Anda di halaman 1dari 26

BAB IV KELOMPOK 4

KOMUNIKASI
LINTAS ANGGOTA:
BUDAYA NI PUTU ELLA HUDIANI (1607341062/19)
ROKSY SAPUTRA KEFI (1607341063/20)
I KADEK KARTANA PUTRA (1607341064/21)
MADE YUDIA YUSTISIA (1607341065/22)
I MADE SANCAYA RAHAYUDA(1607341067/23)
1. Semakin Pentingnya
Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya

Salah satu pelajaran yang sangat penting bagi seseorang karena jika komunikasi
seseorang kurang maka bagaimana seseorang bisa mengetahui cara berinteraksi
dengan orang lain ,bagaimana kebudayaan mereka dan adat istiadat mereka dan
seseorang juga dapat belajar bagaiamana berinteraksi atau berkomunikasi dengan
orang lain lebih baik, mengingat kembali esesiensi komunikasi manusia komunikasi
itu proses dinamika,komunikasi itu symbol, komunikasi juga bagian dari sebuah
sistem besar seperti setting,lokasi,acara,waktu dan jumlah yang terlibat.
Komunikasi juga dapat meningkatkan pembuatan/pengertian rujukan pelakunya,
komunikasi juga sebagai refleksi ,selalu mempunyai konsekuensi dan kompleks.
2. Memahami
Kebudayaan

Budaya selalu bersangkutan dengan akal dan cara hidup seseorang yang
selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat-istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Seperti bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbeda-bedaannya, maka kita harus
mengerti terhadap orang itu, karena dia membuktikan kepada kita bahwa
budaya itu dipelajari dan bukan hanya dinilai.
Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoronigrat mendefinisikan bahwa kebudayaan
sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.

Ada 2 hakikat komunikasi yaitu Enkulturasi dan Akulturasi:
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) yang
ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari
kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar,
bukan melalui gen. orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga
keagamaan. Dan Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang
dimodifikasi melauli kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lain.
Fungsi komunikasi antarbudaya secara pribadi adalah fungsi-fungsi
komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber
dari seorang individu. Dan secara sosial yaitu pengawasan antara
komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling
mengawasi.
Dalam Komunikasi antarabudaya terdapat perbedaan dalam cara
berkomunikasi antara orang yang satu dengan yang lainnya. Misalnya,
perbedaan ketika berkomunikasi dengan teman tentu akan berbeda ketika
berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dari kita atau lebih muda. Hal
inilah yang dinamakan dengan konteks dalam komunikasi. Perbedaan cara
berkomunikasi itu adalah hal yang sangat wajar dikarenakan situasi
psikologis dan sosial.
3. Mencapai
Kepekaan
Antar
Budaya
Menghidari Etnosentrisme Menjembatani Kesenjangan

Keyakinan pada superioritas ras


Mengembangkan kompetensi budaya sering
seseorang, cenderung menyebabkan kita
memerlukan perubahan sikap.
menghakimi orang lain menurut nilai-nilai
kita sendiri.

Toleransi Menjaga muka

Salah satu sikap yang. sangat diperlukan Menjaga muka mungkin memerlukan
dalam mencapai kepekaan multimedia. ketidaklangsungan untuk menghargai
perasaan dan martabat orang lain.
Kesabaran. Toleransi kadang-kadang
melibatkan bersikap sabar dan diam.
4.
Meningkatkan
Komunikasi
Dengan
Audiansi
Multibudaya
Menyesuaikan pesan bagi Audiensi Multibudaya.
Sebagai komunikator bisnis, kita perlu memberikan perhatian khusus pada bidang-
bidang komunikasi spesifik untuk meningkatkan efektifitas pesan antar budaya.
Beberapa saran bagi komunikator bisnis menggunakan bahasa inggris sebagai
bahasa kedua:

Pelajari ungkapan ungkapan asing, Saran-saran menyampaikan


Gunakan bahasa inggris sederhana, pesan tertulis:
Berbicara dengan pelan dan ucapkan Pakai format lokal
dengan jelas, Gunakan kalimat-kalimat
Amati pesan mata, singkat dan paragraf pendek
Dorong umpan balik akurat, Hindari ungkapan-ungkapan
Sering-sering memeriksa pemahaman, ambigu
Terima kesalahan, Usahakan kejelasan
Dengarkan tanpa menyela, Gunakan tata bahasa yang
Jangan lupa tersenyum, benar
Tindak lanjuti dalam tulisan, Kutip angka dengan hati-hati
sesuaikan organisasi, nada, dan
gaya dengan pembaca
5. Pesan Tertulis

Menulis bisa jadi merupakan kegiatan yang sangat dekat dengan
pekerjaan kita sehari-hari. Mulai dari urusan bisnis, pemerintahan,
seni sastra sampai dunia akademik tak pernah lepas dari kegiatan
tulis-menulis. Menulis menjadi keterampilan penting yang berguna
dalam kegiatan sehari-hari. Menulis dapat pula dianggap sebagai
salah satu cara berkomunikasi.
Kelebihan Komunikasi Tulis
Pertama, komunikasi tertulis lebih tahan lama. Artinya,
komunikasi tertulis memiliki bentuk fisik baik berupa kertas,
kulit binatang maupun prasasti batu. Sedangkan komunikasi
lisan tidak memiliki bentuk fisik.
01
Kedua, komunikasi tertulis berlangsung secara massive
dan dinamis. Komunikasi lebih bisa direncanakan dan
02 disusun ketika disampaikan melalui media tulisan.
Komunikator dapat menyusun pesan, menggunakan
kata-kata pilihan, memilih topik tertentu dan
memperkirakan respon dari audience. Sehingga proses
komunikasi bisa dievaluasi dan dikembangkan.
03

Ketiga, ketika kita tidak memahami sesuatu hal dari apa yang kita baca atau kita
menemui kata asing, kita bisa mengulangi beberapa paragraf sebelumnya,
menggunakan kamus atau bertanya kepada seseorang untuk memahaminya.
Berbeda dengan komunikasi lisan yang berlangsung hanya sekali, kita tentu tak
bisa serta merta meminta pembicara untuk mengulangi kalimat yang tidak kita
pahami.
Kelemahan Komunikasi Tulis
Pertama, keterbatasan jumlah
Kedua, kata bersifat ambigu
kata yang tersedia untuk
dan kontekstual. Setiap kata
mewakili objek atau perasaan.
(meskipun sama) berpotensi
Tidak semua benda, peristiwa,
untuk dimaknai secara
perasaan dapat diwakili oleh
berbeda oleh orang yang
kata yang berbeda. Suatu kata
berbeda. Perbedaan makna
hanya mewakili realitas, tetapi
tersebut dipengaruhi oleh
bukan merupakan realitas itu
latar belakang tiap orang
sendiri. Kata hanya bisa
yang tentunya berbeda.
mewakili sebagian dari realitas,
Pemaknaan kata juga perlu
bukan keseluruhan realitas.
memperhatikan konteks
Keterbatasan bahasa dalam
kalimatnya.
mewakili realitas tampak pada
penggunaan kata sifat.

Ketiga, kata-kata mengandung bias budaya. Budaya sangat


mempengaruhi bahasa. Menurut hipotesis Sapir-Whorf (Griffin,
2003:30) menyatakan bahwa struktur bahasa suatu budaya
membentuk persepsi dan perilaku manusia.
6. Menguasai
Etika Antar
Budaya
Ketika seseorang berkomunikasi, mereka cenderung menggunakan asumsi
budayanya sendiri, dimana mengangap orang lain mempunyai budaya,
bahasa, dan persepsi seperti dirinya. Dengan demikian kita memperlakukann
orang lain seperti kita ingin diperlakukan. Namun demikian, apabila yang diajak
berkomunikasi tersebut kebetulan orang yang berbeda budaya dengan sender,
maka audience akan menerima pesan seperti persepsinya sendiri.
Pemahaman ini memunculkan cara pandang baru dalam berhubungan dengan
audience, sender perlu memahami budaya audience dan memperlakukan
sebagaimana merka ingin diperlakukan. Untuk itu sender perlu meningkatkan
pemahaman budaya asing tersebut dari beberapa aspek berikut: kontekstual,
etikal, sosial, dan non verbal. Perbedaan dari aspek kontekstual Perbedaan
kontekstual merupakan salah satu aspek yang membedakan antara budaya
satu dengan budaya lain. Konteks budaya (cultural context) merupakan pola
dari isyarat fisik, stimuli lingkungan, dan pesan implisit yang dikirimkan dalam
komunikasi diantara anggota budaya tersebut.
Dengan demikian antaran budaya
satu akan berbeda dengan budaya
lain dalam
aspek kontekstual.Dalam analisis
lebih lanjut, perbedaan kontekstual
ini tidak selalu berada pada dua
Konteks budaya pada
kutub yang saling bertentangan, tingkat rendah
namun dapat digambarkan dalam Konteks budaya pada
satu garis kontinum. Bagaimana tingkat menengah
perbedaan kontekstual dari Konteks budaya
beberapa negara dapat pada tingkat tinggi
digambarkan sebagai berikut:
Konteks budaya pada
tingkat rendah
Konteks budaya pada tingkat rendah artinya bahwa pada budaya
tersebut lebih menekankan pada komunikasi verbal baik secara lisan
maupun tertulis dan kurang memperhatikan pada pesan non verbal.
Dalam prakteknya apa yang ingin disampaikan dantindakan yang
diharapkan dari audience dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat.
Orang dengan konteks budaya rendah jikaada yang menyela sementara
ia belum selesai berbicara akan mengatakan tunggu sampai saya
selesai berbicara. Orang-orang dari Jerman, Skandinavia dan Amerika
pada umumnya dengan konteks budaya pada tingkat rendah.
Konteks budaya
pada tingkat tinggi
Konteks budaya pada tingkat tinggi artinya bahwa budaya tersebut
kurang menenkankan pada komunikasi verbal, tetapi lebih menekankan
pada komunikasi non verbal dan situasi yang dibentuk dalam
menyampaikan pesan. Sender mengharapkan audience memahami
pesan yang disampaikan secara tidak langsung dari kata-kata yang
disampaikan dan bahasa tubuh (gesture) yang menyertainya. Di dalam
masyarakatnya sendiri aturan hidup sehari-hari tidak dinyatakan secara
eksplisit dan langsung, tetapi dengan mempelajari isyarat-isyarat seperti
bahasa tubuh, intonasi suara, dan tatapan mata dan bagaimana
memberikan tanggapan yang diharapkan. Negara-negara yang
masyarakatnya termasuk dalam konteks budaya tinggi adalah Jepang,
China, Arab.
Konteks budaya pada
tingkat menengah
Konteks budaya pada tingkat sedang artinya bahwa pada budaya tersebut
penyampaian pesan dengan komunikasi verbal maupun non verbal pada tingkat
yang relatif sama. Dalam menyampaikan pesan, inti pesan dinyatakan secara
eksplisit dan sekaligus disertai dengan komunikasinon verbal. Negara-negara
dengan konteks budaya pada tingkat menengah misalnya Italia dan Spanyol.
6.
Menguasai
Etika Antar
Budaya
Budaya yang Berbeda di Tempat Kerja Karena adanya interaksi dengan karyawan asing
atau interaksi dengan karyawan dari satu negara tetapi dengan budaya yang berbeda,
menyebabkan adanya budaya yang berbeda di tempat kerja. Sebagai contoh,

Yulies seorang Sitorus dari Batak


karyawan yang menganut
general budaya batak
Electric berinteraksi
Sleman dengan
Yogyakarta
dari suku Jawa
(budaya Jawa)
Dalam hubungan kerjanya, seperti dalam rapat, diskusi,
pembuatan laporan, kooordinasi akan terjadi perbedaan bahasa.
Apa
Pertama, yang
harus perlu
memahami dipersiapkan
bahasa seorang
yang dipahami oleh karyawan
bahkan ketika perbedaan bahasa sudah dapat diatasi, ia masih
lain. Dengan menggunakan bahasa yang saling dipahami oleh
pekerja
menghadapi yang
perbedaan bekerja
budaya. Pada di perusahaan
perusahaan multinasional,
komunikator (sender) maupun oleh komunikan (receiver), proses
perusahaan mempekerjakan dan mentransfer karyawan dari
multinasional?
komunikasi akan berjalan lancar.
berbagai negara, kecenderungan munculnya hambatan
komunikasi semakin besar.
Pemahaman budaya yang dipahami oleh karyawan lain ini biasanya menggunakan
bahasa Inggris. Sebaiknya setiap pekerja berusaha sendiri untuk memahami budaya
dari rekan kerjanya, sehingga dapat membantu kelancaran kerja. Namun demikian,
dari pihak perusahaan seharusnya juga ikut berperan, misalnya dengan membuat
suatu program yang memungkinkan karyawan saling memahami budaya rekan kerja
lainnya. Misalnya membuat program pertukaran karyawan antarcabang dengan
budaya yang berbeda.Selain berbeda dalam bahasa dan budaya, karyawan di
tempat kerja akan berbeda dalam hal fisik, usia, jenis kelamin, status sosial, dan
pendidikan. Pada satu perusahaan akan ditemukan tenaga kerja dengan berbagai
budaya. Sebagai contoh suatu perusahan dengan skala lokal seperti BPD DIY, tenaga
kerja yang ada didalamnya selain dari DIY dan Jawa Tengah ada yang berasal dari
Nias, Bangka, Palembang, Batak, Jawa Barat dan lain-lain.
Ada pertanyaan?
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai