Anda di halaman 1dari 12

Perbandingan Kepatuhan

Wajib Pajak Sebelum dan


Sesudah Adanya Kebijakan
Tax Amnesty Di KPP
Pratama Cibinong
Nama : Nisrina Fauriza
NPM : 17214978
Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen
Dosen Pembimbing : Dr. Izzati Amperaningrum, SE., MM
Latar Belakang
Saat ini, sebagai bentuk reformasi perpajakan salah satu
agendanya adalah pengampunan pajak atau Tax Amnesty. Bila
kita melihat saat diterapkannya Undang Undang Nomor 28
tahun 2007 sebagai perubahan UU NO.6 tahun 1983 tenang
ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP)
diundangkan, banyak yang memperhatikan ketentuan
ketentuan tersebut terutama dalam pasal 37A dimana kebijakan
yang lebih dikenal dengan nama Sunset Policy ini telah
menimbulkan kelegaan banyak pihak.
Oleh karena itu, penelitian mengenai pengaruh tax amnesty
terhadap kepatuhan wajib pajak dan pengaruhnya jika mereka
mengikuti kebijakan tersebut diperlukan untuk melihat perilaku
masyarakat sebagai wajib pajak, bagaimana pengaruh tax amnesty
terhadap mereka dan untuk perkembangan kebijakan pemerintah
dalam hal fiscal berjalan efektif dan efisien atau malah sebaliknya.
Kepatuhan diperoleh dari bagaimana respon wajib pajak dalam
mengembalikan dananya yang terparkir di luar negeri. Sedangkan
pengaruh diperoleh dari perilaku wajib pajak setelah mengikuti tax
amnesty.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka
ditetapkan perumusan masalah dalam penelitian ilmiah ini sebagai
berikut:

1. Bagaimana kepatuhan wajib pajak sebelum dilakukannya


kebijakan tax amnesty ?
2. Bagaimana kepatuhan wajib pajak setelah dilakukannya
kebijakan tax amnesty ?
3. Bagaimana perbandingan kepatuhan wajib pajak sebelum dan
sesudah dilakukannya kebijakan tax amnesty ?
Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian,


maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kepatuhan
wajib pajak dari tahun 2012 2015 sebelum adanya
kebijakan tax amnesty dan kepatuhan wajib pajak setelah
adanya kebijakan tax amnesty yang diterapkan di tahun
2016.
Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penulisan ilmiah ini adalah :

1. Mengidektifikasi kepatuhan wajib pajak sebelum adanya


kebijakan tax amnesty.
2. Mengidentifikasi kepatuhan wajib pajak setelah adanya
kebijakan tax amnesty.
3. Membandingkan kepatuhan wajib pajak sebelum dan sesudah
adanya kebijakan tax amnesty.
Alat Analisis Yang Digunakan

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan data


yang diambil dari KPP Pratama Cibinong dengan seizin kantor wilayah
Jawa Barat III. Data yang digunakan untuk penelitian analisis kepatuhan
ini adalah jumlah wajib pajak baik orang pribadi maupun badan yang
memiliki NPWP, jumlah penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) ke
KPP Pratama Cibinong sebelum dan sesudah adanya kebijakan tax
amnesty, dan pendapatan KPP Pratama Cibinong tahun 2012-2015
sebelum adanya kebijakan tax amnesty dan sesudah adanya kebijakan tax
amnesty tahun 2016.
TABEL WAJIB PAJAK YANG MENGIKUTI
TAX AMNESTY WILAYAH CIBINONG
Wilayah Jumlah Yang Mengikuti Tax Total Wajib Pajak berdasarkan Persentase
Amnesty wilayah di KPP Pratama Cibinong

Babakan Madang 211 10.893 1,94%

Bojong Gede 128 41.603 0,31%

Cibinong 753 76.275 0,99%

Gunung Putri 943 71.308 1,32%

Gunung Sindur 92 10.192 0,90%

Kemang 84 12.717 0,66%

Parung 75 12.118 0,62%

Sukaraja 135 29.750 0,45%

Tajur Halang 58 12.762 0,45%

Total 2479 277.618 0,89%


TABEL HASIL ANALISIS WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI NPWP
SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA KEBIJAKAN TAX AMNESTY

Tahun Jumlah Wajib Pajak Yang Memiliki Rata Rata


NPWP

2012 165,362

2013 179,957
202,015 Jumlah wajib pajak
sebelum adanya
2014 211,912
kebijakan tax
2015 250,830
amnesty

2016 277,618 277,618

Jumlah wajib pajak setelah adanya kebijakan tax amnesty

Terjadinya peningkatan yang signifikan pada jumlah wajib pajak yang


memiliki NPWP setiap tahunnya, sehingga persentase peningkatan
wajib pajak yang memiliki NPWP sebelum dan sesudah adanya
kebijakan tax amnesty adalah 137,42%.
TABEL ANALISIS JUMLAH SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
DI KPP PRATAMA CIBINONG SEBELUM DAN SESUDAH
ADANYA KEBIJAKAN TAX AMNESTY

Tahun Jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) Rata Rata

2012 137,327

2013 132,354 143,562 Jumlah SPT di


KPP Pratama
2014 147,144 Cibinong
sebelum adanya
2015 157,425
kebijakan tax
amnesty
2016 169,423 169,423

Jumlah SPT di KPP Pratama Cibinong setelah adanya kebijakan tax amnesty

Terjadinya peningkatan pada jumlah SPT di KPP Pratama Cibinong


meskipun ada sedikit penurunan pada tahun 2013 namun meningkat lagi pada
tahun 2014 , sehingga persentase peningkatan sebelum dan sesudah adanya
kebijakan tax amnesty adalah 118,01%
TABEL ANALISIS PENDAPATAN NEGARA MELALUI TAX
AMNESTY DI KPP PRATAMA CIBINONG SEBELUM DAN
SESUDAH ADANYA KEBIJAKAN TAX AMNESTY
Tahun Pendapatan Rata -Rata

Jumlah
2012 Rp1,109,140,086,555
pendapatan
negara melalui
2013 Rp1,316,666,847,825 tax amnesty di
Rp1,552,780,888,589 KPP Pratama
2014 Rp1,739,678,363,107 Cibinong
sebelum adanya
2015 Rp2,045,638,256,870
kebijakan tax
amnesty
2016 Rp2,271,138,213,551 Rp2,271,138,213,551 Jumlah
pendapatan negara
Total Rp8,482,261,767,908 melalui tax
amnesty di KPP
Pratama Cibinong
sesudah adanya
Terjadi peningkatan pada pendapatan negara melalui tax amnesty di KPP kebijakan tax
Pratama cibinong setiap tahunnya, sehingga persentase peningkatan amnesty
pendapatan sebelum dan sesudah adanya kebijakan tax amnesty adalah
146,26%
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Wajib pajak sebelum adanya kebijakan tax amnesty bersikap tidak patuh atau belum banyak
yang mematuhi kewajiban untuk membayar pajak, karena wajib pajak cenderung masih
sedikit dan tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) ke KPP Pratama Cibinong, belum
memiliki NPWP, dan pendapatan negara melalui pajak masih rendah.
2. Wajib pajak sesudah adanya kebijakan tax amnesty bersikap patuh atau sudah mengikuti
kebijakan pemerintah untuk melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak, karena
tingginya peningkatan jumlah wajib pajak dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) ke
kantor pajak disertai dengan meningkatnya pendapatan negara melalui tax amnesty di KPP
Pratama Cibinong.
3. Perbandingan kepatuhan wajib pajak sebelum dan sesudah adanya kebijakan tax amnesty
cenderung lebih membawa masyarakat bersikap lebih patuh untuk melaksanakan
kewajibannya yaitu membayar pajak, karena sebelum tax amnesty wajib pajak belum
mematuhi kewajibannya untuk membayar pajak sehingga masih sedikit atau tidak
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) nya ke kantor pajak diwilayahnya. Kemudian setelah
adanya kebijakan tax amnesty, terlihat dengan jelas adanya peningkatan jumlah wajib pajak
dan peningkatan wajib pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) jumlahnya
semakin naik setiap tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai