Anda di halaman 1dari 15

TERAPI SUPPORTIF KELOMPOK DAN

TERAPI SELF HELP GROUP (SHG)


Miftakhul Ulfa 166070300111013
Elok Yulidaningsih 166070300111006
Edi Santoso 166070300111044
BAB I
PENDAHULUAN
Komitmen keperawatan Sasaran askep jiwa Prevalensi di
keswa (pengkajian, Kondisi Insonesia:
diagnosis, pengobatan) upaya Gangguan mental
berat usia lebih 15
tahun (0,46%),
gangguan mental
emosional pada usia
lebih 15 tahun (11,6%)
(depkes RI, 2008)
Upaya/solusi: Penyebab:
Psikoterapi (terapi Pola asuh tidak optimal,
suportif dan self help lingkungan tidak mendukung
group/SHG) perkembangan, kemiskinan,
pendidikan rendah, penyakit
fisik kronis
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana aplikasi dalam pelaksanaan Terapi Support Group dan Terapi Self Help Group ?

TUJUAN
TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui aplikasi dalam pelaksanaan Terapi Support Group dan Terapi Self Help Group ?

TUJUAN KHUSUS
Memahami konsep Terapi Support Group dan Terapi Self Help Group ?

Menganalisa prosedur pelaksanaan pelaksanaan Terapi Support Group dan Terapi Self Help Group berdasarkan jurnal
penelitian maupun text book?

Mampu mempraktekkan pelaksanaan Terapi Support Group dan Terapi Self Help Group (SHG)?

MANFAAT
MANFAAT TEORITIS
Menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan jiwa mengenali konsepTerapi
Support Group dan Terapi Self Help Group (SHG).

MANFAAT PRAKTIS
evidence based practice dalam melakukan Terapi Support Group dan Terapi Self Help Group (SHG)
terutama dalam menghadapi masalah psikososial yang sering muncul pada kelompok usia remaja.
BAB II
LANDASAN TEORI

TERAPI SUPPORT GROUP

Terapi suportif merupakan salah satu bentuk terapi kelompok psikoterapi yang
berbeda dari terapi lainnya karena bersifat ekletik dan tidak tergantung pada satu
konsep atau teori, serta menggunakan psikodinamika untuk memahami perubahan
perilaku akibat faktor bipsikososial dengan penekanan pada respon koping
maladaptif (Stuart & Laraira,2005).
Ditujukan kepada klien baik secara individu maupun secara berkelompok. Terapi
suportif merupakan bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada berbagai
situasi dan kondisi.
TERAPI SELF HELP GROUP

Self help group adalah sekumpulan orang yang dimana mempunyai keinginan untuk
berbagi pengalaman untuk mengatasi gangguan jiwa atau meningkatkan
kemampuan kognitif dan emosional agar mencapai kesejahteraan (Wikimedia,
2006).
TUJUAN TERAPI SUPPORT GROUP DAN TERAPI SELF HELP GROUP

Tujuan Terapi Support Group


memberikan dukungan terhadap klien sehingga mampu menyelesaikan krisis yang
dihadapinya dengan cara membangun hubungan yang bersifat suportif antara
klien-terapis, meningkatkan kekuatan klien, meningkatkan kemampuan klien
menggunakan sumber kopingnya, meningkatkan otonomi klien dalam keputusan
tentang pengobatan, meningkatkan kemampuan klien mencapai kemandirian
seoptimal mungkin, serta meningktakan kemampuan mengurangi distress subyektif
dan respon koping yang maladaptif.

Tujuan Terapi Self Help Group


mengembangkan empati diantara sesama anggota kelompok dimana sesama
anggota kelompok saling memberikan penguatan untuk membentuk koping yang
adaptif. Berbeda dengan terapi kelompok yang lainnya pada Self Help Group
perawat hanya berperan sebagai fasilitator.
INDIKASI TERAPI SUPPORT GROUP

Gangguan kepribadian, gangguan dalam belajar, autis, tuna grahita, retardasi


mental, penurunan berat badan, nervosa/bulimia
Masalah keperawatan resiko; resiko bunuh diri, ketidakberdayaan
keputusasaan
Masalah gangguan kesehatan jiwa dan fisik; gangguan jiwa, penyakit fisik
seperti penyakit kronis dan terminal.
Prosedur Pelaksanaan Terapi Suportif

Sesi pertama
Mengidentifikasi kemampuan klien dan sumber pendukung yang ada pada diri klien.
Mendiskusikan dengan klien mengenai: apa yang diketahuinya mengenai masalah
pada diri klien, cara yang bisa dilakukan dan hambatannya dalam mengatasi
masalah.
Sesi kedua
Menggunakan sistem pendukung dalam diri klien, monitor, dan hambatannya.
Dalam sesi ini mendiskusikan dengan klien mengenai kemampuan positifnya
menggunakan sistem pendukung dalam diri klien dan hambatannya, melatih serta
meminta klien untuk melakukan demonstrasi menggunakan sistem pendukung
dalam klien dengan melibatkan anggota kelompok lainnya.
Sesi ketiga
Menggunakan sistem pendukung diluar klien, monitor, dan hambatannya.
Pada sesi ketiga ini yang dilakukan adalah mendiskusikan dengan klien mengenai
kemampuan positifnya yang dimiliki klien dengan menggunakan sistem pendukung
diluar klien dan hambatannya, melatih serta meminta klien untuk melakukan
demonstrasi menggunakan sistem pendukung diluar klien dengan melibatkan
anggota kelompok yang lainnya.
Sesi keempat
Mengevaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber.
Kegiatan dalam sesi keempat ini adalah mengevaluasi pengalaman setiap anggota
yang dipelajari dan pencapaian tujuan, mendiskusikan hambatan dan kebutuhan
yang diperlukan berkaitan dengan penggunaan sumber pendukung yang ada baik di
dalam klien maupun diluar klien, dan cara memenuhi kebutuhan tersebut, serta
mendiskusikan kelanjutan dari perawatan setelah program terapi.
Terapi self help group

Langkah I
memahami masalah kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang
dihadapi oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa.
setiap anggota mengungkapkan masalah yang dihadapinya.
Langkah II
cara untuk menyelesaikan masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan daftar masalah yang sudah
dibuat.
Langkah III
memilih cara pemecahan masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara penyelesaian masalah
dan memilih cara penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan faktor
pendukung dan penghambat dalam penyelesaian masalah tersebut.
Langkah IV
melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play (bermain peran)
cara penyelesaian masalah yang telah dipilih.
Langkah IV
pencegahan kekambuhan
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara-cara mencegah kekambuhan
tanda dan gejala kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan
terjadi.
BAB III
ANALISIS

Terapi suportif berguna untuk peningkatan fungsi secara psikologis, sedangkan


mutual support (dukungan yang bermanfaat) adalah suatu proses partisipasi
dimana terjadi aktifitas berbagi berbagai pengalaman, situasi dan masalah
yang difokuskan pada prinsip memberi dan menerima, mengaplikasikan
keterampilan sosial dan pengembangan pengetahuan dari masing-masing
anggota kelompok.
Self help group secara umum untuk membangun diri dan dapat dilakukan
pada semua kondisi mengatasi masalah emosional, ketidakmampuan fisik,
gangguan makan dan ketergantungan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk menciptakan remaja berkualitas perlu dilakukan berbagai upaya tindakan nyata
dengan cara mempersiapkan generasi muda yang kuat dan tahan dalam menghadapi
berbagai macam tantangan hidup melalui pendekatan psikoterapi, salah satunya adalah
terapi supportif kelompok dan terapi self help group. Agar dapat melalui masa
remajanya dengan baik, sangat penting peran orang tua, guru, tokoh masyarakat dan
masyarakat sekitarnya dalam memberikan bimbingan dan teladan.
Saran
Jadikan evidence based terhadap keilmuan di bidang Pendidikan Keperawatan dengan
lebih mengeksplorasi konsep dan teori keperawatan jiwa dalam mengembangkan
metode pendekatan psikoterapi khususnya terapi support kelompok dan terapi self help
group.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai