Kriteria diagnosis:
1. Simptom
Perubahan kepribadian (terlihat aneh)
Tipe katatonik (gelisah, stupor)
Psikosis paranoid (depersonalisasi, derealisasi, waham)
Halusinasi kronis
2. Perjalanan penyakit (kurang lebih 5 tahun)
First rank symptom
Audible thought, voices arguing / discussing,
voices commenting, somatic passivity
experiences of influenced thought, thought
broadcasting, delusional persepsi.
Second rank symptom
Gangguan persepsi lain, ide yang bersifat waham
tiba-tiba, kebingungan, perubahan mood depresi
dan euforik, kemiskinan emosi.
Seorang psikiater dan filosof, penyumbang
utama berdirinya psikoanalisis.
Mendekati psikopatologi dengan gagasan tidak
terdapat kerangka kerja konseptual atau prinsip
dasar yang kuat.
Dia tertarik pada fenomena penyakit mental
dan perasaan subyektif pasien yang menderita
gangguan jiwa.
Pekerjaannya telah menyamakan pengertian
psikologis dari tanda dan gejala skizofrenia,
seperti waham dan halusinasi.
Prevalensi 1 1,5 % dari populasi di dunia.
Insiden 1 / 10.000 orang per tahun.
Jenis Kelamin: laki-laki = wanita
laki-laki >>> gejala negatif (fungsi sosial wanita
lebih baik
Usia: puncak onset laki-laki 15-25 thn,
perempuan 25-35 thn.
Individu dengan Skizofrenia 60-70% tidak pernah
menikah.
20%-50% penderita Skizofrenia mencoba bunuh diri,
10% berhasil melakukannya.
Seseorang yang rentan (diatesis)
terkena stresor lebih mudah.
Genetik : kromosom X 1, 3, 5, 11
dihubungkan dengan COMT (catechol-O-
Methyl Transferase) dalam encoding
dopamin.
Lingkungan emosional yang tidak stabil,
stresor sosial, diskriminasi, sosial
ekonomi rendah (down ward drift
hipotesis) Skizofrenia >>
Terdapat beberapa riwayat bahwa faktor
genetik cukup mempengaruhi timbulnya
penyakit skizofrenia.
Kecenderungan seseorang menderita
skizofrenia berhubungan dengan kedekatan
hubungan keluarga (>> pada derajat
pertama dan kedua)
Kembar monozigot 4-5 x dizigot
9 linkage sites: 1q, 5q, 6p, 6q, 8p, 10p,
13q, 15q dan 22q
Genetik
Faktor
rentan SKIZOFRENIA
lingkungan
skizofrenia