Anda di halaman 1dari 32

docstoc.

com
WHO memberi
WHO (Maret 2003)
menyatakan perlunya nama penyakit ini
Kewaspadaan global sebagai
suatu penyakit , yang Severe Acute
Belum teridentifikasi Respiratory Syndrome
jelas etiologi dan (SARS)
pengobatannya atau penyakit
pernapasan akut
berat.
SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrome )
merupakan penyakit saluran nafas pada
manusia yang disebabkan oleh coronavirus.
Melalui Droplet Melalui Kontak Melalui Udara
Berasal dari bersin Langsung, kontak Belum jelas,
/ batuk / bicara antara 2 org sejauh ini belum
dapat terpancar Tdk Langsung, terbukti.
1-2 meter. melalui bahan
Menginfeksi bahan yg
melalui mata, terkontaminasi.
hidung, atau
mulut.
TANDA & GEJALA
Demam tinggi (temperatur > 380C).
Gejala pernafasan : batuk, sesak nafas, nyeri dada
Pusing
otot kaku
nafsu makan menurun
lesu
Bingung
kemerahan di kulit
Definisi kasus Suspek SARS
1. Seseorang yang telah setelah 1 Nopember 2002
datang dengan
Demam tinggi (>38C) dan
Batuk atau kesulitan bernafas dan
Satu atau lebih dari paparan berikut ini dalam waktu
10 hari sebelum timbulnya gejala :
Kontak erat dengan penderita SARS (suspek atau probable)
Riwayat perjalanan kedaerah dimana terjadi transmisi lokal
Tinggal didaerah dimana terjadi baru baru ini terjadi
transmisi lokal
2. Seseorang dengan penyakit pernafasan akut
yang berakhir dengan kematian setelah 1
Nopember 2002 dimana tidak dilakukan
autopsi . Dan satu atau lebih dari paparan
berikut ini dalam waktu 10 hari sebelum
timbulnya gejala :
Kontak erat dengan penderita SARS (suspek atau
probable)
Riwayat pejalanan ke daerah dimana terjadi
transmisi lokal
Tinggal di daerah terjadi baru baru ini transmisi
lokal
Definisi Kasus Probable SARS .

Kasus suspek SARS dengan gambaran infiltrat yg


sesuai dengan pneumonia atau Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS) pada foto toraks.

Kasus suspek SARS dengan hasil positif untuk SARS


corona virus pada satu atau lebih pemeriksaan (assay)

Kasus suspek dengan hasil autopsi yg konsisten


dengan gambaran ARDS tanpa penyebab yang jelas.
Pemeriksaan laboratorium
Darah tepi lengkap
Fungsi hati,kreatinin
fosfokinase,ureum,elektrolit,C-reactive protein
Pemeriksaan lain untuk differential diagnose
Tes molekuler [RT-PCR]
Test anti bodi: Elisa dan IFA
Kultur sel
Pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran
infiltrat yang sesuai dengan pneumonia atau
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
PENATALAKSANAAN
Isolasi
Perhatikan :
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital (tensi, nadi, frekuensi napas, suhu)
Terapi suportif
Antibiotik
Kortikosteroid
Ribavirin
MERS - CoV
PENDAHULUAN

MERS Cov adalah singkatan dari Middle East


Respiratory Syndrome CoronaVirus

Virus ini merupakan jenis baru dari keompok


Coronavirus (Novel Coronavirus).

Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan


Maret 2012 di Arab Saudi.
MERS-CoV adalah penyakit sindroma
pernapasan yang disebabkan oleh virus
corona yang menyerang saluran pernapasan
mulai dari yang ringan sampai berat.

Median usia 49.5 tahun (range 2-94 thn)

64% kasus laki-laki.


NEGARA YANG TERSERANG
Ada 9 negara yang telah melaporkan kasus
MERS-CoV ( Perancis, Italia, Jordania, Qatar,
Arab Saudia, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni
Emirat Arab).

Semua kasus berhubungan dengan negara di


Timur Tengah (Jazirah Arab), baik secara
langsung maupun tidak langsung.
GEJALA MERS - CoV
Penderita yang terinfeksi akan mempunyai gejala
pernapasan akut dengan gejala demam, batuk dan
sesak napas, bersifat akut, biasanya pasien
memiliki penyakit komorbid.

Perkiraan sekitar 30% menyebabkan kematian


akibat sindroma pernapasan berat tetapi beberapa
penderita dilaporkan mempunyai gejala pernapasan
yang ringan.
SUMBER PENULARAN

Sumber penularan masih belum diketahui tetapi sumber


virus berasal dari binatang. MERS-CoV ini di temukan
pada unta di Qatar, Mesir dan Saudia Arabia, dan
kelelawar di Saudia Arabia.

Unta di beberapa negara dengan hasil positif antibodi


terhadap MERS-CoV ini yang awalnya unta ini sudah
terinfeksi MERS-CoV, tetapi dengan hasil ini belum
yakin apakah unta menjadi sumber utama virus MERS
tersebut.
Penelitian lebih lanjut di butuhkan mengenai
peranan unta, kelelawar dan binatang-binatang
lainnya yang menjadi sumber penularan dari virus
MERS ini.
CARA PENULARAN MERS-CoV
Virus ini dapat menular antar manusia secara
terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan
antar manusia secara luas dan berkelanjutan.
Mekanisme penularan belum diketahui.

Kemungkinan penularannya dapat melalui :


Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada
saat pasien batuk atau bersin.
Tidak langsung : melalui kontak dengan benda
yang terkontaminasi virus.
MERS-CoV ini tertular dengan kontak erat meliputi :

a. Seseorang yang memberikan perawatan pada


pasien mencakup petugas kesehatan atau
keluarga, atau seseorang yang memiliki kontak fisik
erat serupa;

b. Seseorang yang tinggal di tempat yang sama (mis :


tinggal bersama, berkunjung) dengan kasus
probabel atau terkonfirmasi ketika kasus sedang
sakit.
RISIKO TINGGI TERKENA MERS-CoV

1. Usia lanjut > 65 tahun


2. Anak dibawah 12 tahun
3. Ibu hamil
4. Menderita penyakit paru kronis
5. Mempunyai komorbid seperti penyakit kencing manis
(DM) dan hipertensi.
PENGOBATAN

Belum ada pengobatan yang di rekomendasikan


untuk MERS-CoV .

Terapi diberikan sesuai dengan gejala yang dialami


dan juga belum ada vaksin ditemukan untuk MERS
ini.
DETEKSI MERS-CoV
Virus corona diketahui dapat menimbulkan kesakitan pada
manusia mulai dari yang ringan sampai berat untuk itu kenali
manifestasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat.

Sebelum menentukan pasien suspek MERS-CoV harus dilakukan


penilaian melalui :
1. Gejala seperti demam dengan suhu tubuh 380 C, batuk dan
sesak , ditanyakan juga dengan riwayat berpergian dari negara
timur tengah 14 hari sebelum awal gejala.

2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan gambaran pneumonia


(radang paru)
3. Pemeriksaan radiologi : foto toraks dapat
ditemukan infiltrat, konsolidasi sampai gambaran
ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).

4. Laboratorium : ditentukan dari pemeriksaan PCR


dari swab tenggorok dan dahak.
PENCEGAHAN
1. Mencuci tangan anda dengan sabun dan air selama 20 detik dan
bantu anak-anak anda untuk melakukan cuci tangan seperti itu. Jika
sabun dan air tidak ada , anda bisa menggunakan hand sanitizer
yang mengandung alkohol.

2. Tutup hidung dan mulut dengan tisu ketika bersin maupun batuk
dan buang tisu ke tempat sampah.

3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang


belum dicuci.

4. Cegah kontak langsung seperti berbagi minuman dengan pesakit.

5. Hindari kontak dengan orang yang menderita flu.


DEFINISI KASUS
1. KASUS DALAM PENYELIDIKAN SUSPEK INFEKSI MERS-COV:

a.Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan

tiga gejala di bawah ini :

Demam ( 380 C) atau ada riwayat demam,

Batuk,

Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang


membutuhkan perawatan di rumah sakit. Perlu waspada pada pasien
dengan gangguan sistem kekebalan (immunocompromised) karena
gejala dan tanda tidak jelas.
DAN
Salah satu kriteria berikut :
1)Adanya klaster berikut penyakit yang sama dalam periode 14 hari,
tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali
ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain.
2)Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala yang sama
setelah merawat pasien ISPA berat (SARI/Severe Acute Respiratory
Infection) , terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif, tanpa
memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan
etiologi/penyebab penyakit lain.
3)Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara
terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan
etiologi/penyebab penyakit lain.
b. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) ringan sampai berat yang memiliki riwayat
kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus
probabel infeksi MERS-CoV dalam waktu 14 hari
sebelum sakit, tidak perlu menunggu hasil tes untuk
patogen lain sebelum pengujian untuk MERS-CoV.
2. KASUS PROBABEL
a. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis ,
radiologis atau histopatologis.

DAN

Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau hasil


laboratoriumnya negatif pada satu kali pemeriksaan specimen yang
tidak adekuat.

DAN

Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi


MERS-CoV.
b. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti
klinis, radiologis atau histopatologis
DAN
Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif (pemeriksaan
skrining hasilnya positif tanpa konfirmasi biomolekular).
DAN
Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus
konfirmasi MERS-CoV.
3. KASUS KONFIRMASI

Seseorang menderita infeksi MERS-CoV


dengan konfirmasi Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai