6 5.4
91 sd. 100 100 6 6.0
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Modal Sendiri Tertimbang / ATMR X 100 %
Untuk Rasio Kecukupan Modal Sendiri yaitu membandingkan modal sendiri
dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko dikalikan 100%
Modal Tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap kmponen modal
koperasi yang terdapat pada neraca koperasi dengan pengakuan bobot
resiko.
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko adalah jumlah dari hasil kali setiap
kmponen modal koperasi yang terdapat pada neraca dengan pengakuan
bobot resiko
Menghitung Aktiva Tertimbang Menurut Resiko dilakukan dengan cara
menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada pada neraca
dengan bobot masing-masing komponen aktiva.
Rasio kecukupan modal sendiri dapat dihitung /diperoleh dengan cara
membandingkan nilai modal tertimbang dengan nilai ATMR diklikan 100%

Standar Rasio Perhitungan Kecukupan Modal Sendiri

Rasio modal (%) Nilai Kredit Bobot (%) skor


Kurang dari 4 0 3 0
4 - <6 50 3 1.50
66< X < 8 75 3 2.25
>8 100 3 3.00
CONTOH: PERHITUNGAN MODAL
TERTIMBANG
CONTOH: KOMPONEN PERHITUNGAN ATMR
2. KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF

Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 3 (tiga) rasio,


yaitu
a. Rasio volume pinjaman kepada anggota terhadap total volume
pinjaman diberikan,
b. Rasio antara resiko pinjaman bermasalah dengan pinjaman yang
diberikan,
c. Rasio antara cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah.
d. Rasio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan

Pinjaman bermasalah terdiri dari:


1. Pinjaman Kurang Lancar (KL)
2. Pinjaman Diragukan (PDR)
3. Pinjaman Macet (PM)
A. PINJAMAN KURANG LANCAR
Pinjaman digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria dibawah ini :
1. Pengembalian pinjaman dilakukan dengan angsuran
yaitu:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok sebagai berikut :
1) tunggakan melampaui 1 (satu) bulan dan belum melampaui 2
(dua) bulan bagi pinjaman dengan angsuran harian dan/atau
mingguan; atau
2) melampaui 3 (tiga) bulan dan belum melampaui 6 (enam) bulan
bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan bulanan, 2
(dua) bulan atau 3 bulan; atau
3) melampaui 6 (enam) bulan tetapi belum melampaui 12 (dua
belas) bulan bagi pinjaman yang masa angsurannya ditetapkan
6 (enam) bulan atau lebih; atau
a. Terdapat tunggakan bunga sebagai berikut :
1) tunggakan melampaui 1 (satu) bulan tetapi belum melampaui 3
(tiga) bulan bagi pinjaman dengan masa angsuran kurang dari 1
(satu) bulan; atau
2) melampaui 3 (tiga) bulan, tetapi belum melampaui 6 (enam) bulan
bagi pinjaman yang masa angsurannya lebih dari 1 (satu) bulan.
2. Pengembalian pinjaman tanpa angsuran yaitu:
a. Pinjaman belum jatuh tempo Terdapat
tunggakan bunga yang melampaui 3 (tiga)
bulan tetapi belum melampaui 6 (enam) bulan.
b. Pinjaman telah jatuh tempo Pinjaman telah
jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum
melampaui 3 (tiga) bulan
B. PINJAMAN YANG DIRAGUKAN
Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman yang bersangkutan tidak memenuhi
kriteria kurang lancar tetapi berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa :
1. Pinjaman masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-
kurangnya 75 % dari hutang peminjam termasuk bunganya; atau
2. Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekurang-
kurangnya 100% dari hutang peminjam termasuk bunganya.
A. PINJAMAN MACET
Pinjaman digolongkan macet apabila :
1. Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan, atau;
2. Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan.
3. Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan
Negeri atau telah diajukan penggantian kepada perusahaan asuransi
pinjaman.
a. Rasio antara Volume Pinjaman kepada Anggota terhadap Total
Volume Pinjaman Diberikan, ditetapkan sebagi berikut:

Pinjaman kpd Anggota / Pinjaman yg Diberikan X 100 %

untuk rasio sama dengan atau lebih besar 60% diberikan


nilai kredit 100
untuk rasio lebih kecil 60% diberikan nilai kredit 0;
nilai kredit dikalikan bobot 10% diperoleh skor

Rasio modal (%) Nilai Kredit Bobot (%) skor


< 25 0 10 .000
26 Sd.50 50 10 5.00
51 Sd.75 75 10 7.50
>75 100 10 10.00
b. Rasio antara Resiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang
Diberikan, ditetapkan sebagai:
(Resiko Pinjaman Bermasalah /Pinjaman yg Diberikan) X 100 %
menghitung perkiraan besarnya resiko pinjaman bermasalah yaitu sebesar jumlah
dari:
50% dari pinjaman diberikan yang kurang lancar (PKL)
75% dari pinjaman diberikan yang diragukan (PDR)
100% dari pinjaman diberikan yang macet (PM)
hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan pinjaman yang diberikan
RPM = (50% x PKL) +(75% xPDR)+(100%xPM) x 100%
Pinjaman yang diberikan
Perhitungan penilaian:
untuk rasio 50% atau lebih diberi nilai kredit 0
untuk penurunan rasio 1% nilai kredit ditambah 2 dengan maksimal nilai 100
nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor

Rasio modal (%) Nilai Kredit Bobot (%) Skor


> 45 0 5 0
40 <x< 45 10 5 0.5
30< x < 40 20 5 1.0
20< x < 30 40 5 2.0
10< x < 20 60 5 3.0
0< X < 10 80 5 4.0
0 100 5 5.0
c. Rasio Cadangan Resiko terhadap Resiko Pinjaman Bermasalah
(Cadangan Resiko/Resiko Pinjaman Bermasalah) X 100 %

untuk rasio 0% (tidak mempunyai cadangan penghapusan) diberi


nilai 0
untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, maka nilai kredit tersebut
ditambah 1 sampai dengan maksimum 100
nilai kredit dikalikan bobot sebesar 5% diperoleh skor contoh
perhitungan:
Rasio modal (%) Nilai Kredit Bobot (%) skor
0 0 5 0
0 sd. 10 10 5 0.5
11 sd. 20 20 5 1.0
21 sd. 30 30 5 1.5
31 sd. 40 40 5 2.0
41 sd. 50 50 5 2.5
51 sd. 60 60 5 3.0
61 sd. 70 70 5 3.5
71 sd. 80 80 5 4.0
81 sd. 90 90 5 4.5
91 sd. 100 100 5 5.0
d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman
yang diberikan.

Rasio (%) Nilai Kredit Bobot (%) skor


Di atas30 25 5 1.25
26 sd. 30 50 5 2.50
21 sd. 25 75 5 3.75
<21 100 5 5.00
3. MANAJEMEN

Penilaian manajemen meliputi beberapa


komponen yaitu
a. Manajemen Umum
b. Kelembagaan
c. Manajemen Permodalan
d. Manajemen Aktiva
e. Manajemen Likuiditas
Perhitungan nilai kredit didasarkan kepada hasil
penilaian atas jawaban pertanyaan manajemen
sebanyak 38 (tiga puluh delapan)

Jumlah Nilai untuk setiap


Komponen Pertanyaan jawaban Ya Total score Keterangan
(A) (B) (A) x (B)

a.Manajemen Umum 12 0,25

b.Kelembagaan 6 0,50

c.Manajemen Permodalan 5 0,60


d.Manajemen Aktiva
10 0,30

e.Manajemen Likuiditas 5 0,60

Total Score
DAFTAR PERTANYAAN
ASPEK MANAJEMEN
No Aspek No Ya/
Tidak
1. MANAGEMEN UMUM
1.1 Apakah KSP/USP Koperasi memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas (dibuktikan 1
dengan dokumen tertulis)

1.2 Apakah KSP/USP Koperasi telah memiliki rencana kerja jangka panjang minimal untuk 2
3 tahun ke depan dan dijadikan sebagai acuan KSP/USP Koperasi dalam menjalankan
usahanya (dibuktikan dengan dokumen tertulis)

1.3 Apakah KSP/USP Koperasi memiliki rencana kerja tahunan yang digunakan sebagai 3
dasar acuan kegiatan usaha selama 1 tahun (dibuktikan dengan dokumen tertulis)

1.4 Adakah kesesuaian antara rencana kerja jangka pendek dengan rencana jangka 4
panjang (dibuktikan dengan dokumen tertulis)

1.5 Apakah visi, misi, tujuan dan rencana kerja diketahui dan dipahami oleh pengurus, 5
pengawas, pengelola dan seluruh karyawan. (dengan cara pengecekan silang)

1.6 Pengambilan keputusan yang bersifat operasional dilakukan oleh pengelola secara 6
independen (konfirmasi kepada pengurus atau pengawas)
1.7 Pengurus dan atau pengelola KSP/USP Koperasi memiliki komitmen untuk 7
menangani permasalahan yang dihadapi serta melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan.

1.8 KSP/USP Koperasi memiliki tata tertib kerja SDM yang meliputi disiplin 8
kerja serta didukung sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan
pekerjaan (dibuktikan dengan dokumen tertulis dan pengecekan fisik
sarana kerja)

1.9 Pengurus KSP/USP koperasi yang mengangkat pengelola tidak 9


mencampuri kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung
menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga atau kelompoknya sehingga
dapat merugikan KSP/USP Koperasi (dilakukan dengan konfirmasi kepada
pengelola dan atau pengawas).

1.10 Anggota KSP/USP Koperasi sebagai pemilik mempunyai kemampuan 10


untuk meningkatkan permodalan KSP/USP Koperasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (pengecekan silang dilakukan terhadap partisipasi
modal anggota)

1.11 Pengurus, Pengawas, dan Pengelola KSP/USP Koperasi di dalam 11


melaksanakan kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal yang
cenderung menguntungkan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya, atau
berpotensi merugikan KSP/USP Koperasi (konfirmasi dengan mitra kerja)
1.12 Pengurus melakukan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas 12
pengelola sesuai dengan tugas dan wewenangnya secara efektif
STANDAR PERHITUNGAN
MANAJEMEN UMUM
2. KELEMBAGAAN
2.1 Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh kegiatan 13
KSP/USP Koperasi dan tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan
jabatan. (dibuktikan dengan dokumen tertulis mengenai struktur
organisasi dan job description)
2.2 KSP/USP Koperasi memiliki rincian tugas yang jelas untuk masing-masing 14
karyawannya. (yang dibuktikan dengan adanya dokumen tertulis tentang
job spesification)
2.3 Di dalam struktur kelembagaan KSP/USP Koperasi terdapat struktur yang 15
melakukan fungsi sebagai dewan pengawas (yang dibuktikan dengan
dokumen tertulis tentang struktur organisasi)
2.4 KSP/USP Koperasi terbukti mempunyai Standar Operasional dan 16
Manajemen (SOM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP). (dibuktikan
dengan dokumen tertulis tentang SOM dan SOP KSP/USP Koperasi)

2.5 KSP/USP Koperasi telah menjalankan kegiatannya sesuai SOM dan SOP 17
KSP/USP Koperasi (pengecekan silang antara pelaksanaan kegiatan
dengan SOM dan SOP-nya)
2.6 KSP/USP Koperasi mempunyai sistem pengamanan yang baik terhadap 18
semua dokumen penting. (dibuktikan dengan adanya sistem pengamanan
dokumen penting berikut sarana penyimpanannya)
STANDAR PERHITUNGAN
MANAJEMEN KELEMBAGAAN
3. PEMODALAN
3.1 Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih 19
besar dari tingkat pertumbuhan asset. (dihitung
berdasarkan data yang ada di Neraca)
3.2 Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari 20
anggota sekurang-kurangnya sebesar 10% dibandingkan
tahun sebelumnya (dihitung berdasarkan data yang ada di
Neraca)
3.3 Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari 21
seperempat SHU tahun berjalan
3.4 Simpanan dan simpanan berjangka koperasi meningkat 22
minimal 10% dari tahun sebelumnya
3.5 Investasi harta tetap dari inventaris serta pendanaan 23
ekspansi perkantoran dibiayai dengan modal sendiri
(pengecekan silang dengan laporan sumber dan
penggunaan dana)
STANDAR PERHITUNGAN
MANAJEMEN PERMODALAN
4. AKTIVA
4.1 Pinjaman dengan kolektibilitas lancar minimal sebesar 90% dari pinjaman yang 24
diberikan (dibuktikan dengan laporan pengembalian pinjaman)
4.2 Setiap pinjaman yang diberikan didukung dengan agunan yang nilainya sama atau 25
lebih besar dari pinjaman yang diberikan kecuali pinjaman bagi anggota sampai
dengan 1 juta rupiah (dibuktikan dengan laporan pinjaman dan daftar agunannya)
4.3 Dana cadangan penghapusan pinjaman sama atau lebih besar dari jumlah 26
pinjaman macet tahunan (dibuktikan dengan laporan kolektibilitas pinjaman dan
candangan penghapusan pinjaman)
4.4 Pinjaman macet tahun lalu dapat ditagih sekurang-kurangnya sepertiganya 27
(dibuktikan dengan laporan penagihan pinjaman macet tahunan)
4.5 KSP/USP Koperasi menerapkan prosedur pinjaman dilaksanakan dengan efektif 28
(pengecekan silang antara pelaksanaan prosedur pinjaman dengan SOP-nya
termasuk BMPP)
4.6 KSP/USP Koperasi menerapkan prosedur pinjaman dan dilaksanakan dengan 29
efektif (pengecekan silang antara pelaksanaan prosedur pinjaman dengan SOP-
nya termasuk BMPP)
4.7 Dalam memberikan pinjaman KSP/USP Koperasi mengambil keputusan 30
berdasarkan prinsip kehati-hatian. (dibuktikan dengan hasil analisis kelayakan
pinjaman)
4.8 Keputusan pemberian pinjaman dan atau penempatan dana dilakukan melalui 31
komite. (dibuktikan dengan risalah rapat komite)
4.9 Setelah pinjaman diberikan KSP/USP Koperasi melakukan pemantauan terhadap 32
penggunaan pinjaman serta kemampuan dan kepatuhan anggota atau peminjam
dalam memenuhi kewajibannya (dibuktikan dengan laporan monitoring)
4.10 KSP/USP Koperasi melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap 33
agunannya (dibuktikan dengan dokumen pengikatan dan atau penyerahan
agunan)
STANDAR PERHITUNGAN
MANAJEMEN AKTIVA
5. LIKUIDITAS
5.1 Memiliki kebijakan tertulis mengenai pengendalian 34
likuiditas (dibuktikan dengan dokumen tertulis mengenai
perencanaan usaha)
5.2 Memiliki fasilitas peminjaman yang akan diterima dari 35
lembaga lain untuk menjaga likuiditasnya (dibuktikan
dengan dokumen tertulis mengenai kerjasama
pendanaan dari lembaga keuangan lainnya)
5.3 Memiliki pedoman administrasi yang efektif untuk 36
memantau kewajiban yang jatuh tempo (dibuktikan
dengan adanya dokumen tertulis mengenai skedul
penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman)
5.4 Memiliki kebijakan penghimpunan simpanan dan 37
pemberian pinjaman sesuai dengan kondisi keuangan
KSP/USP Koperasi (dibuktikan dengan kebijakan tertulis)
5.5 Memiliki sistem informasi manajemen yang memadai 38
untuk pemantauan likuiditas (dibuktikan dengan
dokumen tertulis berupa sistem pelaporan penghimpunan
simpanan dan pemberian pinjaman)
STANDAR PERHITUNGAN
MANAJEMEN LIKUIDITAS
4. EFISIENSI

a. Rasio beban operasi anggotaTerhadap Partisipasi bruto

Beban Operasi Anggota / Partisipasi Bruto X 100 %

Rasio % Nilai Bobot Score Keterangan


> 100 0 4 1
95 < x <100 50 4 2
90 < x <95 75 4 3
< 90 100 4 4
b. Rasio beban usaha Terhadap SHU kotor

Beban Usaha / SHU Kotor X 100 %

Rasio % Nilai Bobot Score Keterangan


Diatas 80 25 4 1
60< X < 80 50 4 2
40<X < 60 75 4 3
< 40 100 4 4
c. Rasio Efisiensi Pelayanan

Biaya Karyawan / Volume Pinjaman X 100 %

Rasio % Nilai Bobot Score Keterangan


<5 100 2 2.0
5< X < 10 75 2 1.5
10< X <15 50 2 1.0

Di atas 15 0 2 0.0
5. LIKUIDITAS

Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas didasarkan atas rasio


antara pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima.
Dana yang diterima terdiri dari:
modal sendiri
modal pinjaman
modal penyertaan
simpanan anggota (Tabungan Koperasi dan Simpanan
Berjangka)
A. RATIO KAS
Kas + Bank / Kewajiban Lancar X 100 %

Cara perhitungan nilai kredit dari likuiditas dilakukan


sebagai berikut:
untuk rasio 90% atau lebih, diberi nilai kredit 0;
untuk rasio dibawah 90 % diberi nilai kredit 100
nilai kredit dikalikan bobot sebesar 10% diperoleh
skor likuiditas
Rasio kas (%) Nilai Bobot (%) Skor
<. 10 25 10 2.5
10 < X < 15 100 10 10
15 < X < 20 50 10 5
Di atas 20 25 10 2.5
b. Rasio Pinjaman Yang Diberikan Terhadap Dana Yang
Diterima

Pinjaman yang Diberikan / Dana yang Diterima X 100 %

Rasio Pinjaman(%) Nilai Bobot (%) Skor

< 60 25 5 1,25
60 < X < 70 50 5 2,50
70 < X< 80 75 5 3,75
80 < X < 90 100 5 5
6. KEMANDIRIAN DAN
PERTUMBUHAN
a. Rasio Rentabilitas Aset

SHU sebelum pajak / Total Aset X 100 %

Rasio Rentabilitas aset(%) Nilai Bobot (%) Skor


<5 25 3 0.75
5 < X < 7.5 50 3 1,50

7,5 < X< 10 75 3 2,25

> 10 100 3 3,00


b. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

SHU Bagian Anggota / Total Modal Sendiri X 100 %

Rasio Rentabilitas Nilai Bobot (%) Skor


Modal Sendiri(%)
<3 25 3 0,75
3 <X<5 50 3 1,50
4 < X <5 75 3 2,25
>5 100 3 3,00
c. Rasio Kemandirian operasinal Pelayanan

Partisipasi Neto / Biaya Usaha + Beban Perkoperasian X 100 %

Rasio Kemandirian Nilai Bobot (%) Skor


operasinal (%)
< 100 0 4 0
> 100 100 4 4
7. JATI DIRI KOPERASI
a. Rasio Partisipasi Bruto

Partisipasi Bruto / Partisipasi Bruto + Pendapatan X 100 %

Rasio Partisipasi Nilai Bobot (%) Skor


Bruto (%)
< 25 25 7 1,75
25 < X < 50 50 7 3,50
50 < X < 75 75 7 5,25

> 75 100 7 7,00


b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota

Promosi Ek Anggota / Simp Pokok + Simp Wajib X 100 %

Rasio Promosi Ekonomi Nilai Bobot (%) Skor


Anggota (%)
<5 0 3 0,00
5 < 7.5 50 3 1,50
7,5 < X < 10 75 3 2,25
> 10 100 3 3,00
PENETAPAN KESEHATAN KOPERASI

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap 5 komponen


Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP/USP-KOPERASI
tersebut adalah sebagai berikut:

Skor Predikat
80 < X < 100 Sehat
66 < X < 80 Cukup Sehat
51 < X < 66 Dalam Pengawasan
< 51 Dalam Pengawasan Khusus
FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI
PENILAIAN

Meskipun kuantifikasi dari komponen-komponen penilaian


tingkat kesehatan menghasilkan skor tertentu, masih perlu
dianalisa dan diuji lebih lanjut dengan komponen lain yang
tidak termasuk dalam komponen penilaian dan atau tidak
dapat dikuantifikasikan. Apabila dalam analisa dan pengujian
lebih lanjut terdapat inkonsistensi atau ada pengaruh secara
materil terhadap tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi
maka hasil penilaian yang telah dikuantifikasikan tersebut
perlu dilakukan penyesuaian sehingga dapat mencerminkan
tingkat kesehatan yang sebenarnya
Penyesuaian
Koreksi Penilaiaan:
Faktor-faktor yang dapat menurunkan satu tingkat kesehatan KSP dan USP
Koperasi antara lain
1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan intern maupun ekstern koperasi.
2) Salah pembukuan dan atau tertunda pembukuan
3) Pemberian pinjaman yang tidak sesuai dengan prosedur.
4) Tidak menyampaikan laporan tahunan dan atau laporan berkala 3 kali berturut-turut.
5) Mempunyai volume Pinjaman diatas Rp. 1.000.000.000,- (Satu milyar) tetapi tidak
diaudit
oleh akuntan publik.
6) Manajer USP belum diberikan wewenang penuh untuk mengelola usaha

Kesalahan Fatal
Faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat kesehatan KSP dan USP
Koperasi langsung menjadi tidak sehat antara lain
1) Adanya perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam
koperasi yang bersangkutan.
2) Adanya campur tangan pihak diluar koperasi atau kerjasama yang tidak dilaksanakan
dengan baik
3) Rekayasa pembuktian atau window dressing dalam pembukuan sehingga
mengakibatkan
penilaian yang keliru terhadap koperasi.
4) Melakukan kegiatan usaha koperasi tanpa membukukan dalam koperasinya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai