Anda di halaman 1dari 34

dipresentasikan : Eustakia Y. Ega Pena S.

Ked

Pembimbing : dr. Eunike Cahyaningsih Sp. M

SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG
Pendahuluan
Trauma kimia pada
Trauma mata dapat
mata merupakan salah
disebabkan oleh
satu keadaan Penatalaksanaan yang
berbagai hal, namun di
kedaruratan diberikan terutama
sini, kami akan
oftalmologi karena melakukan irigasi
membahas tentang
dapat menyebabkan secepatnya dengan
trauma kimia pada
cedera pada mata, baik bahan fisiologis atau
mata yang melibatkan
ringan, berat bahkan air bersih
trauma akibat basa dan
sampai kehilangan
asam pada mata
penglihatan.
Anatomi dan Fisiologi Mata
Definisi
Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai
bola mata akibat terpapar bahan kimia baik yang bersifat asam
ataupun basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.

Trauma kimia diakibatkan oleh zat asam dengan pH <7 ataupun zat basa pH >7
yang dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata. Tingkat keparahan
trauma ditentukan dengan jenis, volume, konsentrasi, durasi pajanan, dan
derajat penetrasi dari zat kimia tersebut
Menurut United States Eye Injury
Registry (USEIR), frekuensi kasus
trauma kimia di Amerika Serikat
mencapai 16 %, Lebih banyak
pada laki-laki (93 %) dengan
umur rata-rata 31 tahun.

Di Amerika Lebih dari 60%


kecelakaan terjadi di tempat
kerja, 30% terjadi di rumah, dan
10% terjadi akibat serangan
Koagulasi Protein pada mata
akibat trauma asam

Asam dipisahkan dalam Sulfuric acid (H2SO4) pada


dua mekanisme, yaitu ion aki mobil dan bahan
hidrogen dan anion dalam pembersih industry,
kornea. Molekul hidrogen Sulfurous acid (H2SO3) pada
merusak permukaan okular pengawet sayur dan buah,
dengan mengubah pH, Hydrofluoric acid (HF) efek
sementara anion merusak sama dengan trauma basa,
dengan cara denaturasi ditemukan pada pembersih
protein, presipitasi dan karat, pengkilat
koagulasi aluminuium dan
penggosok kaca,
Acetic acid (CH3COOH)
pada cuka, dan
Hydrochloric acid (HCl) 31-
38% zat pembersih.
Bahan kimia asam

Asam cenderung berikatan


dengan protein

Menyebabkan koagulasi
protein plasma

Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang


membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut

Luka hanya terbatas pada


permukaan luar saja

Asam masuk ke bilik mata depan


Patofisiologi menimbulkan iritis dan katarak
Trauma Asam
Pada Mata Gangguan persepsi
penglihatan
Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena
bahan-bahan basa memiliki dua sifat, yaitu hidrofilik dan lipolifik,
yang dapat secara cepat penetrasi sel membran dan masuk ke bilik
mata depan, bahkan sampai retina.

Amonia (NH3), zat ini biasa ditemukan pada bahan pembersih rumah
tangga, zat pendingin, dan pupuk, NaOH, sering ditemukan pada
pembersih pipa, Potassium Hydroxide (KOH), seperti caustic potash,
Magnesium Hydroxide (Mg(OH)2), seperti pada kembang api, dan Lime
(Ca(OH)2), seperti pada perekat, mortar, semen, dan kapur.
Bahan kimia alkali

Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan


disertai disosiasi asam lemak membran sel
penetrasi lebih lanjut

Mukopolisakarida jaringan menghilang &


terjadi penggumpalan sel kornea

Serat kolagen kornea akan membengkak &


kornea akan mati

Edema terdapat serbukan sel polimorfonuklear


ke dalam stroma, cenderung disertai masuknya
pembuluh darah (neovaskularisasi)

Dilepaskan plasminogen aktivator &


kolagenase (merusak kolagen kornea )

Patofisiologi
Trauma Basa
Pada Mata Terjadi gangguan penyembuhan epitel

Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau


perforasi ke lapisan yang lebih dalam
Derajat 3: epitel kornea hilang
Derajat 1: kornea jernih dan tidak
total, stroma berkabut dengan
ada iskemik limbus (prognosis
gambaran iris tidak jelas dan sudah
sangat baik),
terdapat iskemik limbus
Derajat 2: kornea berkabut dengan (prognosis kurang), dan
gambaran iris yang masih terlihat
Derajat 4: kornea opak dan sudah
dan terdapat kurang dari 1/3
terdapat iskemik lebih dari
iskemik limbus (prognosis baik),
limbus (prognosis sangat buruk).
Epifora, blefarospasme, dan nyeri berat
Trauma yang bersifat asam : Penurunan
penglihatan akibat nekrosis superfisial kornea
Trauma yang bersifat basa : kehilangan
penglihatan sering bermanifestasi beberapa
hari sesudah kejadian
Pasien menceritakan telah tersiram cairan atau
tersemprot gas pada mata atau partikel-partikelnya
masuk ke dalam mata

Anmnesis
Perlu diketahui apakah terjadi penurunan visus
setelah cedera atau saat cedera terjadi. Nyeri,
lakrimasi, dan pandangan kabur, dicurigai adanya
benda asing intraokular apabila terdapat riwayat
trauma akibat ledakan.

Defek epitel kornea


Stroma yang kabur

Pemeriksaan Perforasi kornea


Reaksi inflamasi KOA

Fisik
Peningkatan TIO
Kerusakan kelopak mata
Inflamasi konjungtiva
Penurunan ketajaman penglihatan
- Pemeriksaan pH bola mata secara
berkala dengan kertas lakmus
- Pemeriksaan bagian anterior mata
dengan lup atau slit lamp
- Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan
indirek
- pemeriksaan tonometri
Trauma kimia karena jeruk lemon.
Vaskularisasi kornea terlihat jelas, dan
mata menjadi kering akibat kehilangan
sebagian besar sel goblet
Larutan normal saline (atau yang setara) harus digunakan untuk mengirigasi mata selama
15-30 menit sampai pH mata menjadi normal (7,3). Pada trauma basa hendaknya dilakukan
irigasi lebih lama, paling sedikit 2.000 ml dalam 30 menit. Makin lama makin baik. Jika
Irigasi perlu dapat diberikan anastesi topikal, larutan natrium bikarbonat 3%, dan antibiotik.

Dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata. Selain itu tindakan
Double eversi ini dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva
pada kelopak bulbi, dan konjungtiva forniks
mata

Pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik dapat terjadi re-epitelisasi pada
kornea.
Debridemen
STEROID Siklopegik Asam askorbat

Deksametason diberikan untuk Natrium askorbat


0,1% ED dan mengistirahatkan 10% topikal
Prednisolon 0,1% iris, mencegah diberikan setiap
ED diberikan iritis, dan sinekia 2 jam. Untuk
setiap 2 jam. Bila posterior. Atropin dosis sitemik
diperlukan dapat 1% ED atau dapat diberikan
diberikan Scopolamin sampai dosis 2 gr
Prednisolon IV 0,25% diberikan
50-200 mg. 2 kali sehari
Beta Bloker/karbonik
Antibiotik profilaksis
anhidrase inhibitor

Menurunkan tekanan intra Mencegah infeksi oleh


okular dan mengurangi kuman oportunis. Tetrasiklin
resiko terjadinya glaukoma efektif untuk menghambat
sekunder. Diberikan secara kolagenase, menghambat
oral asetazolamid (diamox) aktifitas netrofil, dan
500 mg. mengurangi pembentukan
ulkus. Dapat diberikan
bersamaan antara topikal
dan sistemik (doksisiklin 100
mg).
1. Pengembangan kapsul Tenon dan penjahitan
limbus, bertujuan untuk mengembalikan vaskularisasi
limbus juga mencegah perkembangan ulkus kornea

2. Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien


yang lain (autograft) atau dari donor (allograft),
bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea
menjadi normal

3. Graft membran amnion, untuk membantu


epitelisasi dan menekan fibrosis
Pemisahan bagian-bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bands dan simblefaron.

Pemasangan graft membran mukosa atau konjungtiva

Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata

Keratoplasti dapat ditunda sampai 6 bulan. Makin lama makin baik. Hal ini untuk memaksimalkan
resolusi dari proses inflamasi

Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat dikarenakan hasil
dari graft konvensional sangat buruk
Tujuan : Menghilangkan materi
penyebab sebersih mungkin

Irigasi Bahan Kimia

Pembilasan dilakukan selama Benda asing yang


Pembilasan dilakukan segera, bila mungkin dan paling sedikit 15-30
mungkin berikan anastesi topikal menit (60 mnt untuk trauma basa). melekat dan jaringan
terlebih dahulu. Pembilasan dengan
larutan non-toxic (NaCl 0.9%, Ringer
Untuk bahan asam dipergunakan
bola mata yang nekrosis
larutan natrium bikarbonat 3%,
Lactat dsb), sampai pH air mata sedangkan untuk basa digunakan harus dibuang (pada
kembali normal (dinilai dengan kertas larutan asam borat, asam asetat 0,5%
Lakmus). atau buffer asam asetat pH 4,5%
anak-anak, jika perlu
untuk menetralisir. dalam narkose)
Tujuan : Mencegah terjadinya penyulit

Prinsip : Mempercepat proses re-epitelisasi kornea,


Mengontrol tingkat peradangan, Mencegah infiltrasi
sel-sel radang, Mencegah pembentukan enzim
kolagenase, Mencegah infeksi sekunder Mencegah
peningkatan tekanan bola mata, Suplement / anti
oksidan, Tindakan pembedahan
Tujuan : Membatasi tingkat penyulit
Masalah :
Hambatan re-epitelisasi kornea
Gangguan fungsi kelopak mata
Hilangnya sel Goblet

Ulserasi stroma perforasi kornea


Tujuan : Rehabilitasi fungsi penglihatan
Masalah :
Disfungsi sel Goblet
Hambatan re-epitelisasi Kornea
Ulserasi stroma (gradasi III dan IV)
Prinsip :
Mempercepat proses re-epitelisasi kornea,
atau optimalisasi fungsi epitel permukaan
Dan seterusnya sesuai dengan phase II
Simblefaron (Gambar 9),
adalah gejala gerak mata
Kornea keruh, edema,
terganggu, diplopia, Sindroma mata kering,
neovaskuler
lagoftalmus, sehingga kornea
dan penglihatan terganggu

Katarak traumatik, trauma


basa pada permukaan mata Glaukoma sudut tertutup Entropion dan ptisis bulbi
sering menyebabkan katarak
Iskemik yang paling luas
pada pembuluh darah
Ditentukan oleh bahan
limbus dan konjungtiva
penyebab trauma tersebut
memberikan prognosis
yang buruk.

Bentuk paling berat pada


trauma kimia ditunjukkan
Derajat iskemik pada pembuluh dengan gambaran cooked
darah limbus dan konjungtiva fish eye yang memiliki
prognosis paling buruk,
dapat terjadi kebutaan
Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan
yang bersifat asam dengan pH < 7 dan bahan yang
bersifat basa dengan pH > 7

Trauma basa biasanya memberikan dampak yang


lebih berat daripada trauma asam

Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia


adalah irigasi mata dengan segera samapai pH mata
kembali normal dan diikuti dengan pemberian obat
terutama antibiotik,

Anda mungkin juga menyukai