Anda di halaman 1dari 22

DASAR

SENSOR & AKUISISI DATA

Sensor
Klasifikasi Sensor
Satuan Dasar
Akuisisi Data

ifad - Sensor & Aktuator 2


CONTOH APLIKASI Sensor 1
CONTOH APLIKASI Sensor 2

Alarm indikator
akan berbunyi
ketika posisi mobil Aplikasi
mencapai jarak Parking
aman minimum sensor

Jarak aman minimum


(reference value)
Aktuator adalah sesuatu yang mengubah energi
menjadi gerak.

Aktuator bisa digunakan untuk menerapkan suatu


kekuatan.
Aktuator biasanya adalah perangkat mekanis
yang membutuhkan energi, misalnya energi
yang diciptakan oleh udara, listrik atau cairan,
dan mengubahnya menjadi semacam gerakan.
1. Transduser mentransfer daya dari satu sistem
ke sistem lain dalam bentuk yang sama maupun
berbeda.
2. Tranduser juga dapat berperan sebagai aktuator di
dalam sebuah sistem sensor.
3. Tranduser bisa jadi adalah bagian dari sebuah sensor yang
kompleks, sebab kadang tidak dapat secara langsung
mengubahnya ke bentuk sinyal listrik sehingga diperlukan
tranduser-tranduser di bagian awal penerima stimulus.
1. Kaitannya dengan tranduser, sensor
dibagi dua yaitu:
a) Sensor Langsung (Direct Sensor)
b) Sensor Kompleks (Complex Sensor)

2. Berdasarkan kebutuhan sumber energi


dalam merespon stimulus, sensor terdiri
atas 2 yaitu:
a) Sensor Aktif
b) Sensor Pasif
Membutuhkan energi dari luar agar dapat
beroperasi (misalnya thermistor, resistive
strain gauge, dll).

Thermistor

Langsung mengubah stimulus menjadi


sinyal elektrik (misalnya thermocouple,
photodioda, piezoelectric, dll).
3. Berdasarkan pemilihan referensi
pengukuran, sensor ada 2 yaitu:
a. Sensor Absolut Sensor menggunakan referensi
absolut dalam mendeteksi stimulus.

b. Sensor Relatif Sensor menggunakan referensi


relatif terhadap kondisi tertentu dalam mendeteksi
stimulus.
4. Berdasarkan Spesifikasi

Biasakan melihat data sheet sensor!


5. Berdasarkan Material/ Bahan
6. Berdasarkan cara pendeteksian
7. Berdasarkan fenomena konversi
8. Berdasarkan bidang kerjanya
9. Berdasarkan
stimulus yang
diterima
Sistem akuisisi data
adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk mengambil,
mengumpulkan dan Akuisisi
menyiapkan data, hingga
memprosesnya untuk
Data
menghasilkan data yang
dikehendaki.

Perpaduan sensor,
tranduser/aktuator dan
rangkaian pemroses sinyal
akan membentuk sebuah
Sistem Sensor yang
memiliki fungsi tertentu
sesuai dengan tujuan
dikembangkannya sistem
tersebut.
Akuisisi Data

Sistem Sensor Parkir


Akuisisi Data
Diagram Blok Sistem Sensor Parkir

Fase pertama: MENGIRIMKAN SINYAL


Osilator menghasilkan getaran dengan frekuensi yg sama dengan frekuensi kerja transducer
ultrasonik, misalnya 40 kHz.

Sinyal output osilator dilewatkan pada saklar elektronik, yaitu gerbang TTL atau gerbang C-Mos,
sebelum dimasukkan ke penguat sinyal, sehingga dihasilkan deretan pulsa, misalnya 10 cycle untuk
setiap deretan sinyal.

Output penguat diberikan kepada transducer yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar),
sehingga secara periodik dapat memancarkan gelombang suara ultrasonic 10 cycle untuk setiap
"tembakan".

Transducer yang berfungsi sebagai receiver (penerima) yang bekerja selaku "microphone"
harus dibungkam, sehingga tidak menangkap gelombang yang sedang dipancarkan.
Lanjutan akuisisi data pada sistem parkir
Fase kedua adalah fase: "mendengarkan" pertama
Transmitter "dibungkam", tetapi sebaliknya,
"telinga" receiver dibuka lebar-lebar
siap menerima gelombang ultrasonic yang tadi diluncurkan.
Setelah sederetan gelombang ultrasonic (10 cycles) diluncurkan oleh
transmitter, dan jika gelombang tersebut mengenai suatu obyek,
maka gelombang tersebut akan dipantulkan,
dan sebagian terpantul mengarah ke transducer receiver dengan keterlambatan
tertentu, tergantung jarak obyek pemantul terhadap sumber gelombang.

Berapa waktu keterlambatan gelombang pantul,


dihitung dengan pendekatan sederhana menggunakan angka kecepatan
rambat gelombang bunyi di udara, 340 m/detik atau 330 m/detik.
Transducer yang berfungsi sebagai receiver akan mengubah gelombang-
gelombang (akustik) ultrasonic yang ditangkapnya, menjadi sinyal-sinyal listrik
dengan frekuensi sama, yaitu 40 kHz,
namun amplitudonya bisa bervariasi, tergantung jarak, bentuk dan sifat pantul
dari obyek pemantul.
Lanjutan akuisisi data pada sistem parkir
Fase kedua adalah fase: "mendengarkan" kedua

Sinyal listrik dari receiver dikuatkan secukupnya agar mencapai level yang
dapat dideteksi
oleh diode-diode detektor, menghasilkan tegangan DC namun memiliki
selubung (envelope)
sesuai frekuensi switch pada sistem transmitter ultrasonicnya, sehingga
merupakan pulsa-pulsa DC.

Frekuensi pulsa-pulsa DC tersebut dapat berubah-ubah, tergantung jarak obyek


pemantul.
Jika jarak pemantul cukup jauh, maka keterlambatan sinyal pantul (echo) akan
besar, sehingga frekuensi pulsa-pulsa DC akan rendah. Namun kalau jarak
obyek pemantul kian dekat, maka gelombang-gelombang pantul akan tiba lebih
cepat, frekuensi pulsa-pulsa
DC jadi lebih tinggi. Pulsa-pulsa DC dikuatkan oleh penguat suara, sehingga
cukup kuat untuk dapat diberikan ke Speaker yang akan menghasilkan isyarat
bunyi. Jika obyek berada cukup jauh, maka speaker menghasilkan nada
rendah, sedangkan kalau obyek lebih dekat, maka speaker menghasilkan nada
tinggi (melengking).
Cara Kerja Sederhana
TX dan RX bekerja bergantian
berdasarkan pengaturan
switch. Pembangkit
Tranduser
gelombang
pemancar
Ketika TX ON gelombang ultrasonik
(40KHz)
(TX)

ultrasonik dipancarkan.
Switch
Ketika RX ON akan
menangkap gelombang
Tranduser
ultrasonik. Pemrosesan
Gelombang
penerima
(RX)
Semakin dekat penghalang, maka
sinyal pantul akan ditangkap 100, 37 cm

lebih cepat. Display jarak

Kondisi inilah yang diproses lebih


lanjut untuk menentukan jarak,
mengeraskan alarm, dll Alarm
Referensi

Handbook Of Modern Sensors Physics,


Designs,and Applications 4th Edition
[Chapter 1]
Gunarta, L. Mengenal Sensor dan
Aktuator
Putra, D.S., Basic sensor dan akuisisi data
?????

Anda mungkin juga menyukai