Anda di halaman 1dari 22

PNEUMOTORAKS

DEFINISI

Udara dalam kavum pleura ini


DEFINISI
dapat ditimbulkan oleh :
keadaan dimana terdapat
1. Robeknya pleura visceralis
udara atau gas dalam rongga
2. Robeknya dinding dada
pleura
dan pleura parietalis
EPIDEMIOLOGI

- Laki-laki lebih sering


- 9 per 100.000 orang per
daripada wanita, dengan
tahun mengalami
perbandingan 5 : 1
pneumothorax
- Pada pria, resiko
- penderita dewasa yang
pneumothorax spontan akan
berumur sekitar 20 - 40
meningkat pada perokok
tahun
berat dibanding non perokok
KLASIFIKASI
A. Berdasarkan Penyebabnya
1. Pneumotoraks spontan yaitu setiap
pneumotoraks yang terjadi secara tiba-tiba tanpa
adanya suatu penyebab
Pneumotoraks spontan primer, yaitu pneumotoraks
yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya
atau tanpa penyakit dasar yang jelas
Pneumotoraks spontan sekunder, yaitu
pneumotoraks yang terjadi dengan didasari oleh
riwayat penyakit paru yang telah dimiliki sebelumnya
(tanpa adanya trauma)
2. Pneumotoraks traumatik,
yaitu pneumotoraks yang terjadi
akibat adanya suatu trauma, baik
trauma penetrasi maupun bukan,
yang menyebabkan robeknya
pleura, dinding dada maupun
paru
Pneumotoraks traumatik non-
iatrogenik, yaitu
pneumotoraks yang terjadi
karena jejas kecelakaan,
misalnya jejas pada dinding
dada, barotraumas.
Pneumotoraks traumatik
iatrogenik, yaitu
pneumotoraks yang terjadi
akibat komplikasi dari tindakan
medis.
B. Berdasarkan jenis fistulanya,
maka pneumotoraks dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga
jenis, yaitu:
1. Pneumotoraks Tertutup
(Simple/Close Pneumothorax)
Pada tipe ini, pleura dalam
keadaan tertutup (tidak ada jejas
terbuka pada dinding dada),
sehingga tidak ada hubungan
dengan dunia luar.
2. Pneumotoraks Terbuka (Open
Pneumothorax), Yaitu
pneumotoraks dimana terdapat
hubungan antara rongga pleura
dengan bronkus yang merupakan
bagian dari dunia luar (terdapat
luka terbuka pada dada)
3. Pneumotoraks Ventil
(Tension Pneumothorax)
Adalah pneumotoraks
dengan tekanan
intrapleura yang positif
dan makin lama makin
bertambah besar karena
ada fistel di pleura
viseralis yang bersifat
seperti katup
C. Menurut luasnya paru yang mengalami
kolaps
1. Pneumotoraks parsialis, yaitu pneumotoraks
yang menekan pada sebagian kecil paru (< 50%
volume paru).
2. Pneumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks
yang mengenai sebagian besar paru (> 50%
volume paru)
ETIOLOGI
1. Trauma thorax
2. Penyakit paru sebelumnya seperti emfisema,
fibrosis kistik, atau penyakit paru intersisial,
TBC
3. Spontan : biasanya akibat rupture blep pleura
yang kecil
4. Iatrogenik : akibat biopsy paru, aspirasi dada,
operasi thorax
5. Penggunaan obat-obatan kortikosteroid
DIAGNOSA
A. Anamnesa
Dari anamnesis keluhan utama yang diungkapkan
penderita adalah
1. nyeri dada disertai sesak nafas yang timbul
secara mendadak.
2. Batuk sering kali ditemukan.
3. Rasa nyeri bersifat menusuk di daerah
hemitoraks yang terserang dan bertambah berat
pada saat bernafas, batuk dan bergerak.
4. Sesak nafas makin lama makin hebat akibat
pengempisan paru yang terkena dan gangguan
pengembangan paru yang sehat.
Gejalanya bisa berupa :
- Nyeri dada tajam yang
timbul secara tiba-tiba, dan
semakinnyeri jika penderita Gejala-gejala tersebut
menarik nafas dalam mungkin timbul pada saat
atau terbatuk istirahat atau tidur. Gejala
- Sesak nafas lainnya yang mungkin
- Dada terasa sempit ditemukan:
- Mudah lelah - Cemas, stres, tegang
- Denyut jantung yang - Tekanan darah rendah
cepat (hipotensi).
- Warna kulit menjadi
kebiruan akibat kekurangan
oksigen.
B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Dapat terjadi
Palpasi
pencembungan pada
- Pada sisi yang sakit,
sisi yang sakit (hiper
ruang antar iga dapat
ekspansi dinding dada),
normal atau melebar,
- Pada waktu respirasi,
- Iktus jantung terdorong
bagian yang sakit
ke sisi toraks yang sehat
gerakannya tertinggal,
- Fremitus suara
- Trakea dan jantung
melemah atau
(ictus cordis) terdorong
menghilang pada sisi
ke sisi yang sehat ,
yang sakit
deviasi trakhea, ruang
interkostal melebar,
Perkusi
- Suara perkusi pada sisi
sakit, hipersonor sampai
timpani dan tidak
Auskultasi
menggetar,
- Pada bagian yang sakit,
- Batas-batas jantung
suara napas melemah
terdorong ke arah toraks
sampai menghilang
yang sehat, apabila
- Suara vokal melemah
tekanan intrapleura tinggi
dan tidak
dan diafragma yang
menggetar serta
terdorong ke bawah.
bronkofoni negative
- Pada tingkat yang berat
terdapat gangguan
respirasi/sianosis,
gangguanvaskuler/syok.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Rontgen
a. Tampak hiperlusen (lebih gelap) tanpa corakan jaringan
paru dan paru yang kolaps akan tampak garis yang
merupakan tepi paru.
b. Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti
massa radio-opaque yang berada di daerah hilus.
c. Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang
sehat, spatium intercosta melebar, diafragma mendatar
dan tertekan ke bawah. Apabila ada pendorongan jantung
atau trakea ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar
telah terjadi pneumotoraks ventil dengan tekanan intra
pleura yang tinggi.
2. Analisis gas darah dapat memberikan
gambaran hipoksemi.
3. CT-scan thorax lebih spesifik untuk
membedakan antara emfisema bullosa dengan
pneumotoraks, batas antara udara dengan cairan
intra dan ekstrapulmoner dan untuk
membedakan antara pneumotoraks spontan
primer dan sekunder.
.
PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya, penatalaksanaan pneumotoraks
adalah Primary Survey :
Airway Assessment :
perhatikan patensi airway
Bebaskan jalan napas dengan melakukan chin lift
atau jaw thrust.
Reposisi kepala, pasang collar-neck
lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau
intubasi
Breathing Assesment :
Periksa frekuensi napas
Perhatikan gerakan respirasi
Palpasi toraks
Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
Lakukan tindakan bedah emergency untuk
atasi tension pneumotoraks, open
pneumotoraks, hemotoraks, flail chest
Management :
Resusitasi cairan dengan
Circulation Assesment
memasang 2 iv lines
Periksa frekwensi Torakotomi emergency
denyut jantung dan bila diperlukan
denyut nadi Operasi Eksplorasi
Periksa tekanan darah vaskular emergency
Tindakan Bedah
Pemeriksaan pulse
Emergency
oxymetri 1. Krikotiroidotomi
Periksa vena leher 2. Trakheostomi
dan warna kulit 3. Tube Torakostomi
(adanya sianosis) 4. Torakotomi
5. Eksplorasi vascular
PENCEGAHAN
Pada penderita PPOM, berikan pengobatan
sebaik-baiknya, terutama bila penderita batuk.
Pemberian bronkodilator, antitusif ringan
sering dilakukan dan penderita dianjurkan
kalau batuk jangan keras-keras. Penderita juga
tidak diperbolehkan menganngkat barang
berat atau mengejan terlalu kuat
Penderita tuberculosis paru harus diobati
dengan baik sampai tuntas.
PROGNOSIS
Secara umum kalau dilakukan terapi yang
efektif prognosisnya bonam, kecuali kalo
penderita menjadi perokok berat(factor resiko
pneumothorax spontan) juga kalo terapi
Tb/penyakit dasarnya gak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai