Anda di halaman 1dari 13

KONSEP ADMINISTRASI

IKA RUHANA
PENGERTIAN ADMINISTRASI
cara atau sarana menggerakkan organisasi,
dengan tugas mengarahkan organisasi
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
Hodgkinson (1978: 5). Mendefinisikan
Administrasi adalah aspek-aspek yang lebih
banyak berurusan dengan formulasi tujuan,
masalah-masalah yang menyangkut nilai, dan
komponen manusia dalam organisasi.
administrasi didefinisikan sebagai
keseluruhan proses kerjasama antara dua
orang atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya dengan memanfaatkan
sarana dan prasarana tertentu secara
berdaya guna dan berhasil guna. (Siagian)
Ilmu administrasi
merupakan hasil pemikiran penalaran manusia
yang disusun berdasarkan dengan rasionalitas
dan sistematika yang mengungkapkan kejelasan
tentang objek formal, yaitu pemikiran untuk
menciptakan suatu keteraturan dari berbagai aksi
dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek
material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas
administrasi dalam bentuk kerjasama menuju
terwujudnya tujuan tertentu.
bidang filsafat ilmu administrasi sebagai berikut :
Ontologis, nilai dasar pemikiran manusia yang
menggambarkan tentang kebenaran dasar (apriori),
yang dikandung oleh ilmu administrasi itu sendiri.
Epistemologis, perkembangan ilmu administrasi dalam
pemikiran manusia terhadap rasionalitas melahirkan
pandangan yang bercakrawala dan tidak dapat
dijangkau sampai batas akhirnya.
Aksisologis, ilmu administrasi akan memberikan makna
yang hakiki apabila dapat dimanfaatkan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia, sehingga memberikan
kemudahan dan kelayakan berpikir serta bertindak bagi
manusia yang mendalami ilmu administrasi.
Administrasi sebagai filsafat

Definisi filsafat merupakan sikap terhadap kegiatan


tertentu.
Semua administrator memiliki filosofi: yang merupakan
panduan sistem nilai cara yang disepakati administrator
untuk menangani masalah organisasi.
Contoh, keyakinan bahwa organisasi harus mencari
pertumbuhan, efisiensi, kekuatan, pemimpin kuat, dll.
- Sistem nilai individu ditentukan oleh norma-norma
budaya dan pendidikan dan pengalaman yang ia telah
lakukan.
PERBEDAAN ADMINISTRASI &
MANAJEMEN ( Hodgkinson)
ADMINISTRASI MANAJEMEN
Fokus : penetapan Fokus : bagaimana
arah mencapai arah yang
Berada pada level atas ditetapkan
Berorientasi pada Berada pada level
tujuan menengah - bawah
Pola pikir sebagai seni Berorientasi pada sasaran
/ art / cara mencapai tujuan
Masalah teknis / science
Etika
Dalam tradisi filsafat istilah "etika" lazim difahami
sebagai suatu teori ilmu pengetahuan yang
mendiskusikan mengenai apa yang baik dan
apa yang buruk berkenaan dengan perilaku
manusia.
Dengan kata lain, etika merupakan usaha
dengan akal budinya untuk menyusun teori
mengenai penyelenggaraan hidup yang baik.
Moralitas berkenaan dengan tingkah laku yang
konkrit, sedangkan etika bekerja dalam level
teori. Nilai-nilai etis yang difahami, diyakini, dan
berusaha diwujudkan dalam kehidupan nyata
kadangkala disebut ethos.
Etika dan Administrasi
Etika adalah dunianya filsafat, nilai, dan moral.
Administrasi adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika
bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik
dan buruk, sedangkan administrasi adalah konkrit dan
harus mewujudkan apa yang diinginkan (get the job
done).
Pembicaraan tentang etika dalam administrasi adalah
bagaimana mengaitkan keduanya, bagaimana gagasan-
gagasan administrasi seperti ketertiban, efisiensi,
kemanfaatan, produktivitas dapat menjelaskan etika
dalam prakteknya, dan bagaimana gagasan-gagasan
dasar etika mewujudkan yang baik dan menghindari
yang buruk itu dapat menjelaskan hakikat administrasi
Perkembangan etika

1940-an melalui karya Leys mengatakan


bahwa seorang administrator dianggap
etis apabila ia menguji dan
mempertanyakan standard-standard yang
digunakan dalam pembuatan keputusan
dan tidak mendasarkan keputusannya
semata-mata pada kebiasaan dan tradisi
yang sudah ada.
1950-an mulai berkembang pola pemikiran
baru melalui karya Anderson bahwa
standard-standard yang digunakan
sebagai dasar keputusan tersebut sedapat
mungkin merefleksikan nilai-nilai dasar
dari masyarakat yang dilayani.
1960-an muncul kembali pemikiran baru
lewat tulisan Golembiewski yaitu standar
etika yang mungkin mengalami perubahan
dari waktu ke waktu dan karena itu
administrator harus mampu memahami
perkembangan dan bertindak sesuai
standard-standard perilaku tersebut.
tahun 1970-an , John Rohr dan Terry L. Cooper. Rohr menyarankan
agar administrator dapat menggunakan regime norms yaitu nilai-
nilai keadilan, persamaan dan kebebasan sebagai dasar
pengambilan keputusan terhadap berbagai alternatif kebijaksanaan
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Dengan cara demikian maka
administrator publik dapat menjadi lebih etis (being ethical).
Cooper : etika sangat melibatkan substantive reasoning tentang
kewajiban, konsekuensi dan tujuan akhir; dan bertindak etis (doing
ethics) adalah melibatkan pemikiran yang sistematis tentang nilai-
nilai yang melekat pada pilihan-pilihan dalam pengambilan
keputusan. Pemikiran Cooper bahwa administrator yang etis adalah
administrator yang selalu terikat pada tanggung jawab dan peranan
organisasi, sekaligus bersedia menerapkan standard etika secara
tepat pada pembuatan keputusan administrasi

Anda mungkin juga menyukai