Anda di halaman 1dari 67

Case Report

Demam Dengue + Demam Tifoid

Disusun oleh:
Annisa Eka Nova Wulandari
1102011032

Pembimbing :
dr. Endang Poerwati, Sp.A
Jenis Kelamin:
Nama : An FS Agama : Islam
Perempuan

Alamat :
Umur : 12 th / 27 Tgl Masuk:
Feb 2004 Susukan, Pasar
Rebo 20 Juli 2016

Jenis kelamin : Tgl Keluar:


Nama Orangtua:
Perempuan 28 Juli 2016

Tgl Pemeriksaan:
BB : 35 kg TB : 145 kg
27 Juli 2016
Biodata Orang Tua
Ayah Ibu
Tn. Agus Ny. Fitri
45 th 42 th
Pendidikan Terakhir D3 SMA
Karyawan Ibu Rumah Tangga
Islam Islam
Anamnesis
Autoanamnesia + Alloanamensis
Pada pasien dan ibu pasien

Keluhan Utama
Riw.Penyakit Sekarang
Demam Sejak 4 hari
SMRS
Demam dirasakan
mendaak
Tinggi dan
Riw. Penyakit Dahulu
Turun hanya jika setelah Gusi berdarah (-) RPK
minum obat Pasien belum pernah
Mimisan (-)
mengalami keluhan
Keluhan di sertai pusing, Bintik merah dikulit yang sama
linu-linu di persendian Kaka pasien 1
(-) minggu yang lalu
Mual & muntah (-) Nyeri perut (-) mengalami demam 3
BAB hitam seperti hari, tetapi membaik
aspal(-) dan tidak sampai di
bawa ke RS
Obstetric P2A0 Kelahiran
Hiperemesis Gravidarum (-), Dirawat
Lahir SC di RSU Pasar Rebo
selama hamil (-)

Minum obat-obatan (-), Merokok (-),


BB lahir 2900 gr, PB (lupa)
Alkohol (-)

Lahir langsung menangis, tidak ada


Rutin kontrol ke Dokter Kandungan cacat. Kesan Bayi lahir SC neonatus
cukup bulan sesuai masa kehamilan
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

Pertumbuhan gigi pertama: 7 bulan


Perkembangan psikomotor:
Mengangkat kepala: 3 bulan
Meraih benda: 5 bulan
Tengkurap: 6 bulan
Duduk: 8 bulan
Merangkak: 9 bulan
Berdiri: 10 bulan
Berjalan: 12 bulan
Berbicara 7 10 kata: 13 bulan
Riwayat Makanan
Makanan yang dikonsumsi saat ini
Kesan, Imunisasi dasar lengkap
Imunisasi Ibu pasien mengaku selalu mengikuti jadwal
imunisasi dari posyandu

Riw. Sosial Ayah pasien seorang satpam disebuah kantor


penghasilan setiap bulan 4 juta, ibu pasien
Ekonomi seorang ibu rumah tangga

Pasien tinggal bersama ayah ibu dan kakanya,


Lingkungan mereka saat ini masih mengontrak.
Pasien sekolah di SD negri kelas 6.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Tampak Sakit Berat

Kesadaran
Somnolen
GCS : E4 V5 M6
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi: 97 x/min
Frekuensi Nafas: 28 x/min
Suhu: 38,6oC
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Normocephal, rambut hitam merata,
tidak mudah di cabut
Mulut
Mata Sianosis per oral (-), mukosa bibir basah (-)
Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-
), Refleks cahaya (+/+), Pupil bulat isokor Leher
3mm/3mm, cekung (-/-) KGB tidak teraba membesar, trakea tidak
deviasi
Hidung Kaku Kuduk (-)
Pernafasan cuping hidung (-), deviasi
septum (-) sekret (-) Thorak

Telinga Retraksi sternal (-)

Normotia, normosepta, serumen (-)


Pemeriksaan Fisik
Jantung Paru Abdomen Akral

Inspeksi: Iktus kordis


Inspeksi : Bentuk dada Inspeksi : Cembung, Akral hangat
tampak di sela iga V mid
clavicula sin simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya CRT <2
Palpasi: Iktus kordis
teraba di sela iga V mid- tampak retraksi dinding distensi Edema (-)
klavikula sinistra dada saat bernafas Auskultasi: BU (+) di Turgor baik
Perkusi:
Batas atas jantung di Palpasi : Tidak teraba seluruh regio abdomen
Rash (-) Petekie (-)
sela iga 3 garis sternal
adanya massa pada Palpasi: supel, nyeri
kiri Pada keempat
Batas kanan jantung di dinding dada tekan (-), defans
sela iga 4 garis sternal ekstremitas tidak
kanan Perkusi : Sonor pada muskular (-)
didapatkan adanya
Batas kiri jantung di kedua lapang paru Perkusi : Timpani pada deformitas
sela iga 4 garis
midklavikula kiri Auskultasi: Suara nafas seluruh lapang
Auskultasi: Bunyi
jantung I-II ireguler, vesikular (+/+), rhonki (- abdomen
tidak ada murmur, tidak /-) wheezing (-/-)
ada gallop.
Status Gizi
Klinis : Tampak Baik
Antropometris
- Berat Badan (BB) : 45 kg
- Tinggi/Panjang badan : 150 cm
- BMI : Berat badan / (TB * TB)
: 20

Simpulan status gizi : Normoweight


BB : 45 kg
TB : 150 cm
BB/TB optimal : 43 kg
BB aktual/BB optimal x
100%
45/43 x 100% = 104,6%

GIZI BAIK
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Penunjang
Resume
Pasien seorang anak perempuan, usia 12 tahun, datang
dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari SMRS, demam terus
menerus dan hanya turun jika setelah minum obat paracetamol.
Keluhan gusi berdarah, mimisan, adanya petekie pada kulit
disangkal, BAB hitam disangkal. Pasien sebelumnya sudah
meminum paracetamol tapi keluhan tidak membaik. Dari
anamnesa ini merupakan keluhan yang pertama kali bagi pasien,
dan dilingkungan sekitar pasien tidak ada yag mengalami
keluhan yang sama.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu pasien saat
datang 38,6 C, tidak diapatkan adanya pembesaraan organ, dan
tidak ditemukan adanya petekie. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan adanya trombositopenia pada demam hari ke 4
sampai 7, pada hari ke 7 dilakukan pemeriksaan serologi widal
dengan hasil S. Typhi O (+) 1/320 .
Diagnosa
Tatalaksana
Non Medika Mentosa
Rawat inap
Tirah baring
Diet lunak
Perbanyak minum

Medika Mentosa
Rehidrasi dengan menggunakan Ring As 5cc/ kgBB/ jam
Inj. Sanmol 3 x 350 mg bila demam
Planning
Cek Darah Lengkap setiap pagi
Prognosis

Quo Ad Vitam

Ad Bonam

Quo Ad Functinam

Ad Bonam

Quo Ad Sanactionam

Ad Bonam
FOLLOW UP
TERLAMPIR
DEMAM DENGUE
DEFINISI

Demam Penyakit infeksi oleh virus dengue


Dengue
Perembesan plasma , ditandai oleh
DHF hemokonsentrasi atau penumpukan
cairan di rongga tubuh.

DSS DHF + Kegagalan Sirkulasi


Etiologi

Virus Flavivirus
Dengue

Aedes Aegypti
Vektor A. Albopictus
Epidemiologi
Indonesia wilayah endemis.
Insiden DBD di Indonesia :

41 per 100.000
penduduk
( 2010 )
35 per 100.000
penduduk
( 1998 )
6-15 per
100.000
penduduk
( 1989 1995 )
Patogenesis
Sign & symtomp
Demam Dengue :
- Demam tinggi mendadak 2-7 hari
- Nyeri kepala , retro-orbital
- Mialgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan ( petekie / uji bendung +)
DHF :
- Demam tinggi mendadak 2-7 hari
- Manifestasi perdarahan (Uji bendung +, Petekie, ekimosis,
purpura, perdarahan mukosa, hematemesis/melena. )
- Trombositopenia
- Tanda kebocoran plasma ( Ht > 20 %, Ht > 20% setelah
mendapat terapi cairan, efusi pleura, asites, hipoproteinnemia
)
DSS :
- Seluruh kriteria DHF + Kegagalan Sirkulasi
- Nadi cepat dan lemah
- TD ( 20 mmHg )
- Kulit dingin
- Gelisah
DERAJAT GEJALA lABORATORIUM
DD Demam + 2/> tanda sakit kepala, -Leukopenia
mialgia, atralgia. -Trobositopenia

DHF I Uji bendung + Bukti kebocoran plasma +

DHF II Perdarahan Spontan Bukti kebocoran plasma +

DHF III Kegagalan Sirkulasi Bukti kebocoran plasma +

DHF IV Syok Berat + TD dan Nadi tidak Bukti kebocoran plasma +


terukur
Penunjang

Darah Isolasi
Rutin Virus

RT
Lab IgM &
PCR IgG

Ns1Ag
Penunjang
Foto
thorax
RLD

Radiologi

USG
Diagnosis banding

Demam
Chikungunya Leptospirosis
Tifoid
Penatalaksanaan
Non Farmakologi :
- Tirah baring
- Pemberian makanan dengan gizi yang cukup
- Cukup cairan
Penanganan dbd tanpa syok
Keluhan DBD
WHO 1997

Hb, Ht Normal,
Hb, Ht, Trombo Hb, Ht Normal, Hb, Ht
Trombo 100.000
Normal Trombo <100.000 Trombo N/
150.000

Observasi
Rawat Jalan Rawat Inap
Periksa Hb,Ht,Lk,
Trombo/ 24 jam
Suspect DHF

Hb, Ht Normal, Infus Kristaloid


Trombo<100.000 Hb,Ht, Trombo / 24 jam

Hb, Ht 10-20% Infus Kristaloid


Trombo <100.000 Cek Hb,Ht, Trombo / 12 jam

Hb, Ht > 20% Protokol pemberian cairan


Trombo <100.000 DBD dengan Ht > 20 %
DSS
EDUKASI
PENCEGAHAN
DEMAM TIFOID
Definisi

Demam Tifoid adalah penyakit sistemik yang


ditandai dengan demam dan nyeri perut yang
diakibatkan oleh penyebaran kuman
Salmonella typhi dan Samonella paratyphi
Epidemiologi
Surveilan Th 1990 frek 9,2/10000 pddk
Th 1994 frek 15,4/10000
Depkes pddk

terjadi peningkatan kasus


Survei RS

Bervariasi di tiap daerah


Insidens Rural 157/100000, urban
760-810
Penyebaran tifoid di Dunia
Patofisiologi
Air/makanan terkontaminasi
kuman

Sebagian dimusnahkan di dalam


lambung

Sebagian lolos ke usus dan


berkembang

Bila respon imun << kuman


menembus sel epitel ( sel M)
Lanj patofisiologi
Menembus lamina propria difagosit
oleh makrofag

Dibawa oleh makrofag ke plak payeri


ileum

Menjalar ke KGB mesentrika

Melalui duktus torasikus aliran darah


sistemik (bakteriemia I = asimptomatik)
Lanj patofisiologi
Menyebar ke seluruh sistem RES ( hati & limfa)

Berkembang di dalam organ hati dan limfa

Masuk ke aliran darah kembali (bakteriemia II


=simptomatik ) gejala klinis sistemik

Dari hati empedu sebagian dikeluarkan


dikeluarkan bersama feses, sebagian di serap
kembali (proses berulang)
Lanj Patofisiologi
Di Plak payeri sistem imun
(hipersensitifitas tipe IV) hiperplasia
jaringan nekrosis jaringan

Erosi pembuluh darah perdarahan

Perkembangan limfonodi meningkat


Perforasi
Gejala Klinis
Setelah Masa inkubasi = 10-14 hari
Gejala klinis

Gejala Klinis bervariasi dari ringan, sedang sampai berat


dan dapat berakhir dengan kematian
Minggu I
Demam (meningkat perlahan2 terutama di sore hari)
Nyeri kepala
Anoreksia
Obstipasi
Atau diare
Mual muntah
Rasa tidak enak diperut
Epistaksis
Batuk dll
Minggu II
Gejala-gejala lebih jelas
Demam
Bradikardi relatif
Lidah berselaput
Hepatosplenomegali
Meteorismus
Gangguan mental: somnolen, stupor, koma, delirium atau
psikosis
Roseola (jarang ditemukan pada orang indonesia)
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan rutin
Darah perifer lengkap: paling sering leukopeni, dapat normal atau
leukositosis
Anemia ringan
Trombositopenia
LED meningkat
SGOT dan SGPT meningkat
Uji Tubex
Uji semikuantitatif kolorimetrik yang cepat (menit)
Mendeteksi antibodi anti-S.typhi 09
Dapat mendeteksi penyakit secara dini (hari ke 4-5 )
Sensitifitas dan spesifisitas kuat

Skor Interpretasi Keterangan


<2 Negatif Tidak menunjukkan infeksi aktif
3 Borderline Tidak dapat disimpulkan ulang
4-5 Positif Infeksi tifoid aktif
>6 Positif Indikasi kuat infeksi tifoid
Typhidot
Mendeteksi antibodi IgM dan IgG pada membran luar S typhi
Hasil positif dapat ditemukan 2-3 hari
Sensitifitas dan spesifitas baik
Reinfeksi igG meningkat IgM sulit dideteksi
Uji Dipstick
Khusus mendeteksi IgM spesifik yang ada pada serum atau
WB
Mudah dan cepat (1 hari)
Akurat bila pemeriksaan setelah 1 minggu gejala
Kultur darah
Hasil biakan positif memastikan demam tifoid
Hasil negatif tidak menyingkirkan
Dipengaruhi oleh:
Pemberian antibiiotik
Volume darah kurang
Darah mesti langsung dimasukkan ke dalam media empedu
Riwayat vaksinasi
Pengambilan darah lebih dari 1 minggu aglutinin
meningkat
Penatalaksanaan
Istirahat dan Mencegah komplikasi
perawatan Mempercepat kesembuhan

Diet dan Mengembalikan rasa nyaman


penunjang Mengembalikan kesehatan

Menghentikan dan mencegah


Antibiotika penyebaran kuman
Istirahat dan perawatan
Tirah baring= aktivitas ditempat
Menjaga kebersihan
Posisi cegah dekubitus dan pneumonia ortostatik
Antibiotika
Kloramfenikol
Di Ina pilihan utama
Dosis 4 X 500 mg s/d 7 hari bebas demam
Penurunan demam rata2 setelah 5 hari

Tiamfenikol
Dosis hampir sama dengan kloramfenikol
Penurunan demam rata2 setelah 5 hari
Supresi sumbsum tulang lebih rendah
Tabel pilihan Antibiotik
Lanj. Antibiotik
Kortikosteroid
Diindikasikan pada tifoid toksik atau demam tifoid yang
mengalami syok septik
Komplikasi
Komplikasi lain yang dapat terjadi berupa disseminated
intravascular coagulation, hematophagotic syndrome,
pankreatitis, hepatitis, miokarditis, orkitis, glomerulonefritis,
pieloneftitis, pneumonia berat, arthritis, osteomielitis. Namun
komplikasi ini sudah jarnag terjadi akibat pemberian antibiotik
yang tepat

Anda mungkin juga menyukai