Anda di halaman 1dari 8

CASE BASED LEARNING

Kelompok 1 :
PEMICU
Laki2 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa BAK
sejak 12 jam SMRS. Terdapat keluhan harus mengedan,
pancaran BAK lemah, tidak lampias dan sering BAK malam
sejak 1 bulan yang lalu. Tidak terdapat hematuria, BAK keruh,
passing stone dan nyeri pinggang. Riwayat penurunan BB
disangkal. DM dan stroke disangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan,
sadar penuh, tanda vital baik. Status urologi: CVA: NT -/-, NK -
/- ; SS: buli penuh, NT +, GE: ttak ada kelainan. RT: protat kesan
membesar, evaluasi tidak bisa dilakukan karena pasien merasa
kesakitan.
KONDISI EMERGENSI PADA PASIEN
Bladder decompression
kateter uretra
Retensi kateter suprapubik

Inisiasi terapi alfa blocker


Urin Akut Inisiasi terapi 5alfa reductase inhibitor
jika prostat volume >40 ml
PSA > 1,5 ng/ml

hilangkan faktor - faktor pencetus


evaluasi terapi akut manajemen sistitis/infeksi
konstipasi
nyeri
konsumsi obat - obatan : antikolinergik,
antiaritmia, antihistamin, sedatif
KONDISI EMERGENSI PADA PASIEN
Kateter intermitten
Katerisasi pengambilan urin steril sebagai sampel
meringankan gejala distensi vesica
Urin dekompresi vesica
menghitung urin residual

Kateter jangka pendek


KONTRAINDIKASI : pasca bedah dan pasien kritis untuk
monitoring urin output
mencegah obstruksi uretra dari pembekuan
1. Trauma dengan suspek darah
uretoinjury prosedur bedah yang melibatkan pelvis atau
2. Post-operative urology abdomen
3. Striktur uretra atau Kateter jangka panjang
impossible insertion refractory bladder outlet obstruction
neurogenic bladder with urinary retension
Retensi urin kronik dan berkepanjangan
PROSEDUR KATERISASI URIN

Persiapan
anestesia topikal lidocaine
gel 2%
peralatan :
povidone -iodine
sterile cotton
sarung tangan steril
aquades
spuit 10 ml
urin bag
kateter uretra
BLADDER DECOMPRESSION
Eksklusi trauma dan uretral disruption

Standard kateter 16F

Jika ada curiga striktur ukuran kateter lebih kecil

Jika ada pembesaran prostat pilih coude tip catheter

Jika tidak bisa pakai kateter suprapubic tube placement.


Harus full bladder, posisi Trendelenburg, dan USG guidance
Benign Prostate Hypertrophy (BPH),
keganasan prostat, meatal stenosis,
Obstruktif bladder calculi, keganasan buli, stole
impaction, keganasan intraabdomen,
striktur uretra, benda asing, edema.

Infeksi dan Prostatitis, abses prostat, balanitis,


Inflamasi sistitis, urethritis, GBS.

KEMUNGKINA
Lainnya Trauma pelvis, trauma uretra, komplikasi post-
op, psikogenik N DIAGNOSIS
PENYEBAB
Obat- Muscle relaxant (diazepam), antidepresan
(amitriptilin), antikolinergik (atropine),

obatan antiaritmia (procainamide), NSAID


(indometasin)
Selius BA, Subedi R. Urinary
retention in adults: Diagnosis
Saraf perifer atau otonom GBS, DM, and initial management. Am
Neurologik pembedahan mayor pelvis
Saraf pusat stroke, MS, tumor SSP, abses
Fam Phys. 2008. 77(5):643-50
EDUKASI APA SAJA YG HARUS ANDA
BERIKAN PADA PASIEN DAN
KELUARGA SEBELUM MERUJUK?
Edukasi
Hal yang sedang dialami retensi urin (ketidakmampuan
mengosongkan kandung kemih) ec obstruksi (BPH), masalah
persarafan, penggunaan obat-obatan, kelemahan otot kandung
kemih
Alarm sign
gejala retensi urin akut (sama sekali tidak dapat BAK, nyeri, begah)
Komplikasi: gejala ISK, kerusakan ginjal dan kandung kemih
Rencana pemeriksaan untuk meneggakan diagnosis, serta
perencanaan terapi dan target terapi

https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/urinary-retention

Anda mungkin juga menyukai