Anda di halaman 1dari 13

Disusun oleh:

Fajria Karim (13330137)


Nur Annisa Pardisa (13330090)
Syifa Fauziah (13330084)
Nur Aziza Rofa (13330070)
Riska Choirunnisa (13330024)
Fauzi Aldino (14330043)
Abdul Husni (14330078)
Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai senyawa
yang mampu menghambat atau mencegah terjadinya
oksidasi.
Antioksidan merupakan molekul yang berkemampuan
memperlambat ataupun mencegah oksidasi molekul lain.
Oksidasi merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer
elektron dari satu zat ke oksidator. Reaksi oksidasi dapat
menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai,
menyebabkan kerusakan sel tubuh.
Fungsi Antioksidan

Secara sederhana antioksidan dinyatakan sebagai


senyawa yang mampu menghambat atau mencegah
terjadinya oksidasi. Antioksidan yang dipakai kemudian
didaur ulang oleh antioksidan lain untuk mencegahnya
menjadi radikal bebas (bagi dirinya sendiri) atau tetap
dalam bentuk tersebut tetapi dengan struktur yang tidak
dapat merusak molekul lainnya.
Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang
berupa enzim antara lain superoksida dismutase,
glutathione peroxidase, perxidasi dan katalase.
Antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman
atau hewan yaitu tokoferol, vitamin C, betakaroten,
flavonoid dan senyawa fenolik.
Antioksidan sintetik,yang dibuat dari bahan-bahan
kimia yaitu Butylated Hroxyanisole (BHA), BHT,
TBHQ, PG dan NDGA yang ditambahkan dalam
makanan untuk mencegah kerusakan lemak.
Radikal bebas didefinisikan sebagai
atom/molekul/senyawa yang mengandung satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan. Karena secara
kimia, molekulnya tidak berpasangan, radikal bebas
cenderung untuk bereaksi dengan molekul sel tubuh.
Kemudian menimbulkan senyawa tidak normal
(radikal bebas baru yang lebih reaktif) dan memulai
reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel penting.
superoksida (O2-),
hidroksil (OH-),
nitroksida (NO),
Hidrogen peroksida (H2O2),
asam hipoklorit (HOCl),
thill (RS-)
Mekanisme Kerja Antioksidan
Inisiasi : Terbentuk radikal bebas, yaitu suatu
senyawa turunan asam lemak yang bersifat tidak
stabil dan sangat reaktif akibat dari hilangnya satu
atom hidrogen
Propagasi : Radikal bebas akan bereaksi dengan
oksigen dirubah membentuk radikal peroksi

Terminasi : Penggabungan dua radikal sehingga


menghasilkan hidroperoksida dan radikal asam
lemak baru
1. Antioksidan Primer

Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas baru karena
ia dapat merubah radikal bebas yangada menjadi molekul yang berkurang dampak
negatifnya yaitu sebelum sempat bereaksi. Antioksidan primer yang ada dalam
tubuh yang sangat terkenal adalah enzim superoksida dismutase.
Enzim ini sangat penting sekali karena dapat melinduhngi hancurnya sel-sel dalam
tubuh akibat serangan radikal bebas. Bekerjanya enzim ini sangat idpengaruhi oleh
mineral-mineral seperti mangan, seng, tembaga dan selenium yang harus terdapat
dalam makanan dan minuman.

2. Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang berfungsi menangkap radikal


bebas serta mencegah terjadinya reaksiberantai sehingga tidak terjadi keursakan
yang lebih besar.
Contoh yang populer, antioksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, dan
betakaroten yang dapat diperoleh dari buah-buahan.
3. Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-
sel dan jaringan yang rusak karena serangan radikalbebas.
Biasanya yang termasuk kelompok ini adalah jenis enzim
misalnya metionin sulfoksidan reduktase yang
dapatmemperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim tersebut
bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker.

4. Oxygen Scavanger
Antioksidan yang termasuk oxygen scavanger mengikat oksigen
sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi, misalnyavitamin
C.E. Chelators/Sequesstrants Mengikat logam yang mampu
mengkatalisis reaksi oksidasi misalnya asam sitrat dan asam
amino.Tubuh dapat menghasilkan antioksdan yang berupa
enzim yang aktif bila didukung oleh nutrisi pendukung atau
mineralyang disebut juga ko-faktor.
Efek Penggunaan Antioksidan

Antioksidan bisa menyebabkan tubuh kebal


terhadap insulin, sehingga asupan gula yang
masuk dalam tubuh tidak bisa dipecah oleh
hormon insulin dan risiko diabetes pun semakin
meningkat
Pendekatan terbaik untuk menentukan penggunaan antioksidan dalam
formulasi kosmetik adalah dengan jalan empiris. Publikasi riset dengan subjek
antioksidan hanya bisa digunakan sebagai data atau panduan tambahan untuk
menyiapkan tes dengan formula sebenarnya.

Pemilihan antioksidan dalam formula kosmetik Boehm dan Williams


menunjukkan bahwa selain memiliki aktivitas antioksidan, untuk digunakan dalam
kosmetik sebuah antioksidan harus memiliki sifat fisik dan fisiologis tertentu,
antara lain:
1. Antioksidan tidak boleh memberikan bau atau rasa untuk persiapan untuk
yang ditambahkan
2. Antioksidan harus hampir netral dalam reaksi
3. Antioksidan harus mudah dan pasti larut dalam substrat
4. Antioksidan harus terbukti aman secara farmakologis aman Kriteria di atas
berlaku untuk produk farmasi dan makanan dan sama baiknya diterapkan
untuk kosmetik, dengan tambahan bahwa antioksidan dalam kosmetik harus
terbukti aman secara dermatologis dan bebas dari efek iritasi.
Antioksidan dinyatakan sebagai senyawa
yang mampu menghambat atau mencegah
terjadinya oksidasi.Antioksidan
Radikal bebas merupakan molekul yang
memiliki satu atau lebih electron yang tidak
berpasangan, sehingga akan bereaksi dengan
molekul sel tubuh.
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai