Anda di halaman 1dari 17

LIDAR

(LIGHT DETECTION AND RANGING)

MARIA GIOVANI MANEK


1525006
KONSEP LIDAR
LIDAR (Light Detection and Ranging)
adalah metode untuk mendeteksi
informasi dari target yang jauh
menggunakan properti cahaya yang
tersebar. Sensor LIDAR mengirimkan pulsa
laser dan mengukur waktu yang
dibutuhkan untuk sinyal merefleksikan
kembali ke sensor untuk menentukan
jarak ke target. Prinsip ini mirip dengan
prinsip yang digunakan untuk RADAR yang
menggunakan gelombang radio. Namun,
panjang gelombang yang digunakan
RADAR jauh lebih panjang dibandingkan
dengan LIDAR. Sensor LIDAR yang melekat
pada pesawat memberikan kualitas data
yang tinggi dan informasi resolusi yang
tinggi dari topografi permukaan dan fitur
permukaan.
SPESIFIKASI PANJANG GELOMBANG

Wavelength :
Infrared (1500 2000 nm) for
meteorology Doppler Lidar
Near-infrared (1040-1060 nm) for
terrestrial mapping
Blue-green (500-600 nm) for bathymetry
Ultraviolet (250 nm) for meteorology
KOMPONEN LIDAR
Secara teoritis LIDAR terdiri dari tiga komponen yaitu :
Global Positioning System (GPS)
Dalam system LIDAR, GPS dipakai sebagai system penentuan posisi wahana
terbang secara 3D (X, Y, Z atau L, B, h) terhadap system referensi tertentu ketika
melakukan survey LIDAR. Penentuan posisi dilakukan secara differensial sehingga bisa
mengamati posisi objek yang diam atau bergerak.Karena pengukuran posisinya dilakukan
secara real time maka metode penentuan GPS itu dinamakan Real Time Kinematics
Differential GPS (RTK-DGPS).
Inertial Navigation System (INS)
INS adalah suatu system navigasi yang mampu mendeteksi perubahan geografis,
perubahan kecepatan, serta perubahan orientasi dari suatu benda. Sistem ini mampu
mengukur besar perubahan sudut orientasi wahana terbang terhadap arah utara, besar
pergerakan sudut rotasi wahana terbang terhadap sumbu-sumbu horisontalnya,
percepatan wahana terbang, hingga temperature dan tekanan udara di sekitar wahana
terbang. Dari hasil pengukuran yang dapat dilakukan oleh INS, dapat dihasilkan informasi
berupa orientasi tiga dimensi serta posisi wahana terbang.
KOMPONEN LIDAR
Sensor Laser
Sensor LIDAR berfungsi untuk memancarkan sinar laser ke objek dan merekam
kembali gelombang pantulannya setelah mengenai objek. Pada umumnya gelombang yang
dipancarkan oleh sensor terdiri atas dua bagian, yaitu gelombang hijau dan gelombang infra
merah. Gelombang hijau berfungsi sebagai gelombang penetrasi jika suatu sinar laser
mengenai daerah perairan. Sinar hijau berfungsi untuk mengukur data kedalaman,
sedangkan sinar infra merah berfungsi untuk mengukur data topografi daratan atau
permukaan bumi. Kekuatan sensor LIDAR sangat erat kaitannya dengan:
Kekuatan sinar laser yang dihasilkan
Cakupan dari pancaran sinar gelombang laser
Jumlah sinar laser yang dihasilkan tiap detik
Sensor LIDAR memiliki kemampuan dalam pengukuran multiple return. Multiple
return digunakan untuk menentukan bentuk dari objek atau vegetasi yang menutupi
permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan dan dipantulkan tidak hanya mengenai
permukaan tanah, tetapi juga mengenai objek-objek yang ada di atas permukaan tanah.
Masing-masing pantulan yang dihasilkan diukur intensitasnya, sehingga diperoleh gambaran
atau bentuk dari objek yang menutupi permukaan tanah tersebut.
KOMPONEN LIDAR
PRINSIP KERJA LIDAR
Prinsip kerja LIDAR secara umum adalah
sensor memancarkan sinar laser pada target
kemudian sinar tersebut dipantulkan kembali ke
sensor. Berkas sinar yang ditangkap kemudian
dianalisis oleh peralatan detector. Perubahan
komposisi cahaya yang diterima dari sebuah target
ditetapkan sebagai sebuah karakter objek. Waktu
perjalanan sinar saat dipancarkan dan diterima
kembali diperlukan sebagai variable penentu
perhitungan jarak dari benda ke sensor. Pada
wahana yang dipilih (Pesawat terbang) dipasang
Laser Scanner, GPS, dan INS. Berdasarkan skala
produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka
dapat ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang
yang telah ditentukan tersebut pesawat melakukan
pemotretan/ penyiaman (scanning).
PRINSIP KERJA LIDAR
Pada saat laser scanner melakukan penyiaman sepanjang jalur terbang, pada setiap
interval waktu tertentu direkam posisinya (menggunakan GPS) dan orientasinya
(menggunakan INS). Proses ini dilakukan sampai seluruh jalur terbang yang direncanakan
dapat disiam. Pada tahap pemrosesan datanya dapat dibedakan dalam 3 bagian, yaitu
pemrosesan data GPS, INS, dan LIDAR. Pemrosesan GPS dan INS dilakukan terpisah secara
post processing sehingga didapatkan posisi dan orientasi Laser scanner sepanjang trayektori
(lintasan jalur terbang).
Prinsip pemrosesan signal radar dilakukan untuk menentukan jarak antara Laser
Scanner dengan obyek (misalnya atap gedung). Hal yang cukup menarik disini adalah akan
ditemukan 4 sistem koordinat, yaitu: Sistem koordinat receiver GPS, Sistem koordinat INS,
Sistem koordinat Laser Scanner, dan Sistem koordinat peta. Dalam konteks fotogrametri, ke-4
sistem kordinat tersebut dapat dihubungkan dalam bentuk vektor. Vektor system koordinat
peta merupakan vektor resultan penjumlahan vektor sistem koordinat receiver GPS dengan
INS dan Laser Scannner.
PRINSIP KERJA LIDAR
Data awal setelah pengukuran Lidar yang didapatkan berupa :
Koordinat titik kontrol (BM) pengukuran dilapangan menggunakan GPS Geodetik
(Adjustment report) dan hasil GPS kinematik pesawat).
RAW data Lidar dalam format asli system LAS file.
Image photo berwarna medium format metric dalam format digital.
Peta jalur terbang.
KEUNTUNGAN & KELEMAHAN LIDAR
Keuntungan dari pemanfaatan teknologi LIDAR antara lain:
LIDAR menggunakan gelombang aktif sehingga akuisisi laser pun dapat dilakukan malam hari.
Tapi karena dalam paket system LIDAR sekarang sudah include dengan sensor kamera
(gelombang pasif) yang hanya bisa pekerja baik pada siang hari, maka akuisisi hanya dapat
dilakukan siang hari supaya kedua sensor dapat bekerja.
Sistem LIDAR dapat melakukan akuisisi jutaan titik x,y dan elevasi z dalam per jam jauh lebih
cepat dibandingkan dengan motede konvensional (survey ground).
Kerapatan point/titik ground yang dihasilkan per 1 meter sq minimal 1 point tapi bisa sampai 9
point tergantung permukaan dan tinggi terbang (metode akuisisi) serta FoV (Field of View/ sudut
pandang sensor ke bumi). Besaran pulse alat tidak begitu mempengaruhi, saat ini sudah ada
vendor yang mampu membuat alat LIDAR dengan pulse diatas 500kHz, pulse besar ini akan
maksimal jika pengambilan/akuisisi data dengan pesawat bisa terbang tinggi. Untuk wilayah
Indonesia negera tropis dimana awan berada di ketinggian 1000 s/d 1500 meter, maka pesawat
akan terbang di bawah awan. Untuk terbang dengan ketinggian dibawah 1000 meter, adalah
cukup menggunakan pulse 75-120 kHz dan FoV 18 s/d 25 deg.
Karena menggunakan pesawat udara, akses lebih mudah tentunya untuk
mengakuisisi/mencapai ke setiap bagian site. Dan disamping itu dapat menghindari kontak
langsung dengan masyarakat, yang menjadi masalah besar pada survey ground / konvensional
survey.
KEUNTUNGAN & KELEMAHAN LIDAR
Hanya butuh 1 titik control tanah (BM) untuk radius terbang akuisisi 30 sd 40 km dari titik
control tanah tersebut.
Mampu masuk disela-sela vegetasi, karena karekter gelombang nya seperti gelombang
ultraviolet dan menggunakan gelombang lebih pendek dari pada spectrum elektromagnetik
yaitu sekitar nm 1064.
Biaya lebih efisien dan efektif, jika area > 1.000 ha. Survey ground untuk 1.000 ha bisa 1,5M
sampai 2M, jika menggunakan system LIDAR dibawah 1M.

Kekurangan atau kelemahan teknologi LIDAR adalah


Sensor LIDAR system tidak bekerjaan maksimal jika terhalang awan/kabut.
Pulse tidak dipantulkan dengan baik jika objek-objek pantul basah (berair). Karena pulse
Topographic LIDAR akan diserap / hilang jika mengenai air seperti sungai atau pemukaan
yang masih basah akhibat embun atau hujan. LIDAR yang digunakan untuk Hydrographic
berbeda dengan Topo, untuk Hydro dikenal dengan nama SHOALS atau singkatan dari
Scanning Hydrographic Operational Airborne LIDAR Survey. System ini mampu mengakuisisi
permukaan air dan kedalaman air 50 s/d 60 meter dari permukaan air.
KEUNTUNGAN & KELEMAHAN LIDAR
Dalam kondisi vegetasi yang sangat rapat cahaya matahari pun tidak bisa masuk di sela-
sela dedaun, maka dapat dipastikan pulse LIDAR juga tidak akan mampu masuk sampai ke
ground (tanah).
Akurasi data LIDAR atau ketelitiaan yang dihasilkan LIDAR bervariatif, sangat bergantung
pada kondisi permukaan: terbuka lunak, terbuka keras, semak beluka, hutan rawa, hutan
keras, hutan virgin dan lain-lain. Untuk area terbuka keras ketelitan bisa mencapai dibawah
5 cm. Ketelitian Horizontal 2 kali s/d 5 kali lebih jelek dari dari ketelitian Vertikal.
APLIKASI/KEGUNAAN LIDAR
Teknologi LIDAR memiliki aplikasi dalam bidang pertanian dan perkebunan, arkeologi,
biologi dan konservasi, geomorfologi dan geofisika, transportasi, dan militer.
Pertanian dan Perkebunan
LIDAR dapat digunakan untuk membantu petani menentukan areamana dari bidang
lahan mereka untuk menerapkan persebaran pupuk. LIDAR dapat membuat peta
topolagi dari ladang dan mengungkapkan kelerengan dan paparan sinar matahari dari
tanah pertanian.
Arkeologi
LIDAR memiliki banyak aplikasi dalam bidang arkeologi, termasuk membantu dalam
perencanaan survey lapangan, pemetaan fitur bawah kanopi hutan, dan memberikan
gambaran luas detail. LIDAR juga dapat membantu arkeolog untuk membuat model elevasi
digital (DEM) resolusi tinggi dari sius-situs arkeolog, yang dapat mengungkapkan mikro-
topografi yang tersembunyi oleh vegetasi.
APLIKASI/KEGUNAAN LIDAR
Biologi dan Konservasi
LIDAR banyak diaplikasikan di bidang kehutanan. Kanopi ketinggian, pengukuran biomassa,
dan luas daun semua bisa dipelajari dengan menggunakan sistem LIDAR. Peta topografi juga
dapat dihasilkan dengan mudah dari LIDAR, termasuk untuk penggunaan dalam varian
produksi dari peta kehutanan.
Geomorfologi dan Geofisika
Peta resolusi tinggi elevasi digital yang dihasilkan oleh LIDAR telah memacu kemajuan
signifikan dalam bidang geomorfologi. Kemampuan LIDAR untuk mendeteksi fitur topografi
halus seperti teras sungai dan tepi saluran sungai, mengukur elevasi permukaan tanah di
bawah kanopi vegetasi, menghasilkan turunan spasial elevasi, dan mendeteksi perubahan
elevasi pada suatu permukaan bumi. Dalam geofisika dan tektonik, kombinasi pesawat
berbasis LIDAR dan GPS telah berevolusi menjadi alat penting untuk mendeteksi kesalahan
dan mengukur material pengangkatan. Output dari kedua teknologi dapat menghasilkan
model elevasi sangat akurat untuk medan yang bahkan dapat mengukur elevasi tanah
melalui pepohonan.
APLIKASI/KEGUNAAN LIDAR
Transportasi
LIDAR telah digunakan dalam sistem Adaptive Cruise Control (ACC) untuk mobil. Sistem
seperti yang oleh Siemens dan Hella menggunakan perangkat LIDAR dipasang pada bagian
depan kendaraan, seperti bumper, untuk memantau jarak antara kendaraan dan setiap
kendaraan di depannya. Kendaraan di depan melambat atau terlalu dekat, ACC
menerapkan rem untuk memperlambat kendaraan. Ketika jalan di depan jelas, ACC
memungkinkan kendaraan untuk mempercepat ke preset kecepatan oleh pengemudi.
Militer
Beberapa aplikasi LIDAR untuk militer memberikan citra resolusi yang lebih tinggi dalam
mengidentifikasi target musuh, seperti tank. Nama LIDAR lebih umum dipakai di dunia
militer. Contoh aplikasi militer LIDAR diantaranya Tambang Laser Airborne Detection System
(ALMDS) untuk counter-tambang peperangan dengan Arete Associates. Sebuah laporan
NATO (RTO-TR-SET-098) menyebutkan bahwa: berdasarkan hasil sistem LIDAR, satuan tugas
merekomendasikan bahwa pilihan terbaik untuk aplikasi jangka dekat (2008-2010) dari
stand-off sistem deteksi UV LI. Long-Range Standoff Detection System Biologi (LR-BSD)
dikembangkan untuk Angkatan Darat AS untuk memberikan peringatan sedini mungkin
atas serangan biologis. Ini adalah sistem udara yang dibawa oleh helikopter untuk
mendeteksi awan aerosol buatan yang mengandung senjata biologi dan kimia pada jarak
jauh.
CONTOH DATA LIDAR
REFERENSI
https://geomusa.com/2015/10/light-detection-and-ranging-lidar/
https://hmtgeodesiundip.com/blog/light-detection-and-ranging-lidar/
http://www.lidarindonesia.com/kutipan-email-raharjo/
https://www.slideshare.net/enoeno1/teknologi-lidar-dan-aplikasinya

Anda mungkin juga menyukai